Di sisi lain konektivitas kapal perintis dengan kapal rute nusantara, juga menjadi perhatian PELNI. Sebelum dikelola PELNI, antara kapal trayek nusantara dengan kapal perintis belum terkoneksi secara baik. Akibatnya, penumpang dari pulau terluar, terkadang harus mengeluarkan biaya lebih tinggi karena harus menginap di pelabuhan transit untuk melanjutkan dengan kapal PELNI atau menginap menunggu kapal perintis setelah menggunakan kapal PELNI. Hal ini diatasi dengan konetifitas sejak perencanaan jadwa kapal.
Terkait konektivitas kapal penumpang dengan kapal perintis, pada sistem ticketing juga diintergrasikan antara tiket kapal trayek nusantara dengan kapal perintis. Jadi, memudahkan penumpang dalam pembelian tiket kapal. Hal tersebut dapat dilakukan karena PELNI telah melakukan perbaikan IT atau teknologi informasi, termasuk masalah ticketing kapal, dalam proses perbaikan menuju lebih baik.
Sementara mengenai tampilan fisik kapal, PELNI bertekad menampilkan perwajahan atau tampilan kapal, bisa selalu bersih dan terawat bahkan mengkilap. Untuk menciptakan kapal selalu bersih, anak buah kapal (ABK), dan  PELNI di kantor cabang melakukan kontrol hingga memperbaiki kondisi kapal.
Dengan pelbagai upaya yang dilakukan, PELNI Â berharap masyarakat yang menggunakan jasa kapal perintis mendapat layanan berkualitas. Kapal perintis PELNI Â harus terawat, tampil kinclong, bersih, terang, dan tentunya aman. Target demikian menjadi bagian penting dalam penyelanggaraan pelayanan kapal perintis. PELNI sebagai bagian BUMN transportasi laut nasional berusaha memberikan pelayanan terbaik sesuai nila-nilai perusahaan. **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H