Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa yang Hobi Membaca dan Menngamati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ucapan yang Kurang Tepat Namun Populer di Masyarakat

1 Februari 2025   14:39 Diperbarui: 1 Februari 2025   14:39 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang yang Sedang Merenung (Sumber: https://unsplash.com/@whoislimos)

Untuk menghindari jebakan label moral yang sempit, mari kita ubah cara pandang kita terhadap keberkahan rezeki. Berikut beberapa solusi untuk menjaga sikap rendah hati dan empati:

  • Syukur Tanpa Sombong: Ucapkan syukur atas rezeki yang diberikan tanpa mengaitkannya dengan label kesolehan.
  • Hindari Perbandingan: Fokuslah pada perjalanan pribadi dan jangan membandingkan keberkahan kita dengan orang lain.
  • Berprasangka Baik: Selalu anggap orang lain memiliki kebaikan yang mungkin tidak terlihat pada permukaan.
  • Berbagi Keberkahan: Gunakan keberkahan sebagai momentum untuk membantu dan menginspirasi sesama, bukan sebagai alat untuk menilai moral.

Kesimpulan: Syukur Tanpa Label, Keberkahan untuk Semua

Ucapan "Alhamdulillah rejeki anak soleh" seharusnya menjadi ekspresi syukur yang murni, bukan sebagai label moral yang membandingkan dan mengasingkan. Allah memberikan rezeki kepada semua hamba-Nya tanpa kecuali, dan keberkahan itu tidak bisa dijadikan tolak ukur kesolehan. Mari kita renungkan bahwa nilai sejati terletak pada kerendahan hati dan kemampuan untuk berprasangka baik terhadap sesama. Dengan mengedepankan sikap rendah hati, kita dapat merayakan keberkahan Allah tanpa menghakimi, serta membuka jalan bagi solidaritas dan kebersamaan yang lebih besar.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah ucapan tersebut justru memunculkan kesan keangkuhan, atau dapat menjadi momentum untuk saling menginspirasi? Bagikan opini dan pengalaman Anda, karena diskusi yang sehat adalah kunci menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang arti keberkahan dan kerendahan hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun