Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa yang Hobi Membaca dan Mengamati

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mutasi TNI dan Tantangan Penyegaran di Era Transformasi Digital

6 Januari 2025   09:00 Diperbarui: 6 Januari 2025   09:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash


Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto kembali melakukan mutasi besar dengan merotasi 101 perwira tinggi dari ketiga matra TNI. Keputusan ini adalah langkah rutin yang selalu dikaitkan dengan regenerasi, penyegaran organisasi, dan peningkatan kinerja. Namun, di era transformasi digital dan tantangan geopolitik yang semakin kompleks, pertanyaan mendasarnya adalah: sejauh mana rotasi ini menjawab kebutuhan strategis masa depan TNI?

  • Mutasi sebagai Refleksi Adaptasi Strategis


Mutasi di tubuh TNI bukan hanya soal penyegaran. Dalam konteks saat ini, rotasi juga harus mencerminkan kesiapan institusi untuk menghadapi ancaman modern. Keberadaan jabatan strategis seperti Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) adalah contoh konkret pentingnya kemampuan adaptasi di era teknologi. Dengan dunia yang semakin bergantung pada siber, posisi ini tidak hanya memerlukan figur dengan latar belakang militer kuat tetapi juga pemahaman mendalam tentang keamanan siber global.

Mutasi yang dilakukan, seperti pergantian Kepala BSSN dan Kepala Basarnas, adalah langkah yang menuntut sosok berwawasan luas. Mutasi ini mencerminkan kebutuhan akan kepemimpinan yang tidak hanya berorientasi pada penguasaan teknis tetapi juga fleksibilitas strategis di sektor-sektor multidimensi.

  • Tantangan TNI dalam Konteks Digitalisasi dan Modernisasi


Di era transformasi digital, ancaman terhadap keamanan negara tidak lagi berbatas fisik. Serangan siber, perang informasi, dan manipulasi data adalah tantangan baru yang harus dihadapi dengan strategi berbeda. Di sinilah peran mutasi menjadi signifikan: memastikan bahwa para perwira tinggi yang menduduki jabatan strategis mampu merancang dan menerapkan kebijakan yang relevan dengan konteks zaman.

Misalnya, pengisian jabatan Kepala BSSN seharusnya diiringi dengan rencana besar untuk meningkatkan kapasitas pertahanan siber nasional. Rotasi ini idealnya bukan hanya tentang siapa yang memimpin, tetapi juga bagaimana mempersiapkan tim dengan kompetensi lintas sektoral, baik militer, siber, maupun intelijen.

  • Mutasi dan Regenerasi: Apakah Sudah Maksimal?


Sebagai bagian dari regenerasi, mutasi juga harus menjamin kelangsungan institusi di masa depan. Namun, regenerasi ini sering kali hanya terlihat sebagai perpindahan jabatan tanpa penguatan sumber daya manusia yang signifikan. Padahal, regenerasi sejati melibatkan investasi jangka panjang, termasuk pelatihan lanjutan untuk perwira tinggi yang diproyeksikan mengisi jabatan strategis.

Rotasi besar-besaran ini juga menjadi pengingat bahwa TNI harus semakin inklusif dalam mengembangkan calon pemimpin dari berbagai latar belakang. Apakah saat ini pengisian jabatan strategis sudah mempertimbangkan kebutuhan diversifikasi kompetensi, seperti keahlian dalam teknologi, manajemen krisis, dan diplomasi pertahanan?

  • Langkah Maju: Merancang Rotasi yang Terintegrasi dengan Visi Jangka Panjang


Mutasi seperti ini adalah momentum untuk melakukan evaluasi mendalam tentang arah strategis TNI ke depan. Tantangan yang semakin kompleks, baik di ranah domestik maupun global, menuntut kebijakan rotasi yang lebih proaktif dan berbasis data.

Sebagai langkah ke depan, ada baiknya TNI mempertimbangkan:

  1. Pemetaan Kompetensi Perwira: Menggunakan teknologi big data untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan setiap perwira, sehingga rotasi dilakukan berdasarkan kebutuhan spesifik institusi.
  2. Penguatan Kolaborasi: Mengintegrasikan kepemimpinan TNI dengan aktor non-militer, seperti pakar siber dan keamanan data, untuk menghadapi ancaman multidimensional.
  3. Peningkatan Pelatihan Digital: Mengembangkan program pelatihan berfokus pada teknologi modern, mulai dari artificial intelligence hingga cybersecurity, untuk semua level kepemimpinan TNI.

Kesimpulan
Mutasi 101 perwira tinggi TNI adalah bagian dari siklus organisasi yang sehat. Namun, di tengah era transformasi digital dan tantangan geopolitik yang dinamis, langkah ini harus lebih dari sekadar rotasi. Mutasi harus menjadi bagian dari strategi besar yang mendorong modernisasi, adaptasi, dan inovasi dalam tubuh TNI. Jika dilakukan dengan visi yang jelas, mutasi bukan hanya menjadi alat penyegaran, tetapi juga pondasi bagi masa depan TNI yang lebih tangguh dan relevan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun