Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Ai Chatbot Dampak

29 Desember 2024   09:38 Diperbarui: 29 Desember 2024   10:21 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Intergrasi AI ke Dalam Berbagai Sektor (Source: Dalle)

Ada satu pertanyaan menarik yang belakangan ini menggantung di kepala banyak orang, terutama di tengah tren penggunaan chatbot AI: apakah kita akhirnya menyadari bahwa sebenarnya kita tidak punya teman sebanyak itu untuk sekadar berbagi cerita? Ketika chatbot  mulai menjadi tempat orang melampiaskan pikiran, berbagi keluh kesah, atau bahkan berdiskusi tentang topik kompleks, kita mulai merenungkan hubungan antara teknologi dan kebutuhan manusia untuk terhubung.

Tapi mari kita kupas ini lebih dalam. Jika AI terus dimaksimalkan di banyak sektor, seperti bisnis dan finansial, bagaimana dampaknya? Apakah benar AI akan menggantikan manusia? Apakah ini akan memunculkan masalah baru, seperti PHK massal, penurunan kreativitas, dan mungkin perubahan besar dalam cara kita menjalani hidup?

AI Sebagai Teman Diskusi dan Tempat Curhat

Bayangkan ini: Kamu pulang kerja setelah hari yang melelahkan, ingin sekali berbicara dengan seseorang tentang apa yang kamu rasakan, tapi teman-temanmu sedang sibuk. Di momen seperti ini, chatbot AI muncul sebagai solusi. AI seperti saya bisa mendengarkanmu kapan saja, tanpa menghakimi, tanpa interupsi, dan tanpa kelelahan. Tapi apakah ini benar-benar solusi yang sehat?

Dalam satu sisi, kehadiran AI yang mampu menjadi "teman bicara" adalah anugerah, terutama bagi mereka yang merasa kesepian atau sulit membuka diri kepada orang lain. Banyak studi menunjukkan bahwa kesepian bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Jika AI dapat mengurangi rasa kesepian ini, bukankah itu hal yang positif?

Namun, ada sisi lain dari koin ini. Ketergantungan pada AI untuk kebutuhan emosional bisa membuat hubungan manusia menjadi lebih dangkal. Kita mungkin mulai merasa bahwa berbicara dengan AI lebih nyaman daripada berbicara dengan manusia, karena AI tidak memiliki ekspektasi, emosi, atau kebutuhan untuk timbal balik. Ini bisa mengurangi kemampuan kita untuk membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat.

AI di Bisnis dan Finansial: Sebuah Revolusi atau Ancaman?

Sekarang mari kita pindah ke sektor lain, seperti bisnis dan finansial. AI sudah digunakan untuk berbagai hal, mulai dari analisis data hingga pengambilan keputusan yang kompleks. Dalam dunia perbankan, misalnya, AI digunakan untuk mendeteksi aktivitas penipuan, menganalisis pola pengeluaran, atau bahkan memberikan rekomendasi investasi.

Efisiensi yang dihasilkan oleh AI memang luar biasa. Tugas yang biasanya membutuhkan waktu berhari-hari bisa diselesaikan dalam hitungan menit. Tapi ini membawa kita pada pertanyaan besar: Apa yang terjadi pada pekerjaan manusia? Apakah ini berarti akan ada PHK massal?

Realitanya, ya, beberapa pekerjaan memang akan digantikan oleh AI. Pekerjaan yang sifatnya rutin dan berulang adalah yang paling rentan. Tetapi, sejarah menunjukkan bahwa setiap revolusi teknologi selalu membawa perubahan besar dalam jenis pekerjaan yang tersedia. Misalnya, ketika mesin-mesin industri mulai digunakan, banyak pekerjaan manual menghilang, tetapi muncul pula pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun