Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Maaf Hanya Kusajikan Warteg dan Nasi Padang di MEA

10 Desember 2014   11:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:38 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh; Akhmad Sujadi

Setahun lagi pasar bebas negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) akan diberlakukan. Ya pada akhir 2015' konon negara anggota ASEAN akan bebas memasarkan produk, jasa dan mudah mempekerjakan orang di negara anggota ASEAN. Pertanyaanya apa untungnya apa ruginya bagi negeri ini terlibat dalam pasar bebas ASEAN? Sebagai negara berpenduduk terbanyak di kawasan regional, posisi Indonesia kemungkinan akan dijadikan pasar dibanding memasarkan produknya di luar negeri.

Mau jualan apa kita ke negeri orang? Produk bangsa kita yang mampu bersaing di pasar ASEAN  produk apa? Pertanyaan ini terus menjadi penggoda hatiku. Jawaban itu ketemu di Warung Tegal (Warteg) Kamis pagi (27/11), seperti biasa kami mangkal, sarapan pagi di Warteg di samping depan  Gedung Kompas Gramedia, Palmerah. Pas ngobrol ide menyandingkan Warteg dijajakan di luar negeri muncul ketika kami sarapan dengan Mas Leo dan sahabtku Pak Tuwadi yang asli Parakan, Temanggung Jawa Tengah, yang karyawan Gramedia.

Kenapa Warteg yang disuruh bersaing dengan produk luar negeri? Kenapa Warteg? Ya karena negeri ini miskin inovasi, kreasi sehingga produk industri kalah bersaing dengan barang-barang luar negeri. Maka kita pun harus jeli menawarkan barang yang keliahatnya sepele seperti  Warteg dan Rumah Makan Padang untuk disandingkan di Pasar bebas ASEAN yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi  ASEAN (MEA).

Lho  kok Warteg? Apakah orang negeri jiran, orang Malaysia, Singapur butuh  makanan yang murah meriah itu? Eeh  jangan salah, di negara sana banyak anak bangsa bermukim mencari nafkah dan berkah di negeri orang. Mereka butuh makan, minum dan rindu makanan khas Indonesia. Mula-mula....ehh  awalnya itu saja dulu pasar kita. Para pejuang tenaga kerja ini umumnya mereka kaum akar rumput yang bekerja di sektor informal, maka ekspansi Warteg dan Rumah Makan Padang di  luar negeri menjadi pilihan untuk disebarkan ke sejumlah negara ASEAN pada pelaksanaan pasar bebas regional, MEA mendatang.

Ketika kita berada di negeri orang ketemu orang sebangsa setanah air, tentu menjadi obat rindu kampung halaman, teman dan saudara di negeri orang.  Lah apalagi makan dengan menu negeri sendiri, kampung sendiri, wow suatu kenikmatan tiada tara. Karena itu kita harus yakin Warteg bisa disandingkan di luar negeri, khususnya di negara anggota ASEAN. Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, Filiphina, Vietnam, Myanmar dan negara lainya, dengan prioritas negara tempat orang Indonesia tinggal di negara ASEAN.

Bagaimana mengemas agar Warungnya orang berbahasa ngapak-ngapak ini mampu dan dapat bersaing di negara tetangga sementara di negera sendiri saja kalah bersaing dengan makanan cepat saji bikinan luar negeri? Ya tentunya kemasan,penampilan dan pelayanan harus dibenahi, dimanage dengan  kemasan yang baik.

Tata  letak makanan, penyajian, pelayanan  harus dikemas apik agar sajianya menarik, pelayananya standar dan jangan lupa, rasa dan kekhasan masakan Warteg juga harus enak. Sehingga lidah yang menikmati makanan khas nusantara ini ketagihan. Kita sering dipaksa  mengkonsumsi makanan luar negeri dari Eropa, Amerika dan negara Asia serta Afrika. Sekarang gantian dong kita coba paksa lidah mereka menikmati masakan negeri kita.

Kemasan Warteg modern dari mulai tampilan gerai, pelayanan dan mutu makanan sangat diperlukan untuk menyandingkan Warteg dan Warung Padang di luar negeri. Para credik pandai ahli makanan, ahli kemasan, ahli pemasaran dan sederet ahli di negeri ini, tolonglah, kemas Warteg dan nasi Padang dengan kemasan yang baik agar mampu bersaing di negeri orang.

Dampak dari pembukaan gerai-gerai Warteg di luar negeri akan dapat menumbuhkan bisnis ikutan. Kebutuhan bahan produksi tentu mengutamakan produk dalam negeri, sehingga dapat  mendorong  ekspor untuk memenuhi kebutuhan produksi. Ke depan para petani, peternak juga dapat dilibatkan dalam mensuplay kebutuhan Warteg yang membuka gerai di luar negeri. Warteg modern Warteg Indonesia tentu mampu  bersaing di MEA. ###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun