Tepat 28 April 2016 menjadi tahun penting bagi PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) – PT. PELNI. Pelni hari ini memasuki usia 64 tahun melayani negeri, mengbungkan Nusantara Raya, dalam menyediakan transportasi angkutan penumpang, distribusi barang dengan kapal laut. Terlebih sejak akhir tahun 2015 Pemerintah mempercayakan kepada PT. Pelni untuk menjadi operator angkutan Kapal Tol Laut, Kapal Ternak; dan Kapal Perintis.
Kapal Barang Tol Laut diresmikan pada 4 November 2015 oleh Menteri Perhubungan Ignatius Jonan dan dihadiri Menteri Perdagangan Thomas Lembong di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Ketika itu, Menteri Perhubungan dan Menteri Perdagangan menyaksikan sendiri keberangkatan KM Caraka Jaya Niaga III-22 yang berisi muatan barang-barang kebutuhan pokok untuk dibawa menuju Biak, Serui, Nabire, Wasior, dan Manokwari (PP).
Kehadiran Kapal Barang Tol Laut yang berlayar secara reguler dan terjadwal terbukti mampu menstabilkan harga-harga barang kebutuhan pokok di pulau-pulau kecil yang dilalui Kapal Tol Laut. Dengan harga-harga yang stabil, dan harga yang tidak berbeda jauh dengan kota lain di wilayah produksi, tentu akan memberikan keringanan bagi semua lapisan masyarakat, khususnya masyarakat kepulauan yang jauh dari tempat produksi. “Manfaat Tol Laut sangat terasa. Di Serui harga terigu, gula pasir turun antara 20-30 %”, kata Direktur PT. Yapen Mandiri, salah satu BUMD di Kabupaten Serui.
Selain mengoperasikan tiga kapal barang Tol Laut (Caraka Jaya Niaga III-32/22/4), pada 2016 ini telah ditambah 1 trayek Kapal Tol Laut pada (23/3. Pada akhir April akan dioperasikan lagi 2 Kapal Tol Laut, sehingga 6 trayek Kapal Tol Laut untuk melayani rute-rute lain yang meliputi Indonesia bagian barat, tengah dan timur sudah dapat terealisasi seluruhnya 6 rute Kapal Tol Laut ke pulau terdepan di Nusantara. Kehadiran Kapal Tol Laut di daerah terdepan telah menggerakkan perekonimian di daerah tertinggal.
Selain mengopersikan Kapal Barang Tol Laut, kehadiran Kapal Ternak yang diresmikan Presiden Jokowi dan dioperasikan BUMN pelayaran terbesar di Nusantara ini juga terbukti mampu membantu pemerintah menekan harga daging dan meningkatkan kesejahteraan peternak lokal di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, sebagai upaya mensejahterakan para peternak di sentra peternakan sapi di dalam negeri. Kapal Ternak Camara Nusantara 1 telah berlayar 7 kali mengangkut 2.979 sapi dari NTT dan NTB ke Cirebon dan Jakarta.
Setelah enam Kapal Barang Tol Laut dan satu Kapal Ternak, pemerintah kembali menambahkan 46 Kapal Perintis milik negara ke dalam daftar kapal yang dioperatori Pelni. Kapal Perintis merupakan angkutan laut milik negara yang ditugaskan untuk melayari rute-rute nonkomersial, untuk mengkoneksikan antar pulau. Kapal Perintis secara khusus melayari kepulauan terdepan dan daerah tertinggal yang hanya dapat diakses dengan moda transportasi laut.
Penugasan pengoperasian 46 Kapal Perintis dilakukan berdasar Surat Edaran Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan bernomor AL.108/8/4/OTPL-15 pada 31 Desember 2015 tentang Pengalihan Pengoperasian Kapal Perintis. Salah satu Kapal Perintis yang terdekat dengan Ibu Kota yang dioperasikan PT. Pelni adalah KM. Sabuk Nusantara 46 dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke Kepulauan Seribu yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama pada 28 Januari 2016.
Dengan dipercayakannya Kapal Perintis kepada Pelni sebagai BUMN transportasi laut, perusahaan pelat merah ini terbukti mampu memberikan jasa angkutan laut lebih baik, kebersihan, penerangan dan keamanan pelayanan lebih terjamin. Lebih dari itu, ada keinginan besar untuk mengkoneksikan jadwal Kapal perintis dengan kapal reguler kapal Pelni yang selama ini tidak bertemu dapat terkoneksi, sehingga penumpang tidak perlu menginap di pelabuhan ketika akan dan setelah naik kapal reguler Pelni dan Kapal Perintis.
Dengan dioperatori PT. Pelni pemantauan kapal dapat dilakukan secara terpusat dan setiap saat dapat diketahui posisi kapal, berapa BBM yang dibutuhkan, pengisian air, jumlah penumpang hingga ketepatan waktu kapal dapat dipatau melalui Operation Room yang sudah ada di PT. Pelni. “Pemantauan kapal lebih mudah karena dimanage lebih baik dengan teknologi infromasi untuk pemantauan kapal Perintis.”
Sejumlah penugasan ini, mulai dari Kapal Barang Tol Laut, Kapal Ternak, dan Kapal Perintis, semakin melengkapi tugas besar Negara yang sudah berjalan sejak Pelni berdiri, sebagaimana tertuang dalam slogan Pelni, Menghubungkan Nusantara, Menyatukan Indonesia. Penugasan Kapal Perintis telah mewujudkan Nusantara Raya dapat diwujudkan dalam genggaman negara melalui BUMN, PT. Pelni.
Selain menjalani penugasan pemerintah, Pelni juga terus melakukan perbaikan kualitas pelayanan. Perbaikan New Pelni Ticketing System (NPTS) untuk memudahkan penumpang memesan tiket kapal secara online melalui jasa perbankan dan chanel lainya telah berjalan di KM. Kelud, KM. Tidar dan akan dikembangkan diseluruh Kapal Pelni.