Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengintip Rahasia Keberhasilan PT. KAI

19 Agustus 2014   15:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:09 7001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

BANDUNG, 25 Februari 2011, Ignasius Jonan dan Sulistyo Wimbo Hardjito genap dua tahun menjadi anggota Direksi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) – PT. KAI. Ignasius Jonan datang berbekal Surat Keputusan Menneg BUMN No: Kep-33/MBU/2009, tanggal 24 Februari 2009, untuk menggantikan posisi Direktur Utama, Ronny Wahyudi. Sedangkan Sulistyo Wimbo Hardjito sebagai Direktur Komersial, suatu Direktorat baru di PT. KAI.
Kedua profesional ini bergabung dengan anggota Direksi; Soedarmo Ramadhan (alm) sebagai Wakil Dirut merangkap Direktur Operasi, Darmawan Daud sebagai Direktur Teknik. Achmad Kuncoro sebagai Direktur Keuangan, Julison Arifin sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Joko Margono sebagai Direktur Personalia & Umum.

Untuk kelancaran konsolidasi dan pendelegasian tugas, Jonan, panggilan akrab Ignasius Jonan, segera mengisi Direktur Operasi yang masih dirangkap oleh Wakil Dirut. Direktur Operasi diisi Bambang Irawan yang sebelumnya Kasubdit Lalu Lintas (KL). Pada Juni 2009, Wakil Dirut Soedarmo Ramadhan dipanggil Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Kekosongan jabatan ini diisi Direktur Teknik, Darmawan Daud sebagai Wakil Dirut. Posisi Darmawan Daud diisi Judarso Widyono, yang sebelumnya Kadaop 8 Surabaya.

Sejalan dengan perkembangan industri perkeretaapian dan perkembangan regulasinya, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007, tentang perkeretaapian yang cenderung bergerak ke arah persaingan bebas, maka strategi perusahaan sebagaimana telah dirumuskan pada peningkatan keselamatan, pelayanan, kenyamanan dan ketepatan waktu. Untuk itu pengelolaan perusahaan harus lebih efektif dan efisien, memiliki daya saing dan pengembangan usaha perusahaan, maka harus ditindaklanjuti dengan konsolidasi internal melalui reformasi organisasi.

Dua tahun merupakan suatu usia yang cukup untuk melakukan introspeksi atas keberhasilan dan evaluasi berbagai rintangan dalam menuju cita-cita mulia membawa PT. KAI menjadi perusahaan yang sehat pada 2014, modern, responsif dan membawa kesejahteraan bagi keluarga besar PT. KAI. Sesuai Visinya; Menjadi Penyedia Jasa Perkeretaapian Terbaik Yang Fokus Pada Pelayanan Pelanggan Dan Memenuhi Harapan Stakeholders. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan reformasi organisasi dan tata kelola perusaahaan agar dapat mewujudkan visi dan misinya.

Siapapun Direksi PT. KAI, tidak mungkin dapat menyulap kondisi perusahaan padat karya ini untuk melakukan perubahan cepat sesuai harapan masyarakat. Jonan tidak mungkin membangun perkeretaapian seperti negara maju dalam tempo singkat. Untuk dapat mewujudkan kondisi tersebut diperlukan baiaya sedikitnya Rp 100 trilliun dan waktu sekitar 20 tahun ke depan. Menyadari hal tersebut, Jonan memilih mempersiapkan fondasi dan menata bisnis perusahaan.

Menata bisnis perusahaan tidak dapat dilakukan tanpa menata dan melakukan reformasi organisasi. Karena itu organisasi diarahkan untuk menata bisnis sesuai Visi dan Misi perusahaan. Untuk mewujudkan pilar pertama, Keselamatan dalam misi perusahaan, maka telah dibentuk Executive Vice President (EVP) Safety Health & Environment (SHE) atau Pusat Keselatamatan & Lingkungan.

EVP ini penting, karena masalah keselamatan merupakan faktor utama bisnis transportasi yang harus diwujudkan. Apabila faktor keselamatan tidak dapat diwujudkan, maka ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan tidak mungkin diwujudkan. Pembentukan EVP ini diserahkan kepada SDM internal, Rono Pradipto yang berbasis sarjana hukum.

Tidak hanya organisasi EVP SHE yang dibentuk Jonan. Untuk menata bangunan cagar budaya yang demikian banyak, dibentuk EVP Heritage yang mengurusi bangunan dan benda cagar budaya perkeretaapian. EVP Aset Produksi dan Aset Non Produksi untuk menata aset dan mengembangkan aset perusahaan. Untuk menata dokumen perusahaan, dibentuk pula VP Document Management dan untuk memuaskan pelanggan dibentuk VP Quality Assurance sebagai penjamin mutu. Masih ada beberapa organisasi lain yang dibentuk, tujuanya untuk menata perusahaan kereta api yang sehat.

Para pejabat yang memangku amanah, terutama orang-orang kereta api yang dipercaya menduduki pos baru, dituntut berpikir dan bertindak keras, karena belum tahu apa yang harus dikerjakan. Berbeda dengan pembentukan organisasi yang dipegang oleh orang yang sudah tahu arah dan cara kerja EVP atau VP-nya. Contohnya Pengelolaan Bangunan cagar budaya, karena yang pegang orangnya sudah tahu, maka pelaksaanan dan programnya lebih cepat terealisasi.

Contohnya EVP Pusat Real Prperty Assets yang mengurusi aset non produktif, EN yang dipercayakan kepada Heru Susetyo, kemudian Chandra Purnama dan terakhir dijabat Tisna Jaya. Organisasi ini harus berjuang, mencurahkan tenaga dan pikiran agar dapat mendayagunakan aset perusahaan secara maskimal. Padahal kondisi aset non produksi lebih banyak yang bermasalah daripada yang clear. Namun secara bertahap, para pemangku jabatanTisna Jaya berhasil menata aset PT. KAI lebih menjanjikan.

Dengan melakukan penataan organisasi menuju arah bisnis, secara bertahap bisnis di perusahaan pelat merah ini mulai nampak. Selain itu dibentuknya EVP SHE juga telah dapat menekan tingkat kecelakaan KA. Tahun 2008 tercatat 113, tahun 2009 turun menjadi 100 dan tahun 2010 turun menjadi 76 kecelakaan. Meskipun jumlahnya menurun, namun dari segi kualitas kecelakaan masih tinggi, karena jumlah orang yang meninggal cukup besar.
Tidak dapat dipungkiri kepemimpinan Jonan telah memberikan warna, nuansa baru dan telah menorehkan beberapa perubahan serta prestasi menggembirakan. Sampai Akhir tahun 2010 ada beberapa prestasi membanggakan yang patut dicatat sebagai prestasi dan kebanggaan manajemen serta seluruh karyawan perusahaan pelat merah di atas jalan rel ini.

PT. KAI dan beberapa BUMN lain juga telah berhasil menjalankan tugas pelayanan Public Service Obligation (PSO), yang secara langsung memberikan manfaat ekonomi kepada rakyat dan sekaligus melakukan kegiatan bisnis untuk memberikan kontribusi kepada pendapatan negara melalui pajak dan deviden.

Tidak hanya berprestasi dalam bidang keuangan saja, pada tahun 2010 ini, PT. KAI juga telah berhasil meluncurkan beberapa produk bermutu sesuai tuntutan jaman. KA ramah lingkungan pada KA Argolawu Jakarta-Solo dan KA New Argojati Jakarta-Cirebon serta KA Ekonomi AC Bogowonto Pasarsenen-Kutoarjo, merupakan KA ramah lingkungan.

Jonan beserta jajaran Direksi telah berhasil melakukan perubahan pada toilet yang semula plung lep (buang dan jatuh bertebaran di sepanjang rel), diganti dengan teknologi yang dapat mengolah limbah menjadi cairan, sehingga kondisi track tetap bersih tidak dikotori dengan air kencing dan tinja secara langsung dari pemakai jasa KA.
Penggantian toilet model plunglep dengan teknologi baru merupakan suatu kemajuan dan keharusan. Dulu tidak pernah terpikirkan di kalangan PT. KAI untuk membuat toilet kereta menjadi ramah lingkungan. Sehingga rekan-rekan kita yang bekerja merawat track akan berhadapan dengan masalah kotoran manusia yang cenderung dihindari oleh banyak kalangan. Dengan perubahan ini, rekan-rekan yang bekerja di track akan berkurang bebanya. Sehingga track akan lebih baik dan mulus karena dirawat penuh semangat.

Pada masa mendatang tuntutan pelanggan akan semakin tinggi, sehingga operasi KA semakin bertambah untuk melayani pengguna jasa KA. Kalau kita tidak merubah mulai sekarang, tidak menutup kemungkinan track akan berubah menjadi jamban terpanjang di dunia. Rel KA sebagai basis bisnis harus terawat baik, kokoh dan bersih.
Harus disadari bahwa pada masa mendatang isu lingkungan hidup akan semakin berkembang dan tuntutan masyarakat yang dipelopori LSM akan menekan pelaku usaha, PT. KAI dengan keberadaan toilet KA. Selain untuk kepentingan kita sendiri untuk menciptakan track yang bersih, kokoh dan terawat, penggantian toilet ramah lingkungan juga sebagai antisipasi tuntutan lingkungan di masa mendatang. Buktikan bahwa PT. KAI merupakan BUMN yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan.

