Rumah Kelola Sampah (RKS) merupakan produk inovasi lingkungan. RKS merupakan cara mengolah Sampah Berkonsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Langkah ini agar sampah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik, pakan ternak pendamping bahkan ke depan bisa mengganti  pelet. Dengan RKS sampah dapat diolah habis tanpa bekas.
 PT. Pelayaranan Nasional Indonesia (Persero)-PELNI yang  merajut mimpi menjadikan  Laut Indonesia  bersih  terus berinisiatif mewujudkan mimpinya, perseroan mengambil langkah-langkah nyata dalam menangani sampah untuk  diolah berkonsep 3R, suatu cara  pengolahan sampah berkesinambungan.
Ide membangun RKS bagi PELNI tercetus ketika  bagian PKBL/CSR PELNI bersinergi dengan Generasi Muda Cendekia (GMC), suatu lembaga non profit pegiat lingkungan yang mempelopori kegiatan merehabilitasi dan peduli lingkungan. Dalam dua tahun sejak 2018 PELNI-GMC telah berhasil  membangun RKS di Desa Barokah, Kota Batu Licin, Kabupaten Tanah Bumbu,  Kalimantan Selatan dan RKS Rahayu di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Seperti kita tahu laut Nusantara kini dipenuhi berbagai sampah baik dari daratan melalui pembuangan sampah ke laut maupun sampah dari daratan yang dibawa air sungai. PELNI sebagai perusahaan pelayaran penumpang kapal-kapalnya telah  mengolah Sampah Berkonsep 3R.  Langkah ini merupakan upaya agar sampah dari kapal dapat diolah habis tanpa bekas.
Keberadaan RKS PELNI Barokah di Kota Batu Licin yang dibangun pada 2018 ini telah menjadi ikon Kota Batu Licin. "RKS PELNI Barokah" telah membuka lapangan kerja bagi para relawan dan telah  memberkahi  masyarakat. Selain itu juga menjadi sarana berbagi  ilmu bagi generasi penerus bangsa.
Sebagai sarana pembelajaran beberapa sekolah di Kabupaten Tanah Bumbu  mulai tingakt  SD hingga SLTA menimba ilmu untuk mendapat pengalaman baru dari para relawan. Para guru telah menjadikan RKS PELNI Barokah menjadi sumber inspirasi untuk  memperkenalkan generasi muda membangun karakter,   cara hidup bersih dan hidup sehat dengan mengelola sampah secara baik. Mereka belajar cara mengolah sampah untuk pupuk organik, bahan kerajinan dan memilah sampah untuk bahan kerajinan dan sampah yang laku dijual.
Keberadaan RKS PELNI Barokah yang digawangi Abu Herman ini sudah seringkali dikunjungi siswa. Konsep pengolahan sampah 3R sangat  menarik minat para siswa untuk  kegiatan Pramuka. SMAN 1 Simpang Empat  telah belajar dengan mengundang Abu Herman  sang Implementator program  RKS PELNI Barokah untuk menjadi nara sumber berbagi  ilmu dan pengalamannya mengelola RKS.
Bahkan di Kabupaten Tanah Bumbu beberapa sekolah menjadikan RKS PELNI Barokah menjadi program penguatan pendidikan karakter dengan tema "Penguatan Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Penguatan karakter ini menjadi penting bagi para pendidik dan para  siswa, khuusnya SMAN 1 Simpang Empat dalam rangka persiapan mengikuti "Lomba Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2020. "Kami diminta memberikan bimbingan dan memfasilitasi cara mengolah sampah dengan "Bimbingan Karya 3R" untuk pembekalan para siswa untuk lomba," terang Abu Herman.
Bisa Dikembangkan Menjadi Sentra Telor Asin di Luar Jawa
 Keberdaan RKS PELNI Barokah akan terus menyebarkan virus kemakmuran bagi para relawan dan masyarakat sekitar. Kabar baik bagi para pengelola RKS, pupuk organik sebelum dipakai untuk memupuk tanaman dapat diolah menjadi "Magot". Apa itu Magot? Magot adalah hewan sejenis ulat yang tumbuh dari pembusukan sayuran dari sampah. Sampah organik  yang sudah dipisahkan, diberi telor serangga (lalat) dan akan menghasilkan ribuan, bahkan jutaan Magot. Magot ini telah terbukti efektif sebagai pakan ternak bebek untuk meningkatkan produksi telor.