Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa yang Hobi Membaca dan Mengamati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tahun Baru: Antara Harapan, Parodi, dan Refleksi Kehidupan

1 Januari 2025   12:02 Diperbarui: 1 Januari 2025   11:21 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Waktu (Source: Dalle)

Tahun baru adalah momen yang kerap disambut dengan penuh harapan dan resolusi. Namun, sudahkah kita benar-benar memahami maknanya di luar sekadar tradisi? Pergantian tahun lebih dari sekadar penanda waktu; ia adalah ruang untuk merenung, menertawakan kebiasaan, dan merumuskan langkah baru dengan kesadaran penuh.

Mengapa Harapan Selalu Menjadi Bagian dari Tahun Baru?

Setiap tahun baru membawa serta optimisme, seolah-olah angka baru di kalender dapat menghapus jejak tahun sebelumnya. Namun, perubahan bukanlah sesuatu yang terjadi hanya karena waktu bergulir. Pertanyaannya, apakah kita benar-benar bergerak maju, atau hanya terjebak dalam ilusi bahwa semua akan membaik dengan sendirinya?

Banyak dari kita menetapkan resolusi seperti lebih sehat, lebih hemat, atau lebih produktif. Ironisnya, komitmen ini sering kali pudar sebelum bulan Januari berakhir. Namun, di situlah daya tariknya: harapan adalah motor penggerak yang membuat kita terus melangkah, meskipun terkadang kita tahu bahwa realitas tak selalu seindah ekspektasi.

Ritual dan Tradisi: Antara Kebiasaan dan Kesadaran

Ritual tahun baru sering kali dipenuhi dengan simbolisme. Mulai dari hitung mundur hingga berbagai bentuk ekspresi diri, semuanya menggambarkan keinginan untuk memulai dari awal. Namun, sejauh mana ritual ini benar-benar memiliki dampak nyata?

Sebagian orang memanfaatkan momen ini untuk refleksi dan doa, sementara yang lain mengalihkannya pada konsumsi tanpa batas. Malam tahun baru pun kerap menjadi ajang pemborosan yang mengundang ironi. Uang yang dihabiskan untuk pesta atau belanja mendadak sering kali berujung pada kebingungan di awal bulan berikutnya. Pertanyaan mendasar tetap sama: apakah ini cara terbaik untuk menyambut kesempatan baru?

Tahun Baru Sebagai Cermin Kehidupan

Jika direnungkan, tahun baru adalah cerminan dari absurditas kehidupan. Kita bekerja keras sepanjang tahun, lalu menaruh harapan besar pada perubahan drastis yang diinginkan terjadi begitu angka tahun bertambah satu. Realitas menunjukkan bahwa tantangan seperti tekanan ekonomi, utang, dan dinamika sosial tetap ada, meskipun kalender telah berganti.

Namun, absurditas ini juga membawa pelajaran. Kehidupan tidak harus selalu serius; terkadang kita perlu menertawakan diri sendiri dan situasi yang kita hadapi. Tahun baru bukan soal kesempurnaan, melainkan tentang keberanian untuk terus mencoba, meski tahu tantangan akan selalu ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun