Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

To Laut - Pelni Harga dan Perajut Nusantara

12 Oktober 2014   18:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:21 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Jusup Kalla (JK) akan merealisasikan Tol Laut sebagai tindaklanjut kampanye Pilpres. Realisasi Tol laut bukan hanya sekedar mewujudkan janji, namun sebagai negara kepulauan dengan wilayah sekitar 60 prosen terdiri laut, negara kita memang sangat membutuhkan penanganan transportasi laut untuk distribusi orang dan barang antar pulau di nusantara.

Meskipun negara kepulauan, transportasi laut di nusantara masih perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Konsep Tol Laut yang akan membangun beberapa pelabuhan besar di wilayah barat dan timur Indonesia saat ini masih dalam konsep. Aplikasi pelaksanaan akan segera bila Jokowi-JK telah dilantik, mengangkat para menteri dan segera kerja membangun Indonesia Baru, Indonesia Maju.

Dalam konsep Tol Laut pemerintah berkewajiban membangun infrastruktur pelabuhan, akses dari pelabuhan ke berbagai kawasan industri, hasil pertanian, perdangan yang akan mempercepat proses pengiriman logistik dari dan ke Pelabuhan. Pada masa lalu hampir semua pelabuhan di tanah air terhubung dengan jalur kereta api (KA). Pada tahun 70-an teknologi kendaraan jalan raya merambah Indonesia dan menggusur transportasi KA. Sehingga transportasi KA, khususnya akses ke pelabuhan ditutup aspal dan rel KA tidak dapat dipergunakan lagi.

Pemerintahan Jokowi-JK berniat membuka kembali akses KA ke pelabuhan, sehingga transportasi laut dan transportasi KA dapat disatukan kembali. Penyatuan transportasi KA dan transportasi laut akan mempermudah dan memperlancar logistik dalam negeri. Dengan demikian maka akan tercipta harga transportasi logistik yang wajar yang dapat menstabilkan harga pangan dan berbagai komoditi ekonomi lainnya di nusantara.

Hal yang paling penting diperhatikan selain infrastruktur pelabuhan adalah operastor kapal laut yang akan mengangkut barang dan orang, sehingga penyediaan kapal laut juga harus menjadi perhatian pemerintah. Tol Laut sangat berbeda dengan Tol Darat, di mana pembangunan Tol Darat akan menghasilkan uang investasi dalam waktu cepat karena pengguna Tol Darat adalah kendaraan yang jumlahnya ribuan, bahkan jutaan.
Pembangunan Tol Laut, tentu merupakan investasi pemerintah yang tidak bertujuan provit semata, namun lebih ditujukan untuk kelancaran distribusi orang dan barang serta merajut nusantara menyatukan Indonesia. Saat ini satu-satunya kapal penumpang yang melayani multi port (banyak pelabuhan tujuan) baru Kapal Pelni. Swasta masuk, namun umumnya di jalur gemuk port to port saja dengan rute-rute pendek. Jadi sangat berbeda antara misi Pelni dengan perusahaan kapal swasta di nusantara.

Namun demikian Pelni sebagai BUMN transportasi laut yanag saat ini bisnisnya hampir 95 % melayani angkutan penumpang, perlu diberi kesempatan lebih luas. Menyambut pembangunan Tol Laut peran Pelni perlu direposisi untuk berbisinis di angkutan barang. Sehingga ke depan, bila angkutan barang menguntungkan maka Pelni dapat lebih berdirikari dan berperan lebih luas dalam pelayanan angkutan laut. Pelni bukan saja mengangkut penumpang ke seluruh pulau di nusantara, namun pada jalur-jalur gemuk juga mendapatkan peran di angkutan barang.

Pelni sebagai BUMN peran dan fungsinya akan sangat besar dalam kebijakan Tol Laut yang sudah di depan mata. Kapal-kapal Pelni yang umumnya berusia lebih dari 15 Tahun perlu mendapat perhatian pemerintah agar peremajaan armada kapal dapat dirintis sejak sekarang untuk menyambut Tol Laut pada pemerintahan Jokowi-JK. Dengan demikian Tol Laut dan Pelni bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Satu sama lain sama-sama dibutuhkan dan harus tampil bersama.

Saat ini peran Pelni, khususnya di Indonesia bagian timur sangat penting. Wilayah Indonesia Timur yang belum swasembada industri, bahan bangunan dan sebagian kebutuhan pangan seperti telur, sayuran dan beras perlu mendapat perhatian. Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur kabarnya merupakan penghasil beras di wilayah Timur. Potensi ini harus terus dikembangkan agar pusat-pusat produksi pangan di Indonesia Timur dapat ditingkatkan dan dapat mensuplay pulau-pulau di sekitarnya, sehingga keseimbangan harga di Indonesia Timur dengan barat tidak terlalu jauh.###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun