Hari ini Gereja Katolik di seluruh dunia merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus. Perayaannya masih dari rumah masing-masing, sebab belum ada perintah dari Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur untuk merayakan misa di gereja yang resmi.
Setiap kali merayakan Hari Raya Tritunggal, saya selalu teringat akan kisah seorang filsuf dan teolog Kristen awal yang tulisan mempengaruhi Kekristenan di Barat dan filsafat Barat, yakni St. Agustinus dari Hippo.
Kisahnya sebagai berikut.Â
Suatu ketika, Agustinus berjalan di bibir pantai sambil memikirkan tentang Allah Tritunggal. Saat dia berjalan ke sana ke mari, tiba-tiba dia melihat seorang anak kecil yang sedang membuat lubang kecil di tepi pantai.
"Apa yang sedang kamu lakukan? tanya Agustinus kepada anak kecil itu. "Saya sedang memindahkan air laut ke dalam lubang ini" jawab anak itu. Sambil tertawa, Agustinus berkata kepada anak itu, nak... nak...bagaimana mungkin air yang begitu banyak ini dapat dimasukkan ke dalam lubang yang sangat kecil?". Lalu anak itu menjawab, begitu juga dengan kamu, bagaimana mungkin kepalamu yang begitu kecil itu Bisa memahami Allah Tritunggal? Kisahnya sampai di situ.
Hal yang mau di sampaikan dari kisah di atas adalah bahwa hakikat kita sebagai ciptaan dan akal budi kita tak dapat memahami Allah Tritunggal: Bapa, Putera dan Roh Kudus secara utuh dan lengkap.
Namun, kita dapat merasakan peran Allah Tritunggal dalam kehidupan sehari-hari. Untuk sedikit memahami konsep Tritunggal, kita dapat menggunakan simbolisasi dan ilustrasi-ilustrasi sederhana.Â
Ilustrasi pertama, Seorang laki-laki (ayah). Seorang ayah dapat memiliki 3 peran: dia dapat menjadi suami bagi istrinya, dia dapat menjadi ayah bagi anak-anaknya, dia juga dapat menjadi kepala sekolah bagi guru-guru dan anak-anak murid di sekolah. Ketiga peran itu dilakukan oleh orang yang sama.
Ilustrasi kedua, matahari. Matahari memiliki 3 peran: kita dapat merasakan dan melihat cahaya matahari, merasakan panasnya terik matahari, matahari juga dapat menghidupkan seluruh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan di bumi.
Di dalam Kitab Suci, kita dapat memahami Allah Tritunggal Maha Kudus secara lebih jelas. Misalnya peristiwa Maria dikunjungi oleh Malaekat Gabriel."Roh Kudus turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan di sebut kudus, Anak Allah (Lukas 1:35). Peristiwa ini menggambarkan Allah Tritunggal. Â
Jadi, umat Kristiani tidak menyembah 3 Allah yang barangkali pembaca memahaminya demikian. Tetapi hanya menyembah satu Allah yang memiliki tiga pribadi, yakni Bapa, Putera dan Roh Kudus.Â