Menulis adalah sebuah perjalanan. Ada kalanya kita bersemangat, ada pula saatnya kita merasa lelah dan kehilangan gairah. Namun, di tengah perjalanan itu, terkadang ada momen-momen kecil yang datang tanpa diduga, memberikan energi baru untuk terus melangkah. Salah satunya adalah ketika seorang maestro penulis di Kompasiana, TJIPTADINATA EFFENDI, menyempatkan diri untuk mampir dan memberikan ulasan positif pada tulisan saya. Â
Saya masih ingat betul, pertama kali membuka profil beliau, saya langsung tertegun. Bagaimana tidak? Beliau telah menulis 7.545 artikel di Kompasiana! Sebuah pencapaian yang luar biasa dan patut diacungi jempol. Dalam hati, saya bergumam, "Masih sempat ya seorang senior seperti beliau menyempatkan waktu untuk membaca dan memberikan komentar pada tulisan saya?" Rasa kagum dan respect saya pun langsung melambung tinggi. Â
Bagi saya, ini bukan sekadar komentar biasa. Ini adalah sebuah apresiasi yang datang dari seorang maestro yang telah membagikan begitu banyak pengetahuan, inspirasi, dan cerita kepada pembaca setia Kompasiana. Beliau bukan hanya seorang penulis, tapi juga seorang sosok yang telah membangun fondasi kuat bagi komunitas penulis di platform ini. Â
Ketika beliau meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan ulasan pada tulisan saya, rasanya seperti mendapat suntikan semangat yang tak terduga. Sebagai sesama penulis, apalagi seorang senior yang sudah begitu berpengalaman, beliau tidak perlu melakukan itu. Tapi justru karena itulah, gesture kecil ini terasa begitu berarti. Ini adalah bukti bahwa di dunia menulis, kita tidak pernah benar-benar sendirian. Ada komunitas yang saling mendukung, saling mengapresiasi, dan saling menginspirasi. Â
Tidak hanya Pak Tjiptadinata Effendi, saya juga ingin menyampaikan rasa respect saya kepada semua senior di Kompasiana yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Kalian adalah sosok-sosok hebat yang telah membangun fondasi kuat bagi komunitas penulis di platform ini. Melalui tulisan-tulisan kalian, saya belajar banyak hal, tidak hanya tentang teknik menulis, tapi juga tentang konsistensi, dedikasi, dan semangat berbagi. Â
Berkat kalian, saya merasa seperti menemukan sebuah circle positif di Kompasiana. Circle yang tidak hanya membuat saya merasa diterima, tapi juga terus memotivasi saya untuk menjadi lebih baik. Circle yang mengajarkan bahwa menulis bukan sekadar tentang kata-kata, tapi juga tentang membangun hubungan, saling menghargai, dan saling menginspirasi. Â
Mungkin bagi sebagian orang, ini terlihat seperti hal sepele. Tapi bagi saya, dan mungkin juga bagi penulis lainnya, apresiasi dari para senior seperti Pak Tjiptadinata Effendi dan lainnya adalah mood booster yang luar biasa. Ini mengingatkan saya bahwa menulis bukan hanya tentang angka atau popularitas, tapi juga tentang berbagi dan saling menghargai. Â
Harapan saya, semoga semangat ini bisa terus terjaga. Semoga para senior seperti beliau tetap konsisten menulis dan memberikan inspirasi kepada penulis-penulis muda seperti saya. Dan semoga kita semua, sebagai penulis di Kompasiana, bisa terus berkarya, menciptakan artikel-artikel yang bermanfaat, dan saling mendukung satu sama lain. Â
Terima kasih, Pak Tjiptadinata Effendi, untuk ulasan positifnya. Terima kasih juga kepada semua senior di Kompasiana yang telah membangun circle positif ini. Semoga kita semua bisa terus menebar manfaat melalui tulisan-tulisan kita. Â
Tulisan ini adalah bukti bahwa apresiasi kecil bisa menjadi energi besar. Mari terus menulis, saling menginspirasi, dan menjaga circle positif ini tetap hidup!