“Alhamdulillah, setelah mengikuti pelatihan pendidikan keuangan untuk perempuan matang, saya sudah bisa memilah antara kebutuhan dan keinginan, agar tidak terjadi pengeluaran keuangan yang tidak jelas” (Ade Riwayati, Cianjur)
“Saya sekarang sudah memikirkan anggaran keuangan saya untuk hari tua nanti, dan saya juga sudah bisa mengelola uang pinjaman agar lebih produktif”(Rohaeti, Pandeglang)
“Saya jadi tahu bagaimana kita mempersiapkan masa tua dari sekarang, agar masa tua kita bahagia dan tidak merepotkan keluarga lain” (Cholilah Sabar, Jakarta)
“Benar-benar bermanfaat dan banyak merubah sikap dan kehidupan sehari-hari dalam mengelola keuangan” (Sulasmi Prasetyani, Riau)
“Setiap sesi pertemuan banyak ilmu yang kami dapatkan, saya jadi tahu bagaimana cara membagi harga warisan menurut Islam, surat wasiat dan juga tentang hidup dimasa depan yang lebih baik” (Painah, Pontianak)
“Saya akan menabung untuk memiliki investasi seperti sapi, sawah dan kebun. Supaya masa tua saya bahagia dan tidak terbeban oleh kondisi keuangan” (Nurlian, Aceh)
Itulah beberapa cuplikan testimoni peserta Pelatihan Pendidikan Keuangan untuk Perempuan Matang Angkatan I, yang telah diselenggarakan di 6 kabupaten dalam 6 propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Aceh, Riau dan Kalimantan Barat.
Pelatihan tersebut dilakukan sejak bulan Februari hingga Juli 2012, masing-masing wilayah terdiri dari 2 kelas, dengan peserta perempuan yang berusia 40 tahun keatas. Setiap kelas diikuti oleh 25-40 orang.
Program pendidikan keuangan untuk perempuan matang merupakan kerjasama Asosiasi PPSW (Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita) dan Citi Foundation bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penyadaran kepada kaum perempuan bahwa masa tua yang indah dapat direncanakan sejak awal.
Program ini telah dirancang sejak tahun 2011 dengan diawali kegiatan survei untuk mengetahui kebutuhan perempuan matang di Indonesia. Survei dilaksanakan oleh Pusat Studi Kelanjut Usiaan Universitas Indonesia (CAS-UI). Sedangkan penyusunan modul dilakukan oleh PPSW bekerjasama dengan TSAO Foundation.
Metode belajar dirancang secara sistematis dengan menggunakan modul dan kertas kerja yang harus diisi oleh semua peserta sebagai hasil belajar setiap sesi.Modul-modul yang dipelajari yaitu:
Modul 1: Penilaian Diri dan Menatap Masa Depan
Modul 2: Membuat Anggaran dan Tabungan
Modul 3: Jaringan Perlindungan Keuangan
Modul 4: Pinjaman dan Hutang
Modul 5: Investasi
Modul 6: Rencana Keuangan
Masing-masing modul terdiri dari 4 sesi. Satu sesi terdiri dari 2 jam (120 menit) yang dibagi menjadi 3 sekuel yaitu Melihat, Menilai dan Melakukan. Seluruh proses belajar dilakukan secara partisipatif agar peserta dapat terlibat aktif selama proses belajar dan menggunakan metode pendidikan orang dewasa seperti permainan, kuis, gambar dan bercerita.
Diakhir pelatihan seluruh peserta mengikuti wisuda untuk menerima sertifikat pelatihan. Acara wisuda dihadiri oleh undangan dari pemerintah daerah setempat, seperti Dinas Pendidikan Kabupten, Camat, Lurah/Kades, tokoh masyarakat dan keluarga wisudawati.
Persyaratan untuk dapat mengikuti wisuda bagi peserta pelatihan antara lain tingkat kehadiran minimal 65% dari 48 jam pelatihan dalam 24 kali pertemuan dan telah membuat perencanaan keuangan sebagai bekal hari tua yang lebih baik.
Camat Samalanga, Aceh dalam sambutan acara wisuda mengatakan “Dari pemerintah belum ada program pelatiahan bagi perempuan matang seperti yang telah dilakukan oleh PPSW selama 6 bulan ini. Untuk menggapai kebahagiaan di usia lanjut. Dari perencanaan yang sudah dibuat pada akhir pelatihan sebaiknya selalu diingat dan ditindak lanjuti sehingga ilmunya selalu bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan lingkunganny. Saya sangat bangga kepada PPSW yang telah mengadakan pelatihan bagi perempuan matang namun ada baiknya pelatiahan semacam ini juga diberikan kepada pihak laki-laki karena laki-laku juga banyak perannya dalam pengaturan keuangan rumah tangga. Sehingga nantinya antara perempuan dan laki-laki bisa meningkatkan jumlah asset dan infestasi serta pengaturan keuangan yang lebih baik sehingga di masa tua dapat tercukupi semua kebutuhan hidup seperti biaya kesehatan, tabungan hari tua, dsb”