Opini Sensi Bela Negeri ala #SPMCÂ Suhindro Wibisono
 .
Saya bukan tidak percaya cerita sejarah tentang awal mula freeport, mulai dari penemuan sampai ada yang mengaitkan tentang terbentuknya perusahaan tersebut di Papua sampai ke masalah gosip PKI, serunya seperti cerita petualangan indiana jones atau cerita agatha christie, juga seperti cerita spionase ala flim barat, atau seperti cerita mission-nya film 007, atau justru semuanya kalah seru karena freeport gosipnya banyak tipu daya, sogok'an, trik juga intrik yang dibumbui iming-iming kekuasaan dan entah apa lagi? Anggap saja cerita itu memang ada dan pernah terjadi, tapi eranya bukankah sudah sangat jadul?
 .
Jadi jangan terbelenggu sejarah, apalagi menakut-nakuti pengambil kebijakan saat ini. Justru kini saatnya kita membuktikan diri mumpung pemimpinnya terkenal bersih dan berani, kita sebagai rakyat bukankah harusnya "MENDUKUNG PENUH" pemerintahan saat ini untuk berani tegas, jangan hanya menjadi bagian yang hanya koar-koar mengkritik pemerintah dengan tuduhan pro asing, giliran dibutuhkan kebulatan tekad untuk memberi dukungan agar pemerintah berani bersikap tegas terhadap hegemoni asing, malah pada belagak membisu seolah tidak paham masalah.Â
Mana mereka yang sok nasionalis dan garang mengkritik pemerintah atas nama nasionalisme bangsa kok tidak segarang biasanya? Kalau dibilang tidak paham apakah bukan menggelikan? Saya ada melihat pemimpin NU memberi support dan menyatakan ada dibelakang kementrian ESDM, berharap semua tokoh yang merasa punya masa atau punya pengagum juga memberi dukungan pada pemerintah, termasuk semua ketua partai, semua ulama, semua habib, semua pengamat, dan semua-muanya deh .....
 .
Sebetulnya, inilah kesempatan emas yang Tuhan sodorkan pada bangsa ini, jika kita dapat bersatu untuk bersuara dan tidak menyalahkan apapun yang akan terjadi atas kasus freeport ini, maka tak ada yang tidak dapat diselesaikan dengan hasil manis.
 .
Menurut duga saya, justru akan sangat hebat jika semua karyawan freeport yang sudah dirumahkan maupun yang rencana akan dirumahkan, menunjukkan rasa nasionalismenya terlebih dahulu. Tentu saja saya berpikir merekalah yang harusnya bersatu dan bersuara mendukung pemerintahan agar tidak surut langkah dalam menegakkan peraturan (UU negara), "kalau itu bisa terjadi", saya sangat yakin freeport langsung akan ciut nyalinya dan pasti itu adalah penjungkir balik'an prediksi kalkulasi mereka. Lalu diikuti oleh pemerintahan daerah setempat, utamanya digerakkan oleh rakyat Papua sana untuk memberi dukungan kepada pemerintah pusat, bisa dibayangkan akan terjadi revolusi yang sesungguhnya.
 .
Inilah kesempatan emas untuk mengambil alih gunung emas kita yang sudah dikuasai 50 tahun oleh freeport, yang kita tidak pernah mendapat data real berapa keuntungan yang sudah dikeruk oleh mereka? Sudah 50 tahun kita terasa sangat bodoh, dan sebetulnya hal itu juga bisa terjadi karena ulah serakah oknum-oknum tokoh kita sendiri yang telah mengkhianati bangsanya sendiri.
 .
Hayo semua rakyat, sudah saatnya kita tunjukkan pada dunia, bahwa kita juga bisa bersatu padu untuk menunjukkan bahwa kita tidak takut akan ancaman, dan negara ini juga tidak memperlakukan semena-mena terhadap para investor bisnis dari manapun datangnya. Dan ingat pemerintah sedang bermasalah dengan PT Freeport, bukan dengan negara Amerika, jadi jangan terlalu lebai untuk menakut-nakuti seolah kita akan berperang dengan Amerika.
 .
Sungguh akan sangat dramatis dan akan membelalakkan mata dunia jika perjuangan ini diawali terlebih dahulu justru oleh semua karyawan freeport sendiri yang terkena imbas dirumahkan, percayalah hal itu juga akan menarik simpati seluruh rakyat negeri ini, sangat mungkin kalau diadakan buka rekening dompet #PeduliKorbanFreeport (#PKF) untuk menanggulangi masa krisis akibat berperkara dengan freeport, berjibun rakyat juga akan terpanggil dan memberikan donasi, hal itu juga bisa dibuat membantu mereka semua yang terimbas karena kasus freeport dan yang memang benar butuh bantuan, kalau benar terjadi harap dikelola secara resmi dengan profesional dan transparan ya.
 .
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah tugas dari kementerian komunikasi, agar mengumpulkan pemilik atau pemimpin semua corong sumber pemberitaan, baik itu tipi, radio, surat kabar, dan pewarta dumay lainnya, MENGHIMBAU mereka agar membantu pemerintah dengan ikut bersatu padu dengan rakyat untuk menyuarakan ketegasan. Maksud yang terutama adalah tidak memberitakan apapun yang sifatnya melemahkan perjuangan ketegasan yang dilakukan pemerintah, jadi jangan beri panggung kesempatan untuk para tokoh yang berseberangan dengan kehendak rakyat, apalagi malah sengaja mewawancarainya seperti biasa disetiap kasus di negeri ini, seolah corong pewarta sengaja mengadu domba agar gegap gempita, pada case ini kita memang harus berbeda, kita harus bersatu padu demi nusa dan bangsa karena memang kita menghadapi kesewenang-wenangan asing yang mencoba mendekte pemerintah yang artinya itu melecehkan kita semua sebagai bangsa.
 .
Percayalah kalau freeport tidak mengikuti peraturan yang ada di negara ini, harus dibuat membayar lebih mahal lagi. Jangan takut dia akan menjadi bangrut, bila perlu kita buat bangkrut atas kesombongannya sendiri.
 .
Tahukah Anda ketika pihak freeport menyatakan sejak 1991 telah memberi pemasukan untuk NKRI dari segala hal sehubungan aktifitas freeport di NKRI (termasuk deviden, yang padahal NKRI hanya pegang saham kurang dari 10%) senilai US$16,5 miliar, artinya 2017 - 1991 = 26 tahun, jadi pertahunnya = 16,5M : 26 =  ±US $ 635jt. Sementara  Freeport-McMoRan telah menerima US$10,8 miliar dalam bentuk "DEVIDEN". Maaf saya tidak paham masalah ekonomi, juga tentang bursa saham, dan lain-lain, tapi saya sepintas sering dengar bukankah biasanya deviden itu dibagikan hanya sekian persennya (sedikit sekali) dari keuntungan perusahaan?
 .
Menurut rasa saya yang banyak tidak paham apa-apa, pernyataan yang diutarakan oleh perwakilan freeport belum lama ini di Jakarta, memang disengaja tidak jelas dan terkesan menyamarkan wacana agar terlihat freeport tidak serakah, seolah menerima lebih sedikit dengan menyamarkan dibalik kata "deviden"? Karenanya saya mengira, keuntungan terbesar freeport itu diinvestasikan lagi sesuai pernyataannya. (US $ 12M + 15M), padahal freeport adalah perusahaan yang sudah menjual saham bukan?
 .
Masih menurut pengertian saya yang tidak paham apa-apa, ketika ada penggelontoran dana untuk memperbanyak modal usaha pada perusahaan yang sudah go public, baik itu dari keuntungan yang di investasikan, artinya secara catatan pembukuan aset perusahaan akan menggelembung bukan? Lalu bagaimana dengan saham freeport yang dimiliki NKRI yang kabarnya belum mencapai 10% sementara menurut UU secara bertahap NKRI harusnya memiliki 51%? Kapan terlaksananya?Â
Kalau aset perusahaan digelembungkan terus sedemikian rupa oleh freeport, sementara perusahaan itu sudah menjual saham, bukankah juga sering kita dengar, perusahaan yang "go public" itu adalah juga sarana perusahaan tersebut untuk menghimpun dana publik guna membiayai usaha perusahaan? Dan hal itu rawan "digoreng" toh? Maksud saya jika perusahaan itu misalnya jika dicatat total semua aset sesungguhnya hanya 1 juta, maka kalau dinilai berdasarkan lembar saham dan perlembarnya dianggap bernilai 1, bukan berarti perusahaan penerbit saham hanya boleh menerbitkan 1juta lebar saham bukan?Â
Sepengetahuan saya perusahaan tidak hanya menghitung aset yang dimiliki, tapi juga potensi keuntungan, hak kekayaan intelektual, manajemen, dan segala macam tetek bengek lainnya, yang terutama pamer potensi keuntungan untuk waktu yang akan datang. Jadi sangat mungkin perusahaan tersebut akan mengeluarkan lembar saham sebanyak 5 juta lembar atau bahkan mungkin 10 juta lembar saham jika dianggap perumpamaan tersebut menganggap nilai aset sesungguhnya sekalipun hanya 1 juta (bukankah begitu kenyataan kenapa banyak perusahaan berlomba-lomba untuk bisa menerbitkan saham alias go public?) Apalagi dalam hal kekayaan alam, yang tentu saja sangat fluktutif perkiraan keuntungannya dengan modal biaya pengolahan yang tetap rata-rata sama.
 .
Yang ingin saya utarakan adalah, ketika hal itu semua dilakukan freeport, dan semakin digelembungkannya (kesengajaan) aset perusahaan! Bahkan bisa jadi cara penggelembungan selain menanamkan keuntungan hasil usaha (mumpung sahamnya mayoritas masih dimilikinya) juga sangat mungkin pakai skema kredit bank , dan ngenesnya "mungkin" bisa saja pakai anggunan perusahaan freeport itu sendiri, padahal bukankah perusahaan itu (freeport) sejatinya hanya namanya saja, tapi lahan lokasi atau potensi kekayaan itu sejati-jatinya adalah milik Bangsa Indonesia? Kalau itu terjadi, artinya aset lahan yang masih milik bangsa ini juga dipinjam pakai untuk anggunan kredit bukan? ENAK BENER.
 .
Apakah bukan karena hal itu kenapa proses divestasi kepemilikan saham untuk NKRI sengaja diperlambat? Karena pihak freeport mau "berternak" uang dulu didalam perusahaannya, sehingga ketika tiba waktu batas akhir NKRI harus membeli jatah saham agar mencapai 51% sesuai yang dipersyaratkan ketentuan perjanjian, maka NKRI akan semakin kelabakan untuk dapat membeli saham tersebut karena sudah pasti harganya sudah selangit. Kalau pembelian saham itu tetap terjadi, freeport tentu sudah mengeruk laba yang sangat luar biasa, itulah bayangan saya untuk dapat mempertahanan kontrol manajemen oleh mereka karena tetap menguasai saham mayoritasnya. (Usaha tipu daya agar tetap mempertahankan sebagai pemegang saham mayoritas, atau kalau tidak bisa maka akan mengeruk keuntungan sebanyak mungkin ketika sahamnya dibeli oleh NKRI)
 .
Karena kepemilikan saham 51% oleh NKRI, jelas Indonesia berhak setidaknya mengetahui jeroannya freeport. Padahal bukankah freeport sengaja tidak membangun smelter di Indonesia itu dicurigai agar jeroan data kandungan sesungguhnya tidak dapat diketahui oleh NKRI?
 .
Maka saya curiga Tuhan memberi kesempatan untuk Bangsa Indonesia, karena bukan tidak mungkin justru inilah saatnya NKRI diberi kesempatan untuk membeli saham freeport dengan murah, caranya menurut strategi tik-tak catur saya yang ngawur, pemerintah harus tetap kekeh mempertahankan peraturan yang ada, tidak perlu takut ancaman dibawa ke arbitrase internasional sepanjang kita yakin kita betul, termasuk ya itu tadi, tidak perlu takut adanya pengangguran pada semua karyawan freeport, justru negara harus memanfaatkan momentum itu agar karyawan yang dirumahkan itu menjadi pahlawan bersama demi bangsanya, agar mendukung pemerintah.Â
Maka dengan tidak beroperasinya perusahaan freeport itu, saham freeport akan terjun bebas, biarkan saja dahulu sampai ada dititik paling nadir, lalu baru beli sahamnya, bila perlu jauh lebih besar dari 51% sesuai ketentuan, yang lainnya bisa saja BUMN-BUMN bidang pertambangan kita ikut membeli 5~10% sesuai kemampuannya, yang penting negara harus menguasai mayoritas tunggal terlebih dahulu (sedikitnya 51% sesuai ketentuan).
 .
 Lalu kalau saham mayoritas sudah dikuasai negara, agar perusahaan dapat beroperasi kembali, bukankah negara boleh saja meminta persetujuan DPR untuk memberi kesempatan perpanjangan waktu ekspor lagi konsentratnya freeport barang satu dua tahun sambil membuat smelter itu?
 .
 Dan saya baca ulang artikel ini, panjangnya kok ngadubilahi, mana ceritanya sangat mungkin ngawur dan tidak sesuai kaidah ekonomi, lha wong aku memang cuman pengangguran  iseng doang yang sangat minim makan pendidikan sekolahan, boro-boro paham ekonomi, modalnya hanya logika nekat wkwkwkwkwk ..... Artikel ini memang artikel berbumbu aroma kegeraman dalam masakan rasa kebangsaan, MAAF ..... (#SPMCSW, Kamis, 23 Februari 2017) Â
 .
 PS.
 Jika ternyata artikel ini sangat ngawur dan sangat melenceng dari kaidah-kaidah rasional ekonomi, MAKA AKAN SAYA HAPUS.
 .
 Lalu dari mana saya tau itu melencemg dan nguwawur pol, tentu saja dari tanggapan-tanggapan para pembacanya bukan? Maka saya nantikan pencerahannya. Suwun (SW)
 .
 .
 CATATAN:
 (Pernyataan President dan CEO Freeport McMoRan Inc, Richard C Adkerson, "copas dikit" dari detikFinance, Senin 20 Feb 2017)
 .
 Berdasarkan Kontrak Karya, Freeport telah melakukan investasi US$12 miliar dan sedang melakukan investasi sebesar $15 miliar guna mengembangkan cadangan bawah tanah kami.
 .
 Berdasarkan Kontrak Karya, pemerintah telah menerima 60% manfaat finansial langsung dari operasi kami. Pajak-pajak, royalti-royalti, dan dividen-dividen yang dibayarkan kepada Pemerintah sejak 1991 telah melebihi US$16,5 miliar sedangkan Freeport-McMoRan telah menerima US$10,8 miliar dalam bentuk dividen.
 .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H