Bagaimana cara memanfaatkan 5-6 menit dengan bijak? Ada beberapa langkah konkret yang bisa diterapkan.
Membuat "To-Do List" kebaikan harian dapat membantu memanfaatkan waktu dengan lebih bermakna. Catat hal-hal kecil yang bisa dilakukan dalam 5-6 menit, seperti membaca satu halaman buku, membantu orang tua, atau berdoa.
Menggunakan teknik Pomodoro untuk ibadah bisa menjadi solusi efektif. Alokasikan 5-6 menit setiap jam untuk beristirahat sekaligus beribadah, seperti sholat sunnah atau membaca Al-Quran.
Refleksi diri setiap malam juga penting. Luangkan 5-6 menit sebelum tidur untuk merenungkan apa yang sudah dilakukan hari ini dan apa yang bisa diperbaiki besok.
Jadikan sedekah sebagai kebiasaan harian. Sisihkan 5-6 menit setiap hari untuk menyiapkan sedekah, baik dalam bentuk uang, tenaga, atau sekadar senyuman tulus.
Hindari distraksi digital dengan mengurangi waktu scrolling media sosial dan mengalihkannya untuk hal-hal yang lebih bermakna, seperti berbicara dengan keluarga atau berdoa.
Waktu adalah karunia yang tak ternilai. 5-6 menit mungkin terlihat singkat, tetapi ia bisa menjadi penentu kebahagiaan atau penyesalan abadi. Seperti kata Imam Al-Ghazali, "Waktu itu seperti pedang. Jika kau tidak memotongnya, ia akan memotongmu." Mari kita manfaatkan setiap detik dengan bijak, karena waktu yang terbuang tidak akan pernah kembali.
Jika Anda tahu bahwa 5-6 menit ke depan adalah kesempatan terakhir Anda untuk berbuat baik, apa yang akan Anda lakukan? Bagaimana cara Anda memastikan bahwa waktu singkat dalam hidup tidak terbuang sia-sia?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI