Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perjuangan Pelni Peduli Asmat ke Kota Agats

7 Februari 2018   06:59 Diperbarui: 8 Februari 2018   13:54 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Nakhoda KM Tatamailau, Capt. Ridwan Wijayanto, menyerahkan bantuan kepada Kepala Dinas Sosial Kabupaten Asmat mewakili Bupati, Tim "Pelni Peduli Asmat" berkesempatan menyusuri Kota Asmat. Tim menuju Posko penanganan gizi buruk dan campak. Mengunjungi Rumah Sakit Agats dan mengunjungi kantor Cabang PT Pelni (Persero) Agats.

Sungguh di luar dugaan, Ibu Kota Kabupaten Asmat di Kota Agats tidak seperti kota-kota lain di Jawa atau kota-kota di berbagai belahan Nusantara pada umumnya yang berupa tanah daratan luas. Kota Agats merupakan kota di atas rawa-rawa.

bersama pelanggan Pelni (foto dok. Pelni)
bersama pelanggan Pelni (foto dok. Pelni)
Secuil daratan hanya ada di dekat dermaga pelabuhan. Selebihnya rangkaian papan atau kayu di atas rawa-rawa sebagai penghubung antara jalan dan rumah-rumah warga menjadi ciri khas Ibu Kota Kabupaten Asmat ini.

Berkunjung ke Asmat seperti menyeberangi jembatan panjang, sempit sepanjang jalan. Di kanan kiri jalan terpasang papan dan sebagian cor yang menurut info pasirnya didatangkan dari luar Papua terdapat bangunan perkantoran, Puskesmas, masjid, rumah sakit, sekolah semua berdiri di atas papan di bawahnya rawa-rawa yang lama kelamaan makin tidak sehat sebagai sarana tempat tinggal dan aktivitas keseharian warga.

Sarana transportasi utama adalah perahu, berikutnya gerobag dorong ditarik tenaga manusia sebagai sarana mengangkut barang. Sepeda motor listrik menjadi pilihan karena sulitnya akses untuk distribusi BBM. Untuk BBM diutamakan untuk perahu mesin ke pedalaman yang tersebar dan jaraknya jauh.

Kondisi kota dengan 95 % rawa menjadikan budaya dan kehidupan di Kabupaten Asmat rentan terserang penyakit campak dan gizi buruk mengancam akan berlanjut bila relokasi warga untuk pindah ke daratan yang lebih baik tidak dilakukan.

Anak, ibu saudara-saudara kita di Kabupaten Asmat umumnya kurus-kurus. Perjuangan mereka mencari penghidupan yang minim fasilitas menjadikan Kabupaten Asmat sulit maju.

Menyelesaikan masalah Asmat tidak bisa hanya memberikan bantuan kemanusiaan saat ada musibah, namun solusi permanen harus diciptakan menuju masyarakat yang sehat dan beradab. Relokasi atau pindahkan kota ini ke daratan yang lebih layak. Papua merupakan pulau besar, buka lahan baru untuk pemukiman warga Asmat. Relokasi menjadi solusi permanen bagi warga. Penyediaan rumah subsidi layak dipindahkan dari Jawa ke Papua. Saatnya membangun Papua secara menyeluruh. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun