Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Buruh - Manusia Biasa

Hidup adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

HMI, Muktamar NU, dan Gus Yahya

28 Desember 2021   15:16 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:41 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Himpunan Mahasiswa Islam atau disingkat HMI adalah organisasi Kemahasiswaan dan Pemuda (OKP) ekstra kampus. Sama dengan PMII, IMM, GMNI, PMKRI dan OKP lainnya.

Kader HMI itu berasal dari mana saja, termasuk dari golongan atau anak-anak turunan NU, Muhammadiyah atau ormas lainnya.

Pertanyaannya kenapa anak turunan NU, tidak masuk PMII saat kuliah, pun demikian anak turunan Muhammadiyah kenapa tidak masuk IMM.

Ada banyak alasan. Bisa jadi karena waktu itu di kampusnya belum ada organisasi PMII atau IMM. Bisa juga karena awal-awal kuliah-masuk kampus, teman bergaulnya kader HMI. Bisa juga karena organisasi HMI yang paling aktif di kampusnya dibanding organisasi lainnya. Ada begitu banyak alasan, sebagaiman alasan kenapa tidak masuk HMI.

Selesai kuliah-selesai ber HMI, biasanya kader HMI secara otomatis menjadi alumni HMI-yang secara kelembagaan akan bergabung dalam wadah Korps Alumni HMI (KAHMI). Selain itu, ada yang memilih bergabung ke NU, Muhammadiyah atau organisasi islam lainnya. Itu biasa dan lumrah.

Jelang Muktamar NU, banyak oknum kader NU menyoal atau bahkan menolak KH. Yahya Cholil Staquf sebagai calon Ketua Umum PB NU. Alasannya karena dia alumni HMI.

Melalui beberapa tulisan opini di media, ada yang coba "mempertentangkan" antara HMI dan PMI, ada juga yang beropini "untuk apa ada PMII, Kalau PB NU dipimpin HMI" dan banyak opini-opini lainnya. Yang intinya tidak menerima Gus Yahya-sebagai calon Ketum PB NU.

Saya, saat membaca beberapa tulisan opini tersebut melalui portal berita dan group WA merasa "risih" dan menganggap bahwa yang menulis itu adalah oknum yang berpikiran sempit.

Dengan opini tersebut, oknum tersebut mengkerdilkan NU sebagai ormas terbesar di republik ini. Dia menafikan bahwa NU itu milik umat bahkan aset bangsa yang harus terus dijaga. Terlepas dari mana latar belakang organisasi kemahasiswaan kadernya.

Menyandingkan HMI dengan NU, tentu tidak bijak dan tepat karena HMI sampai kapanpun tidak akan pernah sebanding dengan NU. Nu itu ormas, sedang HMI itu OKP.

Kalau mau linier yang patut dibanding-bandingkan adalah antara HMI dengan PMII, IMM, PMKRI atau OKP lainnya. Meski demikian membanding-banding sebuah OKP dengan OKP lainnya tidaklah bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun