Mohon tunggu...
Suhmawardi
Suhmawardi Mohon Tunggu... Administrasi - Pegiat di Nuzhola Islamic Studies

|| Hidup adalah Kebun, Olahlah! ||

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dinding Ratapan Digital

25 Januari 2014   12:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinding, tembok (wall) Facebook terbelepot oleh guratan ringkik ratapan kehidupan. Reringkikan itu membelepoti setiap inci hamparan dinding, beradu pacu dengan senandung romantik dan setumpuk kata-kata tak otentik. Suara reratap alay dan kekutukan lebay pasca insiden gelap percintaan meraung-raung di hamparan dinding dan tembok. Ia kini tak ubahnya tembok ratapan.

Reratap dulu tersembunyi eksistensinya di balik kegelapan malam. Terpenjara di latar belakang kehidupan sosial oleh belitan rindu yang membelit hingga ke tulang belikat. Keheningan dan kesunyian malam di bawah kilau gemintang harapan adalah dinding ratapan para pencari hakikat. Rindunya mengejan kuat akibat terpentok dinding hijabah.

Waktu bergulir. Reratap mulai serapah dan serakan. Peduli amat soal dinding mana yang jadi penampung bagi kesempitan hidup. Digitalitasi ratapan membeku di seantero dinding digital. Batinisasi ratapan kian luluh di dinding jiwa dan hati. Tiada lagi gerak ratap meringis di dinding batin.

Memang, reratap itu perlu demi menyiyir rasa angkuh diri yang bersembunyi di dalam diri. Di balik reratap ada seonggok kelemahan dan ketidakberdayaan atas apa yang dihadapi, dialami, dan dijalani. Betapa kecil eksistensi diri di semesta Kuasa-Nya. Reratap itu perlu untuk menyiram hati yang tengah meranggas diterpa beleduk-beleduk dan teletong-teletong duniawi.

Dinding, tembok ratapan digital. Bukan tembok ratapan sebagaimana rebutan Kaum Yahudi dan Muslim nun jauh di sana. Namun tembok ratapan digital adalah rebutan kaum alay sepertiku. Mungkin?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun