Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Lainnya - Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Hobi Explorasi Tentang Sesuatu yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mursid, TikTok Awards 2024, dan Konten yang Membelah Dunia Maya

14 Desember 2024   09:37 Diperbarui: 14 Desember 2024   09:37 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TikTok Awards 2024 Source: Dalle 

Kehebohan di jagat maya kembali terjadi setelah Mursid, seorang kreator TikTok dengan nama pengguna @mursid241, berhasil memenangkan penghargaan "Popular Video of the Year" di TikTok Awards 2024. Kemenangan ini memicu pro dan kontra yang mencolok. Bagaimana tidak? Mursid dikenal dengan konten yang sederhana---beberapa bahkan menyebutnya "biasa saja." Namun, justru kesederhanaan inilah yang berhasil menarik jutaan penonton dan memenangkan hati masyarakat.

Konten yang Mengundang Kontroversi

Dalam berbagai unggahan, Mursid sering kali bermain dengan tema sederhana, seperti tantangan kecil, komedi ringan, dan gaya penyajian tanpa banyak editing. Sebuah video populer berjudul "Udang Balon" menjadi sorotan dan dianggap sebagai faktor utama yang membuatnya masuk nominasi. Video tersebut memuat aksi sederhana yang diberi sentuhan humor, yang rupanya mampu menarik perhatian lebih dari satu juta suka di TikTok.

Namun, kritik pun tak terbendung. Banyak pihak menyuarakan kebingungan tentang bagaimana konten seperti itu dapat memenangkan penghargaan bergengsi. Sebagian netizen merasa penghargaan ini mencerminkan standar yang terlalu rendah untuk kreativitas, sementara yang lain berpendapat bahwa hal ini menunjukkan selera publik yang lebih mengutamakan hiburan ringan daripada substansi.

Popularitas versus Kualitas

Di balik kritik, kemenangan Mursid juga mengangkat pertanyaan penting: apakah penghargaan seperti TikTok Awards seharusnya didasarkan pada kualitas kreatif atau popularitas? Mursid adalah contoh nyata bagaimana algoritma platform seperti TikTok bekerja---konten yang mudah diterima dan disebarkan oleh audiens sering kali memiliki daya tarik yang jauh lebih besar dibandingkan produksi dengan kualitas tinggi.

Namun, pendukung Mursid melihat ini dari sudut pandang berbeda. Mereka menilai bahwa konten Mursid yang sederhana justru relevan dengan mayoritas pengguna TikTok, yang mencari hiburan tanpa pretensi. Kemenangan ini pun dianggap sebagai kemenangan rakyat biasa, sebuah pengakuan terhadap gaya hidup sederhana yang dapat dinikmati semua orang.

Renungan: Apa yang Kita Pelajari dari Mursid?

Ketika debu kontroversi mulai mereda, penting untuk memahami esensi dari platform seperti TikTok. Popularitas adalah refleksi dari apa yang diinginkan oleh mayoritas, bukan minoritas elit yang mendefinisikan "kualitas." Dalam era digital ini, setiap orang memiliki kesempatan untuk diakui, bahkan dengan modal sederhana. Mursid mengingatkan kita bahwa kreativitas bukan selalu tentang kompleksitas, tetapi tentang koneksi emosional dengan audiens.

Jadi, apakah kemenangan Mursid benar-benar layak? Itu tergantung dari sudut pandang Anda. Yang jelas, kisahnya memberikan pelajaran tentang bagaimana dunia digital memandang kreativitas di era modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun