Di era digital, media sosial telah berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat berbagi momen. Kini, banyak tokoh ternama, baik dari dalam maupun luar negeri, memanfaatkannya untuk mendokumentasikan pemikiran mereka. Melalui platform seperti YouTube, Twitter, dan podcast, mereka tidak hanya berbagi wawasan tetapi juga mencatat bagaimana perspektif mereka berkembang seiring waktu.
Fenomena Dokumentasi Pemikiran di Indonesia
Di Indonesia, tren ini semakin populer. Tokoh seperti Deddy Corbuzier, Gita Wirjawan, dan Najwa Shihab secara rutin membagikan pemikiran mereka tentang berbagai topik, mulai dari bisnis hingga isu sosial. Deddy Corbuzier, misalnya, pernah mengakui bahwa ia sering menonton ulang videonya sendiri untuk menilai apakah pandangannya masih relevan atau telah berubah.
Menariknya, kebiasaan ini tidak hanya dilakukan oleh figur publik. Banyak profesional muda mulai menggunakan media sosial sebagai jurnal digital untuk merekam perkembangan intelektual dan emosional mereka.
Tokoh Internasional yang Melakukan Hal Serupa
Tren ini juga terjadi di kancah global. Beberapa tokoh terkenal yang mendokumentasikan pemikirannya antara lain:
Lex Fridman (Ilmuwan & Podcaster)
Peneliti AI dari MIT ini menggunakan YouTube dan podcast untuk merekam percakapannya dengan para pemikir ternama, seperti Elon Musk dan Noam Chomsky. Kontennya menjadi catatan berharga bagi siapa saja yang ingin memahami perkembangan teknologi.-
Naval Ravikant (Pengusaha & Filsuf Modern)
Pendiri AngelList ini aktif di Twitter, YouTube, dan podcast untuk berbagi pemikirannya tentang kebebasan finansial, investasi, dan kebahagiaan. Banyak orang menjadikan refleksinya sebagai panduan dalam menjalani kehidupan dan bisnis. -
Jordan Peterson (Psikolog & Penulis)
Profesor psikologi asal Kanada ini menggunakan YouTube untuk mendokumentasikan kuliah dan wawancara yang membahas psikologi serta isu sosial, yang kemudian memicu diskusi luas di berbagai kalangan.
Mengapa Dokumentasi Pemikiran Penting?