Mohon tunggu...
Muhammad Suhud
Muhammad Suhud Mohon Tunggu... -

Lahir di Aceh, 18 Juni 1966, alumni Fakultas Ekonomi, UIA Jakarta. Sejak tahun 1990 bekerja di sebuah NGO Nasional, Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita, saat ini sebagai Manajer Sekretariat dan Koordinator Divisi Audio Visual. Sudah banyak memproduksi video untuk pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

“Pusat Belajar Perempuan” Koperasi Sumber Rejeki Baru

4 Oktober 2012   08:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:16 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koperasi Sumber Rejeki Baru dibentuk pada tanggal 12 Juli 1992 ditengah-tengah wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, didorong oleh tekad  kuat ibu-ibu untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan masyarakat yang saat itu sedang lesu. Tekad tersebut digaungkan  secara nyata di koperasi dalam gerakan peran perempuan dalam usaha membangun ekonomi rumah tangga yang kuat dengan pendampingan secara rutin dari PPSW Jakarta. Koperasiyang sudah berbadan hukum No. 0346/BH/-1.82/XII/2006 ini semakin eksis mengembangkan kegiatan  Simpan Pinjam dengan sistem koperasi dansetia melayani kebutuhan anggota dan masyarakat sekitar. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah anggota yang saat ini telah mencapai 422 orang, dengan aset simpan-pinjam pada akhir Desember 2011 sbb:

  • Simpanan Sukarela Rp 804.050.000
  • Simpanan Serbu (seribu rupiah per hari) Rp 126.612.000
  • Simpanan Wajib Rp 5.300.000
  • Total Simpanan Rp 983.862.000
  • Pinjaman Anggota Rp 1.479.376.000
  • Jasa (pendapatan kotor) Rp 470.150.567

Kepercayaan masyarakat terhadap koperasi Sumber Rejeki Baru semakin bertambah dengan diadakannya kegiatan sosial menyalurkan sembako murah pada saat krisis moneter yang ditujukan kepada anggota dan masyarakat umum. Begitu pula pada saat terjadi musibah banjir dan kebakaran di wilayah tersebut beberapa tahun lalu, Koperasi Sumber Rejeki Baru bersama koperasi lainnya secara gotong royong membuka posko dan dapur umum.

Seuai dengan visinya untuk perempuan guna meningkatkan kesejahteraan perempuan khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, telah menjadikan koperasi Sumber Rejeki Baru sebagai “Jantung Perekonomian Perempuan Basis” bagi masyarakat di sekitar RW 08, Penjaringan, maka semakin membutuhkan gedung sebagai wadah Pusat Belajar bagi pengembangan kapasitas anggota koperasi dan pelaksanaan transaksi keuangan yang lebih nyaman, disamping meningkatkan kepercayaan anggota terhadap koperasi. Karena selama ini kegiatan-kegiatan koperasi banyak dilakukan di rumah pengurus dan memiliki banyak keterbatasan. Setelah melakukan musyawarah dengan seluruh anggota dan pengurus dan didampingi tim PPSW Jakarta, maka pada tanggal 29 April 2011 mulai dilakukan pembangunan Pusat Belajar dengan arsitek dan pemborong yang merupakan anggota koperasi Sumber rejeki Baru.  Saat ini telah berdiri sebuah sekretariat Pusat Belajar Koperasi Sumber Rejeki Baru diatas tanah seluas 45 m2 yangterdiri dari tiga lantai. Rencannya lantai 1 digunakan untuk Warung Serba Ada (Waserda), lantai 2 untuk kantor koperasi dan lantai 3 dikontrakkan kepada umum untuk sumber penghasilan koperasi selain dari jasa pinjaman. Namun untuk sementara, karena operasional Waserda-nya belum dimulai, lantai 1 digunakan untuk kantor koperasi sekaligus tempat pertemuan ibu-ibu dan acara pelatihan. Saat ini setiap hari Senin dan Kamis selama 6 bulan lantai 1 tersebut digunakan untuk kelas Pelatihan Pendidikan Keuangan Usia Matang. Lalu diluar hari terebut digunakan untuk ruang transaksi koperasi anggota dan kesekretariatan. Kepada penulis, Ibu Sriatun ketua Koprasi Sumber Rejeki Baru menjelaskan: Untuk sementara lantai 2 dan 3 digunakan sebagai ruang kost karyawan. Pemasukan Koperasi Sumber Rejeki Baru dari kamar kost tersebut cukup lumayan yaitu antara 4-5 juta perbulan. Karena ada 6 kamar di kedua lantai tersebut, yang disewakan dengan tarif Rp 500.000-600.000 per bulan, dengan fasilitas kasur, almari dan kamar mandi di setiap lantai. “Memang untuk sementara ini lantai 2 dan 3 kita sekat-sekat untuk digunakan sebagai rumah sewa (kost) bagi karyawan yang bekerja di sekitar sini, kalau tidak gitu kan kita tidak bisa mencicil kepada RF PPSW Jakarta yang memberikan pinjaman untuk pembangunan kantor ini” kata Ibu Sriatun saat ditanya alasannya menyewakan dua lantai tersebut. Menurutnya, tanah dari Bangunan tesebut diperoleh dari keuntungan koperasi yang dibeli dalam 2 tahap dengan harga Rp 5.000.000 per meter. Sedangkan biaya untuk pembangunannya merupakan dana pinjaman lunak RF (Revolving Fund) khusus Sekretariat Kelompok dari PPSW Jakarta, yang dicicil secara bulanan oleh Kelompok Sumber Rejeki Baru, dengan jasa sebesar 0,5% menurun. Dana dari cicilan yang sudah masuk berikut jasa tersebut oleh PPSW Jakarta kemudian di pinjamkan lagi ke kelompok lain yang akan membangun Sekretariat. Saat ini selain Koperasi Sumber Rejeki Baru, di koperasi dampingan PPSW Jakarta sudah ada 4 koperasi yang sudah mampu membeli atau membangun kantor sendiri sebagai pusat kegiatan anggota dan masyarakat yaitu Koperasi Prima di Gandaria Jakarta Selatan, Koperasi Flamboyan di Ciracas, Jakarta Timur dan Koperasi Ranggon Makmur di Pondok Ranggon, Jakarta Timur. PPSW Jakarta dan anggota Asosiasi PPSW lainnya akan selalu memfasiltiasi koperasi-koperasi dampingannya untuk dapat perkembang menjadi koperasi profesional, dari segi pengelolaan keuangan, manajemen hingga membantu memfasilitasi kepemilikan Sekretariat Koperasi dengan pinjaman lunak yang akan dijadikan sebagai pusat belajar perempuan, karena disinilah perempuan dapat melaksankan berbagai kegitan, seperti kegiatan transaksi simpan pinjam, pelatihan, diskusi, taman bacaan, interaksi sosial, silaturahim dan kegiatan-kegiatan lainnya. (Tri/Shd)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun