Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Makna yang Terkandung dalam Budaya "Teing Hang" Arwah di Manggarai

18 Juni 2020   08:58 Diperbarui: 18 Juni 2020   21:03 2948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi acara penyembelihan ayam jantan ketika acara "Teing Hang" berlangsung di salah satu kampung di Manggarai (Sumber:nttbangkit.com)

Pertama, penghormatan pada arwah. Acara ini sebagai bentuk penghormatan pada arwah. Masyarakat Manggarai sangat menghormati anggota keluarganya yang telah meninggal dunia. Karena bagaimana pun, mereka yang telah dipanggil oleh Yang Mahakuasa sudah berjasa bagi kehidupan mereka yang ditinggalkan.

Maksudnya, selama masih hidup, para arwah telah memberikan teladan hidup yang baik dan benar. Mereka telah bekerja keras untuk kemajuan ekonomi keluarga. Terlepas dari fakta bahwa banyak juga masyarakat yang selama hidupnya di dunia justru menyimpang dari nilai-nilai moral yang terkandung dalam budaya dan agama lokal.

Mereka yang telah meninggal pasti tak pernah luput dari dosa. Dan pasti ada juga yang selama hidupnya lebih banyak berbuat jahat daripada berbuat baik. Lebih sering menyakiti hati orang lain daripada menyenangkan orang lain. Tapi yakin bahwa Allah mengasihi  dan mengampuni mereka, serta menempatkan mereka di Surga abadi.

Kedua, membangun hubungan yang dekat. Mayarakat Manggarai meyakini bahwa mereka yang sudah meninggal masih memiliki hubungan yang dekat dengan masyarakat. Walaupun de facto orang yang meninggal tak dapat dilihat secara kasat mata. Mereka senantiasa hadir dan berada di dekat masyarakat.

Karena itu, masyarakat yang masih hidup sanantiasa mengujungi pemakaman, terutama pada saat merayakan hari arwah pada tanggal 2 November setiap tahunnya. Atau ketika diakan acara "Teing Hang". Dalam kunjungan itu, selalu didaraskan doa-doa agar semua arwah diselamatkan jiwanya dan tak henti-hentinya mendoakan masyarakat yang masih berziarah di dunia ini.

Ketiga, arwah adalah pendoa. Orang Manggarai percaya bahwa para arwah adalah pendoa yang baik.  Mereka pasti selalu berdoa bagi keluarganya yang masih hidup. Mereka sudah ada dan kini tinggal bersama Allah di Surga. Mereka adalah pengantara doa. Para arwah akan mendengar seruan dan doa masyarakat, lantas doa tersebut akan diteruskan kepada Allah sendiri. Allah sendirilah yang akan mengabulkan segala doa dan laporan yang disampaikan oleh arwah.

Keempat, mengikat tali persaudaran masyarakat. Melalui acara memberikan makan arwah, masyarakat yang tersebar di berbagai daerah yang sudah lama tidak bertemu, kini berkumpul jadi satu. Saling berbagi cerita tentang pahit-manisnya kehidupan di tempat di mana mereka tinggal. Dengan pertemuan seperti ini, mereka akan menimba energi positif yang kemudian dijadikan sebagai bekal untuk kehidupan selanjutnya.

Ritual "Teing Hang" Arwah dari Sudut Pandang Agama Kristiani

Budaya "Teing Hang" (memberi makan) arwah sama sekali tidak bertentangan dengan Agama Kristiani, sebab budaya ini sudah mendarah daging dan sudah ada jauh sebelum Agama Modern (Kristiani) masuk dan dibawa oleh misionaris Eropa.

Namun, yang paling penting bahwa dalam acara ini, TONGKA (juru bicara) selalu menyebut "Mori Kraeng" (Tuhan Allah). Hal ini tampak jelas dalam ungkapan demikian: "Denge lite mori agu ngaran, jari agu dedek, tanan wa, awang beta" (Dengarkanlah ya Tuhan, Pencipta langit dan bumi). Dan sebelum mengakiri acara "Teing Hang", selalu ditutupi dengan tanda salib atau tanda kemenangan Kristus.

Disamping itu, tokoh-tokoh rohani dalam Agama Kristiani: Uskup, Imam, Bruder dan Suster seringkali terlibat dalam acara memberi makan arwah. Dan sejauh ini, belum terdengar kritikan dari mereka yang memiliki pemahaman agama dan budaya yang luas dan mendalam, yang mengatakan bahwa budaya ini sebenarnya bertentangan dengan ajaran iman Kristiani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun