[caption id="attachment_375620" align="aligncenter" width="376" caption="Peserta Pelatihan Service Leadership Workshop di KM Kelud (foto:sujadi)"][/caption]
Oleh; Akhmad Sujadi
Ruang Rapat bekas ruang makan perwira dijebol lalu dibuat ruang meeting eksklusif di dek 7 Kapal Kelud menjadi saksi peningkatan performa PT. Pelni melalui upaya pemanfaatan kapal untuk sarana menimba ilmu, ketrampilan dengan Pelatihan Service Leadership Work shop antar pulau.
Service leadership menjadi pilihan untuk menimba ilmu kepada pemimpin yang berhasil melakukan perubahan kinerja perusahaan dengan kepemimpinan yang melayani. Keberhasilan memimpin BUMN harus ditularkan, maka terwujudlah Workshop kerjasama PT. Pelni dengan Standarplus Training Provider & Event Organizer .
Penyelenggaraan workshop ini bermanfaat dalam rangka menyongsong visi pemerintahan Presiden Jokowi-JK yang akan meningkatkan peran maritim untuk pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. Pelatihan yang diikuti  16 peserrta  diantaranya dari PT. Jasa Marga, PT. Pelni, RH dan KTNG ini  materinya disampaikan Netty Merdiaty ini sangat menarik dan bermanfaat bagi para peserta.
Septina Candra Sari , Direktur Standarplus training provider & event Organizer, Workshop Service Leadership Antar Pulau di Kapal Kelud   ini merupakan acara perdana untuk memperkenalkan kepada peserta mengenal  pulau- pulau di nusantara yang merupakan kegiatan pertama di Indonesia. "Sambil berlayar Jakarta-Batam, peserta akan mendapatkan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat Indonesia," terang Sari, panggilan akrabnya.
Dirut PT. Pelni Sulistyo Wimbo Hardjito dalam sambutannya mengatakan, Kapal Kelud ini baru direnovasi atau docking, perbaikan menyeluruh kapal untuk mengecek seluruh kondisi kapal, mulai mesin, sistem kelistrikan , komunikasi dan semua unsur pelayanan di atas Kapal.
Docking kali ini lebih spesifik, selain menyehatkan mesin dan perangkatnya, renovasi kapal juga  untuk memperbaiki familitas  pelayanan penumpang. Pelayanan penumpang menjadi perhatian manajemen karena mereka warga masyarakat yang perlu dilayani. Pelni ingiin memberikan pelayanan yang amanah.
Sebelum pesawat menerapkan tarif murah yang dikenal dengan low cost carrier (LCC) Pelni pernah jaya karena penumpangnya over demand. Sekarang pun demand itu masih ada, khususnya di daerah Indonesia Timur.
"Ada kesamaan antara penumpang kapal Cruiser, kapal pesiar wisata mewah dengan penumpang kapal Pelni. Kesamaannya keduanya sama-sama punya waktu. Bedanya penumpang kapal Cruisser punya uang kapal Pelni uangnya pas-pasan. Penumpang Kapal Pelni naik kapal karena terpaksa, tidak punya duit, kapal cruisser punya duit," terang Wimbo kepada para peserta pelatihan di atas kapal ini.
Para peserta akan dapat merasakan bagaimana rasanya naik kapal itu?" Hal yang sangat berbeda dengan pelatihan di Hotel, peserta tidak dapat melarikan diri," kata pria 59 tahun itu disambut peserta dengan meriah.