Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Rakyat Biasa.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kenapa Sih, Selalu Ada Barang yang Kebeli Padahal Nggak Perlu?

15 Desember 2024   22:08 Diperbarui: 15 Desember 2024   21:13 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang sedang Berbelanja Source: Canva


Pernah nggak sih kamu ngalamin, niatnya cuma beli susu atau roti di supermarket, tapi pas pulang malah bawa barang segambreng? Aku tuh sering banget kayak gitu. Rasanya tuh kayak ada "sesuatu" di supermarket yang bikin tangan ini gatel buat ambil barang, walaupun di hati kecil udah tahu, "Eh, ini tuh nggak penting."

Aku pernah mikir, apa ini semacam kutukan? Tapi ternyata enggak, ini semua trik psikologi dan strategi toko yang, jujur, pinter banget bikin kita nggak sadar kalau dompet makin tipis.

Misalnya, mereka tuh sengaja banget naruh barang-barang esensial kayak susu atau telur di bagian belakang toko. Awalnya aku mikir, mungkin biar barangnya tetap segar atau dekat gudang. Tapi ternyata, itu tuh strategi supaya kita "terpaksa" lewat semua rak. Dan ya ampun, kalau udah lihat barang-barang lucu atau diskon, hati langsung nggak bisa kompromi, kan?

Terus, ada lagi nih. Aku perhatiin, barang-barang yang keliatannya bagus banget selalu ada di rak sejajar mata. Nah, ini juga sengaja. Katanya, itu disebut "zona emas". Barang yang paling menguntungkan buat toko diletakkan di situ supaya lebih gampang dijangkau. Sedangkan barang yang lebih murah sering banget diumpetin di rak bawah. Jadi, kalau mau hemat, katanya sih kita mesti mau jongkok atau lihat ke rak atas.

Dan jujur ya, aku tuh gampang banget kena jebakan diskon. Apalagi kalau ada tulisan "Beli 2 Gratis 1" atau "Diskon 50%". Bawaannya tuh pengen langsung ambil aja, padahal ya, siapa yang butuh tiga botol saus tomat sekaligus? Tapi pikiran selalu bilang, "Nggak apa-apa, nanti juga kepake." Eh, ujung-ujungnya malah lupa.

Yang paling ngeselin tuh, waktu lagi antri bayar. Di deket kasir kan sering banget ada cokelat, permen, atau barang-barang kecil lainnya. Aku tuh sering banget terjebak beli barang di situ, cuma karena bosan atau lapar. Seolah-olah otak ini bilang, "Ah, cuma ini doang kok," tapi pas sampai rumah malah nyesel.

Aku jadi sadar, belanja di supermarket itu kayak medan perang buat dompet. Mereka pakai segala cara supaya kita beli lebih banyak. Dari aroma roti yang bikin lapar, sampai trik visual di rak.

Sekarang, aku coba lebih hati-hati. Sebelum belanja, aku bikin daftar dan berusaha banget buat nggak keluar jalur. Aku juga nggak mau belanja pas lapar, soalnya itu bencana banget. Oh iya, aku mulai bawa kalkulator kecil juga. Ini penting banget buat ngingetin diri sendiri, "Udah, cukup. Jangan beli yang aneh-aneh lagi."

Ya, meskipun kadang tetep kecolongan juga, sih. Tapi setidaknya sekarang aku udah lebih sadar kalau supermarket itu nggak sesederhana yang kita kira. Mereka tuh udah kayak ahli psikologi yang tahu cara "menggoda" kita. Jadi, yuk, jangan mau kalah sama trik mereka!

Gimana, relate nggak sama pengalaman kamu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun