Lebaran sudah menjadi tradisi rutin tahunan masyarakat Indonesia. Pasca menjalankan  ibadah puasa 1 bulan penuh umat Islam merayakan Hari Kemenangan,  Hari Raya Idul Fitri yang dikenal dengan lebaran. Salah satu tradisi lebaran adalah  bersilaturahmi dengan orang tua, sanak keluarga, kerabat dan teman-teman di lingkungan tempat tinggal,  lingkungan kantor, teman sekolah dengan penyelenggaraan reuni di kampung halaman.
Ritual tahunan ditandai tradisi  pulang kampung bersama keluarga ke tanah kelahiran atau tempat asal muasal mereka lahir. Warga  kota  akan berkunjung ke kota kelahirannya entah itu di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lainnya di seluruh pelosok Nusantara. Yang unik mudik ini dilakukan bersamaan  secara besar-besaran melibatkan keluarga, anak istri, suami dan para pembantu rumah tangga ikut pulang kampung.
Untuk dapat mudik ke kampung halaman, hal krusial masalah transportasi untuk memindahkan orang dari Kota ke kampung halaman. Untuk memobilisasi warga, digunakan  beragam transportasi dengan permintaan sangat tinggi dan bersamaan. Untuk itu  diperlukan konsentrasi penyelenggara transportasi mudik.
Banyak pilihan  transportasi mudik. Untuk antar pulau ada Kapal Laut, pesawat udara,  angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP). Untuk antar daerah di Pulau Jawa ada mobil pribadi, sepeda motor, bajaj,  bus, kereta api, pesawat dan tersedia pula kapal laut.
Dari berbagai kegiatan mobilisasi mudik, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai regulator transportasi  bertanggung jawab tehadap perencanaan, pengaturan dan tata kelola angkutan lebaran. Kemehub sebagai garda depan pengaturan  seluruh moda transportasi  membuat rencana operasi (Renop) angkutan lebaran sebagai panduan berisi data-data perkembangan infrastruktur jalan, lokasi SPBU, daerah rawan macet, rawan longsor, rawan banjir,  kekuatan personil, kekuatan armada angkutan publik dan sebagainya. Renop ini dijadikan pedoman dan panduan agar angkutan lebaran  dapat berjalan tertib, lancar, aman dan selamat dalam mengantar pemudik ke kampung halaman.
Renop sebagai panduan dalam  mobilisasi orang secara massal ini telah  dipaparkan secara internal di Kemenhub, kemudian disampaikan dan dibahas di tingkat kementerian terkait, tingkat provinsi, kabupaten dan Kota, bahkan dibahas pula pada sidang kabinet  di tingkat presiden. Berbagai persiapan diekpose agar masyarakat tahu rencana angkutan lebaran, pilihan transportasi mana dan kapan mementukan hari mudik dan atau balik.
Kemacetan di Brebes Timur yang dipicu bertemunya kendaraan yang keluar dari jalan Tol dan kendaraan yang  menggunakan jalur Pantura dalam satu bidang jalan. Kemacetan parah tahun 2015 dan 2016 di titik yang sama tidak  terulang. Karena itu Kemenhub sebagai panglima angkutan lebaran yang sering  menjadi tumpuan kritik dan  hujatan, terutama dari para pengamat berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah tersebut.
Dibanding lebaran tahun-tahun sebelumnya di mana komando langsung dengan proaktif dan tegas Kemenhub, Â lebaran 1438 H tahun 2017 persiapanya lebih matang, lebih konkrit dan lebih nyata. Angkutan udara, Â kapal laut , kereta api, prasarana bandara, infrastruktur jalan tol, semua dimanage secara terencana dan dikomando langsung Menteri Perhubungan. Sedangkan pengaturan lalu lintas ditangani Polri.
Bus antar kota antar provinsi yang dipakai pemudik  pun diperiksa dengan dicek secara akurat kelaikan armada oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Lembaga baru di lingkungan Kemenhub ini bertanggung jawab pada bus-bus antar kota yang diberangkatkan dari wilayah Jabodetabek laik operasi. Mereka pun proaktif menjalankan tugasnya secara langsung di lapangan.
Sebelumnya di parlemen, Komisi V yang membidangi perhubungan memanggil Menteri Perhubungan, Menteri PUPR, Kakorlantas Polri dan para Direksi BUMN bidang transportasi, BUMN prasarana jalan tol  untuk melakukan pemaparan persiapan angkutan lebaran 1438 H Tahun 2017. Berbagai paparan dikritisi,  dikoreksi agar diperhatikan pemerintah, sehingga  Angkutan Lebaran 1438 H tahun 2017 ini benar-banar siap, berbagai hambatan dan rintangan dapat diatasi dalam waktu cepat, sehingga angkutan lebaran dapat berjalan lancar, aman dan tanpa kecelakaan.
Para pemangku kepentingan pun sudah yakin, bahwa Angkutan Lebaran 1438 H tahun 2017 akan lebih tertib, aman dan lancar. Manusia boleh berencana, berkat doa kepada  Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, Angkutan Lebaran 1438 H tahun 2017 dapat berjalan  lebih baik dibanding tahun 2015 dan 2016 lalu.