Selain telah dirintis pada KA antar kota, penerapan teknologi berbasis lingkungan juga telah diterapkan pada angkutan perkotaan di Jabotabek. PT. KAI telah berhasil menerapkan penggunaan Hidrokarbon yang ramah lingkungan pada kereta rel listrik (KRL) Jakarta-Bogor. Sehingga KRL yang mondar mandir di Jakarta selain hemat energi juga telah menggunakan teknologi ramah lingkungan yang bermanfaat dalam mengurangi emisi gas buang bagi kendaraan umum untuk mengurangi polusi udara.

Selain itu kegiatan penanaman pohon di sekitar rel KA semakin menunjukkan bahwa PT. KAI betul-betul perusahaan yang peduli dengan lingkungan hidup sesuai misinya, MENYELENGGARAKAN BISNIS PERKERETAAPIAN DAN BISNIS USAHA PENUNJANGNYA, MELALUI PRAKTEK BISNIS DAN MODEL ORAGANISASI TERBAIK UNTUK MEMBERIKAN NILAI TAMBAH YANG TINGGI BAGI STAKEHOLDERS DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN BERDASARKAN 4 PILAR UTAMA : KESELAMATAN, KETEPATAN WAKTU, PELAYANAN DAN KENYAMANAN

Penertiban dan perbaikan lingkungan di kawasan kumuh serta penanaman pohon tidak tinggi namun bermanfaat bagi penghijaun, harus terus dilakukan oleh PT. KAI untuk membuat lingkungan jalur KA tertata baik dan tidak mengancam keselamatan operasi KA. Sehingga ancaman dari luar perusahaan secara bertahap dapat dikurangi dan dapat dihilangkan.

Direksi juga telah mencanangkan perubahan dengan tidak hanya secara fisik, namun yang lebih utama adalah perubahan perilaku atau karakter SDM PT. KAI dengan tema “Saatnya Untuk Berubah.” Perubahan ini diikuti pula dengan penerapan standar kompetensi kerja khusus perkeretaapian, agar perusahaan memiliki standar yang jelas dan terukur dari setiap pekerjaan yang ditugaskan sebagai dasar dalam pengembangan SDM berbasis kompetensi.
Pada awal perubahan, tahun 2010 beberapa prestasi, PT. KAI meraih 7 prestasi, diantaranya; 1). Atlet binaan PT. KAI Trianingsih meraih 2 medali pada Asean Games 2010 di Guanghzo, China. 2). Juara kedua Penyelamatan Aset BUMN. 3).Juara kedua User Interface & Marketing Communication terbaik. 4).Penghargaan BUMN terbaik kedua dalam pengelolaan Website, www.kereta-api.co.id. 5).Juara ketiga World Marching Band di Kualalumpur, Malaysia. 6).Penghargaan pelayanan publik dari Menteri Perhubungan untuk Stasiun Medan, Gambir, Jakartakota, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Solobalapan, Surabayapasarturi, dan TPK-Gedebage. 7).Terbaik ke-14 penerapan GCG nasional versi KPK.

Prestasi dan keberhasilan yang terus berlanjut hingga tahun 2013 tersebut karena keseriusan dan kepedulian seluruh Direksi dan semua karyawan PT. KAI. Perubahan dan reformasi organisasi telah memicu semangat internal untuk melakukan pekerjaan lebih fokus dan profesional. Sehingga pada akhirnya semua lini pelayanan dapat memberikan sumbangsih dalam keberhasilan.

Meskipun banyak keberhasilan dalam kepemimpinanya di tahun kedua ini, namun ada beberapa cobaan. Pepatah mengatakan, tiada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang sempurna. Perjalanan Jonan memimpin perusahaan jalan baja ini diuji oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Di tengah gegap gempita keberhasilan pada hari jadi Kereta Api ke-65, cobaan mengusik kinerjanya. Ibarat terang setahun dihapus dengan hujan sehari, usaha keras Direksi beserta jajaran PT. KAI juga ternoda dengan musibah kecelakaan KA.

