Seringkali kita merasakan sakit namun tidak mengetahui faktor penyebab yang membuat kita sakit. Sementara itu hasil diagnosis medis yang dilakukan menunjukkan hasil yang masih dalam batas normal. Jika dilhat dari pola kehidupan yang dijalani, terkadang seseorang merasa mengalami stres namun tidak begitu peka terhadap efek pada tubuh. Bagi beberapa orang stres yang mereka alami tidak berlangsung lama atau kadang-kadang. Namun ada juga sebagian orang lainnya mengalami stres sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam kehidupan sehari-hari, bisa saja ada hal yang menyebabkan seseorang mengalami stres, mulai dari tuntutan pekerjaan, hingga tekanan dari keluarga. Sehingga tanpa disadari seseorang mengalami stres psikologis.
Dalam ilmu psikologi stres merupakan suatu kondisi kebutuhan tidak terpenuhi secara memuaskan, sehingga menimbulkan adanya ketidakseimbangan. Pada beberapa kasus stres memiliki dampak yang baik dan sehat bagi seseorang karena bisa membuat seseorang lebih aktif dan waspada. Namun jika stres yang berlangsung berkepanjangan bisa mengakibatkan efek tidak baik pada kesehatan tubuh. Stres adalah respon terhadap setiap keadaan yang mengancam kesehatan jasmani dan emosional. Seseorang yang mengalami stres resiko terserang penyakit atau kekambuhan penyakit lebih besar dibandingkan seseorang yang tidak mengalami stres. Selain itu pendapat lain juga menyatakan stress adalah reaksi psiko-fisiologis terhadap bebagai rangsangan emosional atau fisik yang mengganggu homeostasis dan dapat memperburuk penyakit akibat dari infeksi bakteri dan virus.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami stres. Sumber stres biasanya disebut dengan stressor. Dalam kehidupan sehari-hari sumber stres pada seseorang terjadi pada tiga kategori berikut yaitu, frustasi, konflik dan tekanan (pressure). Banyak situasi yang mengakibatkan seseorang mengalami stres seperti tuntutan pekerjaan, masalah hubungan sosial dan perubahan hidup seperti kematian orang yang terkasih, perceraian atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketika seseorang berada pada posisi yang tidak terkendali yang menyebabkan stres berkepanjangan akan berdampak pada psikologis maupun fisik.Â
Kajian psikoneuroimunologi  adalah bidang yang mempelajari interaksi antara sistem saraf dan imunitas (daya tahan tubuh) dan hubungan antara perilaku dan kesehatan. Fokus utama psikoneuroimunologi adalah respon imunologi dan psikologis terhadap stres. Hal tersebut ditunjukkan karena adanya jalur komunikasi timbal balik antara sistem saraf, endokrin dan sistem imunitas. Dapat dijelaskan bahwa perilaku stres dapat berpengaruh pada imunitas, sebaliknya proses imun dapat mempengaruhi perilaku. Oleh karena itu aktivitas fisik dan psikologis secara tidak langsung dapat menimbulkan aktivitas biologis tubuh salah satunya seperti respon kekebalan tubuh (imunitas). Stres merupakan kondisi dinamis tubuh dalam menghadapi berbagai stressor, baik stressor psikologis, fisik, biologis, lingkungan maupun sosial yang dapat menyerang sistem saraf serta neurodokrin yang pada akhirnya membangkitkan respons sistem imun. Hasil penelitian yang terdahulu menunjukkan bahwa stres psikologis atau kondisi psikosomatik mendorong terjadinya perubahan imunologis. Imunitas atau daya tubuh merupakan reaksi yang dikoordinasi oleh sel-sel dan molekul-molekul terhadap mikroba ataupun agen-agen lain. Sehingga apabila dalam kondisi imun yang menurun, maka pertahanan tubuh akan menurun dan tubuh akan mudah terserang penyakit.
Bagaimana cara mengatasi stres?
Pandangan psikologis terhadap stres melihat dari cara seseorang dalam merespon stres pada sejumlah faktor, termasuk kemampuan untuk menghadapi stres (coping). Coping stres merupakan suatu reaksi seseorang dalam mengatasi stres dengan memberikan toleransi, menahan atau mengatasi dampak negatif dari stres. Terdapat banyak cara untuk mengatasi stres yang terjadi dalam diri seperti tidak perlu berpura-pura masalah itu tidak ada atau bentuk penyangkalan diri. Karena dengan adanya penyangkalan dalam diri akan memperburuk kondisi dimana seseorang akan menghindar, tidak mematuhi, dan bersifat irasional namun secara emosional.
Dalam hal mengelola stres, agama memiliki peran penting yang dapat membimbing atau mengarahkan individu serta memberi dukungan dan harapan. Pada situasi yang menegangkan dalam hidup atau mengalami stres kehidupan, memalui berdoa serta ibadah dapat membantu seseorang dalam coping stres.
Dalam Agama Islam, Allah telah mengatur dan memberikan berbagai petunjuk dan cara bagi manusia dalam mengatasi masalah hidup. Seperti yang tertuang dalam Q.S. Al-Insyirah ayat 1-8. Ada tiga langkah yang bisa dilakukan seseorang saat menghadapi permasalah, yaitu:
- Pertama, Cara yang bisa dilakukan dalam coping stres yaitu salah satunya dengan cara berpikir positif. Berpikir positif memiliki peran membuat seseorang dapat menerima situasi yang sedang dihadapi secara lebih positif. Pada setiap kesulitan dan masalah yang dihadapi oleh manusia selalu ada jalan keluarnya, maka hadapilah masalah itu dengan hati yang lapang. Adapun penelitian yang menyatakan bahwa pelatihan berpikir postif berpengaruh sangat signifikan dalam menurunkan depresi seseorang.
- Kedua, langkah kedua dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan berusaha keras selalu berperilaku positif dalam menghadapi persoalan yang sedang terjadi. Usaha merupakan anjuran nyata dari Allah agar manusia tidak mudah menyerah dalam mengahadapi persoalan seberat apapun.Â
- Ketiga, sebagaimana yang tercantum dalam ayat terakhir surah Al-InsyirahÂ
"Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap" (QS. Al-Insyirah: 8)
Makna ayat tersebut yaitu setelah manusia berlapang dada atas masalah yang sedang dihadapi, lalu manusia terus berusaha secara optimal dalam rangka menyelesaikan masalahnya kemudian usaha akhir yang tidak boleh ditinggalkan ialah berdoa dan bertawakallah kepada Allah SWT.