Opini "cerita nyata" (#SPMC) Suhindro Wibisono.
Doeloe saya mau "sok-sok'an", maka punya SIM-nya B1 padahal kenyataannya tidak pernah nyopir bus kecil / mobil box / truck kecil atau sejenisnya yang membutuhkan SIM B1.
Ketika beberapa hari lalu mau perpanjang SIM, harus ke SAMSAT karena sudah mendapat berita dari banyak teman kalau SIM B1 tidak bisa diperpanjang di fasilitas mobil kelilingnya kepolisian karena harus uji simulator.
Itulah kenapa saya harus perpanjang SIM ke SAMSAT, dan dua hari sebelum SIM-nya berakhir saya ke sana, karena kalau sampai telat walau hanya satu hari sekalipun, akan dianggap seperti membuat SIM baru ...... Katanya sih lebih ribet dan prosedurnya lebih panjang karena ada ujian teori dan simulator segala, begitu gosipnya.
Saya perpanjang SIM C dan B1 diturunkan gradenya menjadi SIM A, bukan takut ujiannya, tapi mengingat tidak pernah digunakan fungsi B1-nya, terus tidak bisa diperpanjang di mobil keliling, dan ngapain harus berlama-lama ngurusnya kalau memang terbukti fungsi B1-nya tidak pernah digunakan?
Saya coba urus sendiri tidak pakai calo, saya pikir kalau gagal masih punya waktu satu hari lagi untuk pakai jasa calo, walau dalam hati mengatakan pingin ngerasain "Apa iya Jokowi - Ahok pengaruhnya sudah sampai ke soal pembuatan SIM?"
Waktu nunggu di prosedur yang memang harus nunggu sebelum proses ambil foto untuk SIM, saya duduk bersebelahan lalu ngobrol dengan orang yang juga perpanjang SIM seperti saya, termasuk sama persis SIM-nya juga diturunkan gradenya, kita hanya ngobrol tanpa perkenalan resmi dan saya tidak nanya nama dan alamatnya juga. Tapi dia perpanjang SIM pakai jasa calo, dan saya sempat mlongo karena toh calonya memang sudah tidak ada untuk mendampinginya lagi, padahal prosedurenya begitu mudah, saya tanya bayarnya 400 ribu.
Berikut saya ceritakan prosedurnya untuk perpanjang SIM yang semuanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Padahal kalau sudah tahu prosedurnya dengan membaca cermat artikel ini dan mau datang pagi kisaran jam 8 nyampai SAMSAT-nya, terus tanpa tanya sono-sini, sangat mungkin waktunya akan lebih pendek lagi, bahkan tidak mustahil kalau hanya perlu waktu satu jam saja. Itu perkiraan saya setelah mengalaminya sendiri.
Pertama siapkan KTP dan SIM yang akan di perpanjang, langsung ketempat foto copy yang memang banyak disana, relakan saja "diperas" karena itu uang kecil, siapkan uang 5 ribu jika Anda akan memperpanjang satu SIM, mereka akan meng copy KTP dan SIM Anda masing-masing 5 lembar, padahal tidak kepakai semua, yach biarkan saja, hitung-hitung untuk dokumentasi atau ada yang terlewat meminta foto copy itu ke saya? Karena saya perpanjang 2 SIM, maka saya bayar 7 ribu untuk 3 macam yang saya foto copy itu.
Langsung ngantri ditempat pengambilan formulir untuk periksa kesehatan, sodorkan foto copy tadi, ada penjelasan di kacanya, ingat saya masing-masing @1 lembar, dan formulir tersebut harus dibayar 25 ribu rupiah, bukan harga formulir lho ya, itu termasuk jasa periksa kesehatannya.
Setelah memegang formulir kesehatan, walau saya perpanjang 2 SIM saya hanya dikasih 1 formulir dan bayarnya hanya satu juga. Saya masuk keruang sebelahnya, ruang pemeriksaan kesehatan, menyodorkan formulir tadi dan sekitar 1 menit sudah keluar lagi, memang tidak diperiksa apa-apa, sepertinya hanya formalitas saja, hanya seperti kalau mau periksa mata, diminta menyebutkan huruf yang lebih besar dan lalu huruf yang lebih kecil. Lalu formulir yang kita bawa tadi diberi kode dan paraf. Apakah mungkin karena perpanjang SIM jadi tidak njelimet, dan sesungguhnya saya juga tidak lihat ada yang njelimet diperiksa. Memang ada yang diperiksa tensi darahnya, entah yang bagaimana, tapi karena petugas tensi hanya satu orang dan alat pengukurnya hanya dua, sementara yang akan ngurus SIM tiada henti, itulah sebab mungkin giliran saya tidak kebagian jadi langsung saja disuruh masuk untuk test penglihatan.