Sabtu (2/10-2010) dini hari, jajaran PT. KAI dikejutkan dengan peristiwa kecelakaan KA di Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah. KA Argo Bromo Anggrek Jakarta-Surabaya menabrak KA Senja Utama Semarang yang sedang parkir, untuk menunggu bersilang dengan KA barang dari arah berlawanan lewat. Peristiwa ini mengakibatkan 35 orang tewas. Suatu peristiwa luar biasa hebat menimpa di saat perubahan.

Kecelakaan KA Argo Bromo Anggrek tidak sendiri, nun jauh dari seberang Petarukan, tepatnya di Stasiun Purwosari, Solo, Jawa Tengah pada hari dan jam yang hampir bersamaan, terjadi pula kecelakaan. KA Bima dari Jakarta ke Surabaya menabrak rangkaian paling belakang KA Gaya Baru Malam Selatan (GBMS) yang sedang parkir kurang sempurna di Stasiun Purwosari. Proses penyusulan KA yang tidak sesuai regulasi telah menimbulkan korban jiwa 1 orang dan beberapa orang lainnya terluka.

Kecelakaan KA di Petarukan dan Purwosari masih terngiang di telinga kita, namun peristiwa lain masih terjadi. Seolah melengkapi peristiwa menjelang akhir tahun 2010 ini susul menyusul dan beruntun. Senin (11/11-2010) Rangkaian KA Ekonomi Rangkasbitung yang parkir di Emplasemen sengaja dibakar oleh seseorang. Dari penyidikan Polisi tertangkap Heri alias Bocor sebagai tersangka.

Heri alias Bocor diketahui memiliki profesi sebagai penyapu liar di kereta ekonomi Rangkasbitung. Ia kecewa dengan seorang PSK yang menolak melayaninya dengan imbalan hanya Rp 5.000,- dari peristiwa tersebut dapat diambil kesimpulan gelandangan pun akan mengancam keselamatan KA. Fakta ini menunjukkan permasalahan perkeretaapian di negeri ini demikian pelik, sehingga perlu ditangani secara komprehensif dan cepat.

Rasanya ujian belum lengkap kalau tidak ada peristiwa alam yang ikut mempengaruhi perjalanan KA. Buktinya pada Senin (25/10-2010) dini hari, KA Harina terperosok, menabrak bongkahan tanah dan batu antara Ciganea-Sukatani. Akibatnya sebagian rangkaian KA Harina dari Semarang ke Bandung keluar rel dan terperosok. Peristiwa ini melengkapi kecelakaan KA sebelumnya.

Sebagai penutup peristiwa di akhir tahun 2010, KA Cirebon Ekspres Jakarta-Cirebon mengalami kecelakaan menjelang Stasiun Telagasari. Peristiwa ini menimbulkan kekusutan perka hingga 24 jam, sehingga penumpang sempat merusak Stasiun Hargeulis, Jawa Barat. Peristiwa ini ditengarai karena ada as roda kereta yang mengalami fatik namun tidak terdeteksi secara dini, sehingga menimbulkan kecelakaan.

Dari 5 peristiwa kecelakaan KA secara garis besar memiliki 5 parameter penyebab kecelakaan yang berbeda-beda satu dengan lainya. Peristiwa di Petarukan dan Purwosari disebabkan karena kelalaian manusia. Masinis tertidur dan PPKA kurang cerdas dan terampil dalam melayani Perka. Penyebab kedua karena lingkungan, di Rangkasbitung. Karena alam, peristiwa di Ciganea-Sukatani dan karena teknis, sarana yang tidak laik dipaksakan operasi, KA Cirebon Ekspres di Telagasari.

Karena penyebabnya berbeda, tentu penangananya juga berbeda. Direksi mengambil kesimpulan hikmah dibalik musibah. Musibah pertama karena kelalaian manusia. Direksi mengevaluasi ada kelelahan masinis. Sehingga belum sampai di tujuan sudah mengantuk. Untuk itu dinasan masinis dilakukan perubahan. Dinasan yang semula Jakarta-Pekalongan, menjadi Jakarta-Cirebon. Suatu tindakan cepat untuk mengatasi masalah kelelahan masinis.
Tidak hanya dinasan masinis di lintas utara saja yang dilakukan penyesuaian dinasan. Masinis di lintas selatan juga terkena dampak kebijakan dinasan ini. Masinis KA Turangga dan Argo Wilis, sebelumnya menjalani dinasan dari Bandung-Kutoarjo. Pada dinasan baru, melayani trayek Bandung-Banjar dan Banjar-Yogyakarta. Perombakan dinasan untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan mengurangi beban kerja masinis.

