Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa yang Hobi Membaca dan Mengamati

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

ChatGPT vs DeepSeek: Ketika AI Memaksa AI Lainnya Pensiun Dini

29 Januari 2025   10:41 Diperbarui: 29 Januari 2025   10:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pertarungan AI (Sumber: Dalle)

Pernahkah kamu membayangkan dunia di mana kecerdasan buatan (AI) saling bersaing, hingga satu sama lain terancam "pensiun dini"? Ini bukan lagi cerita fiksi ilmiah. Dengan kehadiran DeepSeek, ChatGPT---yang dulu jadi primadona---kini mulai tersaingi. Tapi, apa sebenarnya yang terjadi di balik persaingan ini? Dan yang lebih penting, apa dampaknya bagi kita sebagai manusia?  

Mari kita mulai dengan cerita sederhana. Bayangkan kamu punya asisten virtual yang selalu siap membantu, dari menjawab pertanyaan rumit sampai menulis puisi romantis. Itulah ChatGPT, AI yang sempat membuat dunia terpukau. Tapi, tiba-tiba muncul DeepSeek, dengan kemampuan yang lebih canggih, lebih cepat, dan lebih "manusiawi". ChatGPT pun mulai kehilangan pamor.  

Ini bukan sekadar persaingan teknologi. Ini adalah cerminan bagaimana perkembangan AI bergerak dengan kecepatan luar biasa, dan bagaimana kita sebagai manusia harus beradaptasi---atau tertinggal.  

AI vs AI: Siapa yang Lebih Pintar?  


ChatGPT, buatan OpenAI, sempat menjadi buah bibir karena kemampuannya menghasilkan teks yang nyaris sempurna. Tapi, DeepSeek datang dengan fitur yang lebih mengesankan: kemampuan memahami konteks lebih dalam, respons yang lebih cepat, dan bahkan bisa memprediksi kebutuhan pengguna sebelum mereka bertanya.  

Contohnya, jika kamu bertanya ke ChatGPT tentang resep kue, ia akan memberikan langkah-langkah standar. Tapi, DeepSeek bisa menanyakan balik: "Kamu punya alergi makanan? Atau mau versi yang lebih sehat?" Ini membuat pengalaman berinteraksi dengan AI terasa lebih personal dan relevan.  

Tapi, di balik kehebatannya, ada pertanyaan besar: Apakah persaingan ini akan menguntungkan manusia, atau justru membuat kita tergantung pada teknologi?  

Dampak pada Manusia: Ancaman atau Peluang?

 
Ketika AI seperti DeepSeek dan ChatGPT saling bersaing, ada dua sisi koin yang harus kita perhatikan. Di satu sisi, persaingan ini mendorong inovasi. AI menjadi lebih cerdas, lebih efisien, dan lebih membantu dalam kehidupan sehari-hari.  

Tapi, di sisi lain, ada risiko besar. Bagaimana jika AI menjadi terlalu canggih hingga menggantikan peran manusia di berbagai bidang? Mulai dari penulis, customer service, hingga analis data---semua bisa terancam.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun