Mohon tunggu...
Suhinar
Suhinar Mohon Tunggu... Buruh - Penulis web listrik-praktis

Suhinar adalah Penulis dan Blog owner dari web listrik-praktis.com yang punya semangat menebarkan manfaat lebih luas tentang ilmu kelistrikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Blackout" PLN 4 Agustus 2019, Supply Vs Demand

10 Agustus 2019   08:38 Diperbarui: 10 Agustus 2019   08:59 1810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transfer daya Sistem Barat-Timur/sumber: pln.co.id

Pada tulisan kali ini saya sama sekali tidak akan membahas masalah yang sifatnya "investigasi" tentang blackout parsial 4 Agustus 2019 yang sempat menjadi isu nasional belakangan ini, biarlah itu memjadi ranah para ahli listrik di PLN atau di kampus-kampus. 

Yang saya ingin bahas adalah bagaimana seorang awam atau seorang pemula dalam dunia kelistrikan memahami apa yang terjadi pada peristiwa tersebut dan pengetahuan teknis kelistrikan tambahan yang bisa diperoleh dan bermanfaat dikemudian hari.

Ini bukan tentang pohon sengon 1 triliun yang banyak dibicarakan itu ya, tapi lebih ke tentang Supply vs Demand dalam jagad dunia kelistrikan.

Sebelum kebahasan pokok saya ingin mengapresiasi semua pihak khususnya para pekerja PLN yang sangat berperan dalam proses recovery gangguan ditengah hujatan kekecewaan masyarakat. Tetap luruskan niat yang ikhlas ya, rekan-rekan PLN ..:)

Baiklah, kita mulai bahasan kita dengan mengetahui konsep dasar kelistrikan yang berhubungan dengan peristiwa Blackout listrik 4 Agustus 2019. Tulisan ini saya kutip dari blog pribadi saya listrik-praktis.com dengan judul "Belajar dari Blackout PLN 4 Agustus 2019"

1. Sistem Interkoneksi

Sistem interkoneksi adalah suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pusat listrik (pembangkit) dan beberapa gardu induk (GI) yang saling terhubung (terinterkoneksi) antara satu dengan yang lain melalui sebuah saluran transmisi dan melayani beban yang ada pada semua gardu induk (GI) yang terhubung.

Pada sistem ini anda akan mengenal parameter listrik yang penting dan bisa disebut juga sebagai parameter sinkron yaitu sudut phasa, frekuensi dan tegangan harus sama dalam satu sistem interkoneksi.

Jika yang dimaksud pada bahasan ini adalah interkoneksi sistem 500KV berarti antar sistem interkoneksi harus memiliki parameter sinkron yang sama yaitu tegangan 500KV, frekuensi 50 Hz (frekuensi standar Indonesia) dan pergeseran sudut phase antar sistem pun harus sama (pada sebuah trafo, kesamaan shudut phase antar sistem sinkron indikatornya adalah vektor grup trafo yang sama).

Interkoneksi 500KV Sistem Barat dan Timur/sumber: pln.co.id
Interkoneksi 500KV Sistem Barat dan Timur/sumber: pln.co.id
Pada gambar diatas menjelaskan sistem interkoneksi 500KV untuk sistem Barat dan sistem Timur pulau Jawa. Dari uraian sebelumnya, maka anda harus bisa menyimpulkan bahwa pada gambar diatas nilai tegangan dan frequensi antara sistem Barat dan Timur adalah "sama". Kalaupun ada perbedaan, hal tersebut haruslah masih dalam batas toleransi yang diatur sesuai dengan grid code jaringan PLN.

Biasanya nilai tegangan sifatnya lebih variatif dan bersifat lokal bahwa tiap daerah memiliki sedikit perbedaan berdasarkan panjangnya jarak hantaran yang menimbulkan drop tegangan dan juga berdasarkan besarnya sifat beban induktif atau kapasitif pada suatu daerah beban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun