Mohon tunggu...
Suherna Wati
Suherna Wati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekayaan Nusantara

15 September 2017   12:30 Diperbarui: 15 September 2017   12:58 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat Indonesia, Mengagumi Kekayaan Nusantara

Keragaman Indonesia adalah sebuah kekayaan. Alam, manusia dan warisan  budaya semua Indonesia punya. Membentang dari sebelah barat di Pulau  Sabang hingga ke bagian timur di Merauke.

Kekayaan inilah kemudian menggugah Harian Kompas untuk  melakukan penjelajahan "Ekspedisi Sabang-Merauke: Kota dan Jejak  Peradaban". Mengulik sisi lain kota dan hamparan pulau-pulau kecil di  lautan Nusantara.

Gatot  Widakdo, salah satu tim penjelajahan, mengatakan melalui ekspedisi,  terlihat Indonesia sangat luar biasa. Tidak hanya dari kacamata Jakarta  melainkan dari seluruh nusantara.

"Tak  perlu mengagungkan luar negeri karena kita punya kekayaan luar biasa,"  ujar Gatot dalam peluncuran buku dan pembukaan pameran foto "Ekspedisi  Sabang-Merauke" di Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (30/12) malam.  Menurutnya, banyak hal di Indonesia yang belum dieksplorasi yang  seharusnya bisa berguna demi kemakmuran negeri ini.

Ekspedisi Sabang-Merauke, bukanlah penjelajahan yang pertama kali dilakukan Harian Kompas. Namun uniknya, melalui penjelajahan ini, tim melakukan perjalanan mengelilingi Indonesia selama 40 hari.

Tim  menyusuri pantai barat Sumatera, berlanjut ke selatan Jawa, Bali,  Sumbawa Besar, Flores, dan berlayar mulai dari Larantuka, pulau-pulau  kecil di Nusa Tenggara Timur, Maluku Tenggara hingga Merauke di Papua.

Jarak  yang ditempuh mencapai 8.514,22 kilometer. Sepertiga perjalanan yang  ditempuh adalah melalui laut. Sedangkan sisanya ditempuh melalui jalan  darat. "Kompas menyajikan ekspedisi dari dari titik nol di Sabang sampai titik nol di bagian Merauke dari timur," ujar Pemimpin Redaksi Kompas, Rikard Bagun.

Laporan penjelajahan tim dalam ekspedisi telah diterbitkan di Harian Kompas,  setiap hari sejak 21 September sampai 30 Oktober 2013. Namun hal itu  dirasa tidak cukup untuk membagi keanekaragaman Indonesia.

Maka dibuatlah sebuah rekaman perjalanan berbentuk buku dengan judul Melihat Indonesia. Peluncuran buku dihadiri oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang  Susantono. "Saya kira rekaman ini akan menjadi abadi. Kalau membukukan  akan menjadi referensi semua pihak untuk melihat," kata Bambang.

Bambang  mengatakan, buku tersebut merupakan persembahan bagi masyarakat agar  semakin cinta dengan negerinya. "Mudah-mudahan kecintaan kita (kepada  Indonesia) semakin tebal," ucapnya.

Peluncuran buku Melihat Indonesia bersamaan dengan dibukanya pameran foto dengan tema yang sama. Foto  yang dipamerkan adalah hasil jepretan selama penjelajahan Ekspedisi  Sabang-Merauke. "Foto itu seribu kali dari kata-kata. Ini makna  terpenting dari teman-teman ekspedisi," kata Rikard.

Pameran foto  dilaksanakan di lantai dasar Food Society Kota Kasablanka, berlangsung  hingga 5 Januari 2014. Rikard menambahkan, adanya pameran ini menjadi  solusi warga Jakarta yang ingin menghabiskan liburan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun