[caption id="attachment_358894" align="aligncenter" width="640" caption="gerbong aling-aling (foto:www.flickr)"][/caption]
Penumpang awam masih penasaran ketika naik kereta api (KA) ada 1 gerbong yang dikosongkan dalam setiap perjalanan. Katanya kereta itu untuk aling-aling. Apa itu aling-aling? Kereta aling-aling masih menjadi misteri para penumpang.
Kereta Aling-aling diterapkan di KAI pada masa perubahan dalam penataan perusahaan. Jauh sebelum ada pembatasan penumpang 100 %. Kontan saja pemberlakuan kebijakan ini pro kontra dan penuh tantangan di lapangan. Para petugas KAI di stasiun maupun di atas KA hampir setiap hari kontra dengan penumpang.
Para Kru KA kondektur, teknisi KA dan masinis harus berjibaku mempertahankan kebijakan kereta aling-aling dari serbuan penumpaang yang ingin masuk dan biasanya grup ini mafia penumpang tanpa tiket dari oknum-oknum TNI, PNS, dan pegawai swasta lainnya yang umumnya setiap minggu pulang kampung karena keluarga tidak tinggal di Jakarta.
[caption id="attachment_358893" align="aligncenter" width="500" caption="penertiban penumpang (foto: flickr.com)"]
Penerapan kereta aling-aling dimulai pasca kecelakaan KA Argobromo Anggrek yang menabrak KA Senja Utama Semarang di Stasiun Petarukan. Korban kecelakaan ini merenggut nyawa lebih dari 30 orang.
Belum lepas ingatan kita dengan peristiwa kecelakaan di Petarukan, terjadi kecelakaan lagi di Stasiun Langen, Jawa Barat. Dampaknya lebih dari 5 orang meninggal dunia.
Para korban kecelakaan KA umumnya yang naik di gerbong kereta paling depan atau paling belakang. Namun korban di Petarukan karena benturan dahsyat sehingga korbanya tidak sedikit.
Dua peristiiwa kecelakaan KA di tempat berbeda, memberi pelajaran kepada KAI pimpinan Ignasius Jonan. Langkah pencegahan dampak kecelakaan pun diantisipasi. Diantaranya merangkaikan gerbong kereta aling- aling dalam setiap perjalanan KA.
Pada masa pertama kali kebijakan ini diterapkan, kereta aling-aling dipasang pada rangkaian paling depan dan paling belakang urutan KA. Gerbong kereta aling-aling bisa gerbong kereta bagasi dan power listrik, biasa disebut BP (Begasi Power). Bisa juga kereta B (bagasi) saja. Idealnya memang kereta B atau BP yang dipasang sebagai kereta aling-aling.
Kenapa lebih tepat gerbong kereta B atau BP? Seperti fungsinya sebagai aling-aling. Dalam kamus bahasa Indonesia Aling-aling artinya pelindung, penahan atau penyekat. Namun kita ambil yang lebih tepat pelindung.
Jadi penempatan kereta Aling-aling dalam setiap perjalanan KA, khususnya KA penumpang jarak jauh, kereta aling-aling berfungsi sebagai pelindung bila terjadi benturan keras. Bisa tabrakan dari depan dan atau dari belakang.