Siang itu HP-ku berdering, “Assalamu’alaikum, Hud, ini ada yang mau ngomong” kata kakaku Darsiah yang biasa kami sapa Yu Yah.
Aku mencoba menerka, siapa gerangan yang mau bicara. Selagi aku berfikir tiba-tiba suara telepon sudah berganti.
“Assamu’alaikum...” terdengar lirih suara itu.
“Wa’alaikumsalam, Subhanallah... Neng. Kamu sudah bisa bicara. Alhamdulillahirobbil’alamin” jawabku. “Kakang seneng banget mendengar suaramu”.
Aku memang sangat bahagia mendengar suara itu. Bagaimana tidak, Ganeng adikku yang nama aslinya adalah Suarsono, sudah 5 hari tidak sadar dan sudah dinyatakan koma di ruang ICU RSU Takengon, karena penyakit Hepatitis B, ternyata sudah sadar dan bisa bicara denganku.
“Kakang sudah pesen tiket pesawat, lusa Insya Allah kita bisa ketemu”. Kataku menambahkan.
“Kakang sampe cuti kerja mau pulang? Nggak usah ngerepotin kang. Insya allah aku segera sembuh kok”, kata adikku terbata-bata.
“Nggak apa-apa, kakang sudah niat kok mau pulang bezuk kamu. Seharusnya sudah sejak tiga hari lalu. Tapi karena aku juga sakit, jadi diundur pulangnya”. Kataku menjelaskan.
Sudah sekitar seminggu memang aku meriang, badanku panas dingin dan batuk. Selain itu, dua dari tiga anakku juga meriang, bahkan Nadif si bungsu sudah 2 minggu batuk. Sudah ke dokter dan minum beberapa merek obat batuk anak, tapi belum sembuh juga.
Alhamdulillah, lega hatiku mendengar adikku sudah sehat kembali, walau masih terbaring lemah di ruang ICU. Kemudian aku juga menulis doa melalui wall Facebook-ku “Ya Allah sembuhkanlah adik kami Suarsono yang saat ini telah mulai pulih kesadarannya. Aku sangat merindukannya. Segarkanlah badanku yang sedang meriang ini, agar aku bisa segera pulang untuk bertemu dengannya. Sehatkan juga istri dan anak-anakku semua. Amiin ya Rabbal Alamiin”.
Siang itu aku bisa lebih tenang mengerjakan tugas-tugas kantor, hampir setiap jam aku kontak kakak dan adik adikku yang menjaga di RS via telepon maupun SMS untuk menanyakan perkembangan Ganeng.