Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kereta Api Antar Jonan Jadi Menteri Perhubungan

27 Oktober 2014   01:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:39 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14143700311978657681

[caption id="attachment_369552" align="aligncenter" width="300" caption="Ignasius Jonan ( foto: Yos Asmat)"][/caption]

Oleh; Akhmad Sujadi

Minggu (26/10) nama Ignasius Jonan mencuat menjadi Menteri Perhubungan pada Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla (JK). Nama Jonan, panggilan pria 51 tahun yang tanggal lahirnya sama dengan Presiden Jokowi populer sejak memegang tampuk pimpinan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) - PT. KAI sejak 2009. Setelah tiga tahun sebagai Dirut BUMN di atas jalan rel ini, namanya mulai mengemuka dan moncer karena hasil kerja kerasnya bersama insan KAI mulai nampak.

Kereta api merupakan transportasi darat yang seksi untuk bahan pemberitaan. Berita baik tentang perubahan di lingkungan  KAI menjadi momen bagi media untuk meliputnya. Pada masa lebaran sebelum tahun 2011' berita KAI sangat menarik media. Penumpang di lokomotif, penumpang berdesakan di gerbong dan penumpang di toilet menjadi makanan empuk bagi media untuk menampilkan foto keburukan wajah perkeretaapian. Namun sejak ditangani Jonan, lebaran menjadi tidak menarik bagi media, karena semua sudah tertib, sudah baik sehingga seolah tidak ada yang perlu diberitakan. Demikian media bekerja, bed news is good .news.

Membenahi perkeretaapian mirip membenahi negara. Kereta api meliputi banyak aspek dalam beroperasi. Karena itu, keberhasilan membenahi kereta api juga menjadi ukuran keberhasilan seseorang membenahi sebagian tugas negara. Suatu negara akan dinilai bagus,  dinilai dari sungainya, kereta api dan pendidikanya. Jonan telah memperbaiki salah satu dari bagian negara dibidang kereta api. Sedangkan urusan sungai dan pendidikan di luar tanggung jawabnya. Karena keberhasilan  dalam perubahan bidang perkeretaapian, Jonan mendapat tugas yang lebih besar, menjadi Menteri Perhubungan.

Pemilihan Jonan sebagai Menteri Perhubungn dalam kabinet Presiden Jokowi tepat. Kebutuhan pemimpin berintegritas tinggi, mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya ada pada diri Jonan. Gagasan Presiden Jokowi yang disampaikan dalam pidato perdananya sangat pas dengan Jonan yang memiliki jiwa kerja, kerja dan kerja. Hal itu telah dibuktikan di KAI yang telah melakukanya sejak 2009 silam.

Posisi Menteri Perhubungan juga membidangi perkeretaapian, tapi tidak dapat mencampuri urusana managemen PT. KAI. Menteri perhubungan akan menjadi regulator perkeretaapian. Tanggung jawab Kementerian Perhubungan dibidang perkeretaapian diantaranya: Masalah perlintasan sebidang. Pembangunan infrastruktur perkeretaapian di seluruh Indonesia, subsidi penumpang kereta api dan regulasi perkeretaapian. Jonan tidak dapat lagi mencampuri urusan managemen KAI, karena managemen KAI ada ditangan Kementerian BUMN.

Presiden Jokowi memperkenalkan Jonan karena keberhasilan memajukan PT. KAI, karena itu Jonan diposisikan sebagai Menteri Perhubungan dengan harapan dapat membenahi transportasi nasional. Transportasi KA, kapal laut, udara, dan transportasi darat diharapkan dapat diperbaiki dalam tempo cepat dengan slaogan kerja, kerja dan kerja. Kita tunggu kinerja Jonan memimipin Kementerian Perhubungan dalam lima tahun mendatang.

Kereta Api telah mengantarkan Jonan menjadi Menteri Perhubungan. Kebanggaan bagi seluruh insan KAI karena perusahaan tempat ia bekerja dapat mengantar pimpinanya menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi-JK. Semua karyawan KAI bergembira, bersorak sebagai tanda keberhasilan Jonan menjadi Menteri Perhubungan. Semoga kegembiraan karyawan KAI tulus melepas Jonan jadi menteri. Selamat bekerja Pak Jonan. Salam Indonesia Hebat. ###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun