Ulasan Berita & Opini ala #SPMC Suhindro Wibisono.
.
.
Pilkada DKI membenamkan Pilkada lain di negeri ini, benar-benar luar biasa, dan Ahok yang nota bene sedang tidak berpartai justru adalah bintang fenomenalnya, sehingga partai pemenang Pileg DKI sekalipun rela mengusung Ahok menjadi Cagub DKI 2017. Hanya mengingatkan, Ahok akhirnya diusung oleh Nasdem, Hanura, Golkar dan PDIP, total 52 kursi DPRD, dan sudah didaftarkan pada hari pertama pendaftaran Calon di KPUD DKI. (Rabu, 21 Sep 2016)
.
Hari ini Jumat, 23 Sepetember 2016 adalah hari terakhir pendaftaran calon dan ditutup jam 24:00. Demokrat, PKB, PPP, PAN , total 28 kursi DPRD, mengajukan AGUS HARIMURTI YUDHOYONO dan SYLVIANA MURNI (Birokrat Senior Pemprov DKI).
.
Lalu Gerindra dan PKS, total 26 kursi DPRD, mengusulkan ANIES BASWEDAN dan SANDIAGA UNO, sebagai Cagub dan Cawagub, terbukti harta juga bisa dinafikan oleh rekam jejak, Anies seperti ketiban pulung, datang belakangan langsung nyodok yang sudah begitu susah payah menebar pesona kaseluruh pelosok DKI, Sandiaga tampak nelongso walau harus tampil meyakinkan.
.
Maka dengan begitu akan ada 3 pasang calon yang akan ikut Pilkada DKI 2017 mendatang.
.
------------------------------
.
Feeling saya Pilkada DKI 2017 walau diikuti oleh 3 pasang kandidat, saya tetap menjagokan AHok-Djarot, dan lebih nekat lagi, walau banyak tokoh pengamat menyatakan jika ada 3 pasang calon kemungkinan besar akan terjadi dua putaran, saya kok menerka cukup satu putaran saja.
.
------------------------------
.
Menurut peraturan, semua calon harus bebas tugas dari instansi apapun, itu artinya Agus Harimurti Yudhoyono harus berhenti dari karirnya sebagai militer. Padahal masih sangat muda dan karirnya juga menjanjikan(bagus) dimiliter, apakah itu bukan penujukan dan penyodoran yang gegabah? Saya jujur menyayangkan, bukan karena takut Ahok kalah, karena kalau mau seru .... harusnya yang ditunjuk adalah Yusril atau Anies Baswedan atau Rizal Ramli. Tapi pastinya mereka punya kalkulasi sendiri ....
.
Dan menurut rasa saya keputusan memajukan Agus HY tentulah sudah dipertimbangkan, bahkan untuk opsi kalah sekalipun! KALAH JADI TOP MARKOTOP, APALAGI JIKA MENANG, kalau menang artinya investasi lansung untuk merebut lagi RI1 dimasa mendatang semakin dirasa mudah.
.
Saya sangat yakin keputusan mengajukan Agus HY tentulah sudah dipertimbangan sangat matang:
Pertama oleh Agus HY sendiri.
Kedua oleh SBY dan keluarganya, ingat SBY itu mantan Presiden lho!!
Mereka semua bukanlah orang-orang bodoh dan tidak punya nalar, jadi pastinya sudah dipertimbangkan apa keuntungan dan kerugiannya, utamanya untuk investasi dimasa mendatang. Selebihnya, pihak lain diluar keluarga besar Demokrat, tentu saja ikut merundingkan dan menyetujui ....
.
(PREDIKSI saya, bukan tuduhan!!) Dan saya melihatnya dari sudut "kebutuhan rasa" manusia biasa saja ...., Ibu Mega tampak masih sangat digdaya .... bisa saja pak SBY juga butuh rasa itu, rasa wah, rasa eksistensi agar rakyat dan banyak tokoh mengakui kehebatannya ....
.