Direksi pun harus bersabar, karena peristiwa tersebut telah menyita waktu, pikiran dan dana tidak sedikit untuk memberesinya. Namun yang lebih terasa adalah desakan agar Direski mundur dari jabatan sebagai bentuk tanggung jawab moral. Desakan dari Gedung DPR di Senayan itu wajar, namun di tengah krisis seperti ini, upaya mundur bukan jawaban tepat. Perusahaan ini masih membutuhkan leader yang tangguh untuk memberesi permasalahan perkeretaapian yang cukup pelik dan memerlukan power untuk melakoninya.

Perubahan yang sedang terjadi harus dilanjutkan dan tidak boleh terhenti di tengah perjalanan. Jonan dan jajaran Direksi lain harus tabah dan bertahan untuk menyelesaikan persoalan besar yang dihadapi jajaran perkeretaapian. Peritiswa tersebut harus dijadikan cambuk bagi Direksi untuk bekerja lebih baik, lebih teliti dan lebih serius dalam menangani perkeretaapian di negeri ini.

Perubahan harus dilakukan, semangat terus dikobarkan di perusahaan yang sarat dengan berbagai problem internal dan eksternal ini. Jonan sebagai nahkoda di PT. KAI diuji apakah keteladanan yang ia contohkan dalam membenahi perusahaan ini telah meresap ke dalam karyawan, terutama pejabat setingkat EVP atau VP untuk melaksanakan GCG? Petikan di bawah ini merupakan rekaman kejadian nyata di lingkungan perusahaan ini.
Ada kritik di kalangan internal, organisasi PT. KAI tambah besar, banyak sekali jabatan baru. Jonan membentuk organisasi sesuai kebutuhan bisnis. Penataan dan reformasi organisasi PT. KAI sangat diperlukan karena kita perlu fokus pada bidangnya. Sehingga setiap permasalahan dapat dilakukan tuntas oleh masing-masing bagian. Para pejabat tinggal menjabarkan, berinovasi dalam tugasnya agar dapat optimal kinerjanya.

Reformasi organisasi merupakan keharusan untuk melakukan tata kelola Si Ular Besi, PT. KAI. Sebagai BUMN yang harus bergerak maju mengikuti perkembangan jaman, arah perusahaan dalam menjalankan bisnis dengan memfokuskan pada angkutan barang sebagai sarana meraih laba. Sedangkan untuk membentuk citra perusahaan dilakukan dengan melakukan reformasi pelayanan penumpang, dengan berbagai inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh Direktorat Komersial.

Kualitas pelayanan di Stasiun, di atas KA, informasi, Titam, ticketing center dan pelayanan lainya digarap Direktorat Komersial dengan berbagai inovasi pelayanan. Dengan demikian antara angkutan barang dan angkutan penumpang dapat dioptimalkan untuk saling mendukung. Bisnis angkutan penumpang yang secara keseluruhan kurang menguntungkan, dapat ditopang dari keuntungan angkutan barang di Jawa dan Sumatera.

Dengan demikian perusahaan akan hidup mandiri dan berperan dalam sistem transportasi nasional (Sistranas). Angkutan barang dapat mengalihkan sebagian angkutan truk dari jalan raya di Pantura Jawa. Sedangkan angkutan penumpang dapat mengatasi kepadatan lalu lintas di kota-kota besar, khususnya Jabodetabek. Sehingga share angkutan KA akan meningkat dibanding sebelumnya.

Langkah Jonan membenahi dapurnya PT. KAI dengan melakukan terobosan reformasi organisasi dan pembenahan berbagai hal sebagai basis pelayanan dan menata bisnis, sangat membanggakan bagi karyawan yang ingin perusahaanya berkembang cepat dan maju. Sangat berbeda, dulu kita hanya sebagai operator, era Jonan kita sebagai perusahaan bisnis. Maka dapurnya untuk berbisnis ditata agar produk yang dikeluarkan memenuhi standar keselamatan, standar ketepatan waktu, standar kenyamanan dan standar kenyamanan.

Sehingga visi dan misi sebagai guiden perusahaan dapat memberikan inspirasi kepada seluruh manajemen dan karyawan PT. KAI yang merindukan perubahan. Agar perubahan dan sepak terjang motor perubahan di tubuh transportasi massal ini dapat dipahami oleh para karyawan di seluruh lapisan, dan karyawan memberikan dukungan atas langkah-langkah yang ditempuh Direksi, maka langkah Jonan harus dibukukan. Semoga. ###

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun