Bayangkan Ini...
Kamu punya dompet digital A, tapi temanmu cuma pakai dompet digital B. Mau transfer uang? Ribet. Harus lewat rekening bank dulu, kena biaya admin, atau malah gak bisa sama sekali. Itu baru contoh kecil dari masalah besar: sistem digital yang gak nyambung satu sama lain.
Nah, di sinilah interoperabilitas blockchain beraksi. Teknologi ini bikin berbagai sistem blockchain bisa ngobrol, bertukar data, dan bekerja sama tanpa hambatan. Bukan cuma buat e-wallet, tapi juga buat e-commerce, logistik, dan bahkan layanan publik!
Tapi, bagaimana caranya? Dan lebih penting lagi, kenapa Indonesia harus peduli?
Interoperabilitas: Jembatan Penghubung Dunia Digital
Bayangkan blockchain seperti pulau-pulau yang terpisah. Masing-masing punya sistemnya sendiri, tapi gak ada jembatan yang menghubungkan. Interoperabilitas ini ibarat bikin jembatan yang bikin semua pulau bisa berkomunikasi dan saling berbagi sumber daya.
Di Indonesia, adopsi blockchain masih berkembang. Tapi tanpa interoperabilitas, kita bakal terjebak dalam sistem-sistem yang berdiri sendiri alias "jalan sendiri-sendiri". Padahal, kalau bisa terhubung, peluangnya luar biasa besar---buat UMKM, pemerintah, dan masyarakat luas.
Kenapa Indonesia Butuh Blockchain yang Bisa Ngobrol?
1. UMKM Jadi Gampang Masuk Ekosistem Digital
Indonesia punya lebih dari 64 juta UMKM, tapi banyak yang belum bisa go digital. Kenapa? Karena ekosistem digitalnya terkotak-kotak. Interoperabilitas blockchain bisa bikin UMKM lebih gampang masuk ke e-commerce, sistem pembayaran digital, dan layanan logistik tanpa harus pusing dengan banyaknya platform yang gak nyambung.