Bukankah dengan mengajukan pasangan tersebut, maka akan tergambarkan bahwa partai-partai pendukungnya secara tersirat "manut" sama Demokrat, dan itu semua ada SBY didalamnya. “SBY MASIH HEBAT, MEMIMPIN 4 PARTAI POLITIK SEKALIGUS”, karena memang saya tidak melihat apa keuntungan partai-partai pendukung lainnya atas pengajuan pasangan tersebut selain aroma “ASAL BUKAN AHOK”?
.
Hanya saja, menilai diri sendiri memang TIDAK MUDAH, menilai kepentingan diri sendiri apakah selaras dengan kebutuhan awam, itulah yang sulit, karena itu menyangkut rasa egois. Tapi setidaknya menurut kacamata saya, Agus HY sudah sangat ngebet ikutan nimbrung dibidang politik (memang mau alih profesi), dan inilah moment “iklan gratis” agar namanya langsung mengorbit se Indonesia ...... bukan tanpa kalkulasi akan kekalahannya, itu sudah sangat disadari, kalau Anda sekalian saja memahami apa iya mereka tidak paham? Kan SBY sebagai bapaknya Agus HY adalah Ketum partai Demokrat yang juga adalah pendiri partai, nanti andai setelah kegagalan ini maka yang bersangktuan bisa saja dijadikan apapun dijajaran partai Demokrat apakah tidak mungkin? Lalu setidaknya namanya sudah sangat ngepop setelah urusan Pilkada DKI ini bukan? Memang partai apa di negeri ini yang tidak melakukan nepotisme? Wong mbikin partai itu mahalnya melebihi membuat perusahaan skala nasional, yang tidak suka justru dipersilahkan angkat kaki bukan?
.
Kalau ada yang mempertanyakan kenapa tidak mengajukan Ibas yang sudah lama berkecimpung di partai, karena memang menyadari kalau Ibas yang dimajukan justru akan rawan gosip kampanye yang akan menguyo-uyo keluarga SBY. Nasarudin, Anas, Anggie, dan lain lain mantan members Demokrat mungkin akan ikut diuber wartawan agar suasana jadi gaduh, dan sangat mungkin mereka akan nyanyi lebih nyaring karena menyadari mereka tidak ada ikatan lagi dengan partai Demokrat.
.
Tapi monggo kita saksikan bersama nanti, apa jualan kampanye mereka? Karena jualan kampanye tanpa dibarengi rekam jejak, bukankah pepesan kosong belaka? Ini untuk Pilkada DKI lho ..... pemilihnya terkenal sangat rasional dibanding daerah lain dari NKRI. Dan yang paling ngenes ternyata Yusril yang tetap saja tidak ada yang meminangnya.
.
Maaf, menurut ukuran saya pemilihan pencalonan pasangan Agus HY dan Sylviana M adalah kurang tepat dan itu menjadikan Pilkada DKI 2017 jadi kurang greget, tapi kalau memang bermaksud alih profesi sebagai politisi, itulah kehebatan memanfaatkan momentum, karena Pilkada DKI auranya seperti aura Pilpres. (#SPMCSW, Jumat, 23 September 2016)
.
.
===========
.
.
CATATAN:
Mungkin SBY juga akan mengikuti jejak Megawati, mengantar calon Cagub-Cawagubnya ke KPUD untuk mendaftar, apakah Prabowo juga akan begitu? Jika semuanya begitu, maka aroma halma mempertaruhkan Jakarta akan semakin terasa.
.
Perolehan kursi di DPRD DKI saat ini, (sumber: http://dprd-dkijakartaprov .go .id)
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan perolehan sebanyak 28 kursi
2. Partai Gerindra dengan perolehan sebanyak 15 kursi
3. Partai Keadilan Sejahtera dengan perolehan sebanyak 11 kursi
4. Partai Persatuan Pembangunan dengan perolehan sebanyak 10 kursi
5. Partai Demokrat dengan perolehan sebanyak 10 kursi
6. Partai Hati Nurani Rakyat dengan perolehan sebanyak 10 kursi
7. Partai Golongan Karya dengan perolehan sebanyak 9 kursi
8. Partai Kebangkitan Bangsa dengan perolehan sebanyak 6 kursi
9. Partai Nasional Demokrat dengan perolehan sebanyak 5 kursi
10. Partai Amanat Nasional dengan perolehan sebanyak 2 kursi
.
==========
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H