Sejak diundangkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, sejak itu pula mulai muncul perusahaan perkeretaapian swasta di Indonesia. Transportasi berbasis rel di negeri ini bermula dibangun swasta antara Semarang-Tanggung sejauh 26 km, kemudian berkembang di Pulau Jawa, dibangun di  Sumatera, Madura dan bahkan pernah pula di Sulawesi sebelum dipindahkan ke Burma oleh penjajah Jepang waktu itu.
Peran swasta dalam pembangunan transportasi berbasis rel telah dibuka oleh pemerintah dengan lahirnya UUKA No. 23/2007. Undang-undang yang disyahkan dan diundangkan pada masa pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, belum serta merta swasta tertarik dan mulai membangun perkeretaapian di Indonesia.
Warga Jakarta telah mendengar, mungkin ada yang pernah melihat pembangun  Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Moda Raya Terpadu Jakarta. MRT merupakan sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan rel listrik. MRT Jakarta sebagian relnya ada didalam tanah dan sebagian yang lain melayang dari patung Senayan hingga di Lebak Bulus.
Pembangunan MRT dan LRT juga dibiyai negara melalui pinjaman ke pemerintah Jepang dan pendanaanya dibiayai pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta. MRT dan LRT Jakarta keduanya dikelola  BUMD, perusahaan berbentuk PT  tersebut milik Pemda DKI.  MRT merupakan perusahaan baru yang didirikan pada 17 Juni 2008. Sedangkan LRT akan dioperikan PT LRT, anak perusahaan  PT Jakarta Propertindo.
Pembangunan MRT dan LRT sebagai transportasi massal modern di ibu kota ini  merupakan upaya pemeritah mengurangi pengguna kendaraan pribadi. Dengan transportasi yang modern, cepat dan nyaman diharapkan dapat mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan angkutan umum. Â
Integrasi TransportasiÂ
Sementara sebelumnya jaringan kereta rel listrik (KRL) di Jakarta telah hadir sejak 25 April 1925 pada lintas Tanjung Priok-Mestercornelis, Jatinegara, jalur lingkar KRL Jakarta dan Manggarai-Bogor. Pada awalnya KRL berbodi kayu tersebut ditarik lokomotif listrik. KRL Â bersama Trem di Jakarta dulu menjadi cikal bakal kereta api perkotaan dan ke kota penyangga.
KRL Jabodetabek yang telah memperluas jaringan ke Rangkasbitung dan Cikarang saat ini menjadi tulang punggung transportasi ibu kota dan kota-kota penyangga Depok, Bogor, Bekasi, Tangerang dan Banten. KRL Â Jabodetabek berfungsi untuk mengangkut orang dari tempat tinggal ke tempat kerja dari daerah penyangga ke Jakarta dan sebaliknya.
Infrastruktur MRT Jakarta  fase I dari Lebakbulus-Hotel Indonesia sebagian melalui jalur layang,  dan sebagian yang lain melalui terowongan bawah tanah. Sementara infrastruktur fase I LRT Jakarta sudah terbangun dari Kelapa Gading ke Velodrom, Rawamangun sejauh 5,8 km. Kedua transportasi ini akan menjadi  gaya hidup para millenial ibu kota.