[caption id="attachment_362683" align="aligncenter" width="640" caption="Anak-anak ikut menanam (foto:sujadi)"]Wanita Mandiri Program pertanian kelompok perempuan-Kawasan rumah pangan lestari (P2KP KRPL)Â - (foto:Sujadi)
Oleh; Akhmad Sujadi
Hampir setiap sore sekelompok perempuan di Desa Majapura, Bobotsari, Purbalingga Jawa Tengah yang tergabung dalam Wanita Mandiri Program pertanian kelompok perempuan-Kawasan rumah pangan lestari (P2KP KRPL) berkegiatan mengelola pangan.
Kelompok perempuan ini memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumah untuk dimanfaatkan sebagai media tanam berbagai jenis tanaman pangan, khususnya sayur mayur, kacang-kacangan, cabe, terong, pare, timun dan berbagai tanaman pangan yang dapat ditanam dalam median plastik polyback.
Median tanam diisi pupuk organik yang telah difermantasi. Ibu-ibu yang juga diikuti anak-anak dengan riang sambil sesekali ketawa riang tanpa cangggung memasukkan tanah hitam kecokelatan ke dalam polyback berukuran 20 x 15 Cm. Plastik berwarna hitam itu akan dipergunakan untuk memindahkan tanaman yang sudah disemai dalam polyback ukuran kecil.
Sudah banyak bibit pare, tomat, cabe, buncis, terong yang disemai tumbuh. Bijian yang sudah disemai lebih dari lima hari terlihat menjulur subur di dalam polyback kecil. Ada pula bibit tanaman yang sudah menjulur lebih tinggi dan siap merambat.
Dalam merawat tanaman, Ibu-ibu tidak sendiri, mereka didampingi anak-anak yang antusias ikut menyemprot tanaman yang mulai tumbuh. Pada setiap keranjang berisi bibit berbagai tanaman, ditulisi nama tanaman untuk memudahkan pengenalan dan memisahkan jenis tanaman.
Selain tulisan jenis tumbuhan pada dinding rumah bambu juga ditulisi cintai aku.., Yuk kita berkebun, sayangi aku dan aku ingin hidup. Tulisan itu untuk mengingatkan agar tanaman dirawat dengan baik sehingga bermanfaat bagi warga dan dapat mensuplay berbagai sayuran kepada masyarakat. "Syukur bisa diekspor ke desa lain," kata Ibu Kades Sri Hartati yang kerap dipanggil Mba Tati.
Kelompok wanita sadar pangan ini menamakan diri Wanita Mandiri. Menyebut gender wanita karena semua anggotanya kaum hawa. Mereka bekerja tanpa bantuan kaum adam, kecuali ketika mendirikan bangunan rumah bambu tempat penyemaian bibit berbagai tanaman.
Kelompok Wanita Mandiri ini hampir setiap sore berkumpul saling berbagi ilmu dan praktek bertanam untuk kemandirian pangan. Mereka berkeinginan memenuhi sendiri kebutuhan panganya. Mereka tidak ingin negeri ini impor pangan dari luar negeri terus menerus.
[caption id="attachment_362687" align="alignright" width="300" caption="wadah plastik diberi nama sesuai jenis tanaman yang ditanam (foto:sujadi)"]
Tidak hanya sayuran yang ingin mereka tanam. Mereka juga akan membuat kandang ayam, kambing untuk swasembada daging. Keprihatinan kelompok Wanita Mandiri dari Desa Majapura patut diacungi jempol. Meskipun mereka tinggal di desa mereka sadar impor pangan telah menggerus devisa negara dan menurunkan harga diri bangsa.