Mohon tunggu...
Suhmawardi
Suhmawardi Mohon Tunggu... Administrasi - Pegiat di Nuzhola Islamic Studies

|| Hidup adalah Kebun, Olahlah! ||

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunitas Rapper Tanah Daeng

29 Maret 2014   01:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka muda, kreatif, energi punya idealisme tinggi, dan semangat besar dalam berkarya. Itulah perkenalan awal kita dengan sekelompok anak muda yang tergabung dalam dalam komunitas Hip-Hop di Kota Makassar. HIP_MACZ.COM, nama yang mereka pakai untuk mengidentifikasi kelompoknya.

Selain untuk mengeksistensikan musik hip-hop, komunitas yang terbentuk 27 Desember silam ini didorong semangat untuk berkarya secara mandiri. Jika sebelumnya hanya sekumpulan fans seorang rapper Indonesia, Eight Nineball Sleepesnine, di jejaring sosial Facebook, maka kini mereka eksis sebagai komunitas yang punya segudang karya.

Tidak main-main, ada 500 lebih karya berupa lagu dengan aransemen musik yang mereka ciptakan sendiri. “Kalau kita cuma sekedar fans orang lain maka kita tidak akan punya karya sendiri. Kita hanya akan menjadi pendengar karya orang lain saja,” cerita koordinatorHIP_MACZ.COM, Marsy Rap, kepada penulis, 2 Januari 2012 lalu.

Tak sekadar meniru, komumitas ini mengekspresikan seni dalam bingkai musik hip-hop yang amat dinamis tanpa kehilangan jati diri lokal.

“Kami adalah anak-anak muda yang ingin berkreasi di dunia seni, khususnya seni musik hip-hop. Disini, kami mengeksplorasi diri lewat lagu tanpa meniadakan budaya lokal Makassar,” kata mahasiswa tingkat akhir Universitas `45 Makassar ini.

Akomodasi budaya lokal misalnya tampak pada lagu “Rapper Tanah Daeng” yang menggunakan bahasa Makassar. Selain itu, unsur-unsur alat dan musik lokal juga mewarnai lagu-lagu yang mereka ciptakan sehingga menghasilkan kolaborasi beat-beat irama musik hip-hop yang bernuansa etnik lokal.

Komunitas ini biasanya nge-street setiap malam Minggu mulai pukul 20.00-22.00. Jalanan dan tempat keramaian umum adalah panggung konser bagi mereka. “Kalau anak-anak hip-hop kumpul dimanapun jadi,” katanya.

Tak mengherankan jika Anjungan Pantai Losari dan bagian bawah fly over Jl Urip Sumohardjo menjadi tempat tongkrongan mereka.

Ada empat genre hip-hop populer yang berkembang di HIP_MACZ.COM, rapping, beatbox, grafiti, dan street dance. “Tapi sekarang tersisa tiga genre saja, karena dancing sudah ada komunitas terpisah yang berdiri sendiri, yakni Freedom Squad,” ujar Marssy Rap.

Seiring perjalanan selama dua tahun, rapping menjadi genre yang paling banyak mewarnai kelompok ini.

Kritik Sosial

Musik hip-hop memiliki magnet yang mampu menghipnotis anak-anak muda ini. “Enaknya kalau dalam hip-hop musiknya kreatif sehingga mampu memicu adrenalin,” kata Marssy.

Selain itu, tema-tema musik hip-hop lebih banyak berbicara tentang kritik sosial dan kehidupan. Ditilik dari sejarahnya, musik hip-hop khususnya MC-ing atau lebih dikenal rapping, memang menjadi sarana kritisme khas kaum muda perkotaan terhadap pemerintah dan lingkungan sosial sekitarnya.

Dalam irama hip-hop yang menghentak, mereka ungkapkan rasa bosan, kritik dan kegelisahannya terhadap dunia sosial di sekitarnya. Ini terlontar dalam kalimat-kalimat bernada cepat dan spontan. Meluncur deras tanpa rima, tanpa teks, bahkan terdengar kasar dan tegas. Ekspresi kritisisme khas kaum muda, yang tak mau berkompromi, melainkan tunduk pada nilai-nilai kejujuran. Itulah musik hip-hop

“Seorang rapper mengekspresikan semua yang dirasakan olehnya melalui lirik-lirik lagu,” urai pentolan HIP_MACZ.COM ini kepada penulis.

*tulisan ini dibuat ketika tugas di Makassar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun