Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Negara Menjual BUMN

8 Oktober 2017   07:55 Diperbarui: 8 Oktober 2017   09:05 4454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dok. Kementerian BUMN

Contoh BUMN yang dulu tertatih-tatih rugi  dan berhasil disulap oleh professional adalah PT . KAI yang pada 2009 kedatangan Ignasius Jonan. Ia bersama Sulistyo Wimbo Hardjito cukup lima tahun saja untuk melakukan perubahan total pelayanan kereta api,  hasilnya? Masyarakat kini dapat menikmati angkutan kereta dengan aman dan nyaman. Masih banyak BUMN yang ditangani professional selain Jonan dan menunjukkan kinerja moncer.

BUMN tidak boleh dijual kepada swasta. Perkuat BUMN agar menjadi instrument ekonomi negara. Telah terbukti ketika BUMN jatuh ketangan swasta, pemerintah sangat sulit menerapkan kebijakan pro rakyat. Tak bisa dibayangkan bila Pertamina dikelola swasta, pemerintah akan sulit mengendalikan harga BBM. Selain sebagai pelaku eknomi, BUMN juga berperan menjadi agen pembangunan, dan penyeimbang harga-harga agar terkendali.

BUMN bukan mendominasi ekoonomi di negeri ini. Peran swasta jauh lebih besar. Tengok perusahaan perkebunan hampir  80 % dikuasai swasta, bahkan separoh dari perusahaan swasta merupakan perusahaan asing. Lalu tengok pula perusahaan property, seberapa besar peran BUMN? Akankah BUMN sebagai aset negara akan  habis dijual ke tangan swasta dan akhirnya jatuh ke asing? Pernyataan Kadin agar pemerintah menjual BUMN tentu tidak perlu kita lawan, namun kita jadikan cambuk, BUMN harus diperkuat dan menjadi kekuatan negara dalam pengelolaan ekonomi agar bangsa ini menjadi kuat. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun