Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism | Content Writer | Secretary | Pekerja Sosial

Menulis seputar Refleksi | Opini | Puisi | Lifestyle | Filsafat dst...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Romantika di Balik Lembar Skripsi: Cerita Mahasiswa Tingkat Akhir

11 Desember 2024   13:24 Diperbarui: 11 Desember 2024   18:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi mahasiswa tingkat akhir adalah perjalanan yang sunyi namun penuh makna. Dalam kesendirian di tengah perjuangan menyelesaikan skripsi, ada keindahan yang sering terlupakan. Keindahan itu hadir dalam momen-momen kecil, di mana kamu belajar berdamai dengan dirimu sendiri dan menemukan kekuatan tanpa menggantungkan diri pada siapa pun.

Bayangkan malam-malam panjang di kamar kos yang diterangi lampu meja redup. Hujan turun di luar, mengetuk-ngetuk jendela seakan mengiringi jemarimu yang menari di atas keyboard. Secangkir teh panas mengepul di sebelahmu, memberikan kehangatan yang lembut. Tanpa distraksi dari orang lain, kamu bisa menyelami pikiranmu sendiri, menyatukan ide-ide yang sempat berserakan, dan mengolahnya menjadi tulisan yang penuh makna.

Skripsi: Cerita Cinta dengan Diri Sendiri

Skripsi bukan hanya soal tugas akademik, melainkan perjalanan pribadi yang mengajarkanmu untuk lebih mengenal diri. Setiap kata yang kamu ketik adalah bukti dari keberanianmu menghadapi tantangan, meski tanpa banyak dukungan di sekitarmu.

Ada saat di mana revisi terasa begitu melelahkan, atau teori yang kamu cari tak kunjung ditemukan. Namun, justru di situ kamu belajar apa arti mencintai proses. Tanpa harus berbagi dengan siapa pun, kamu menyadari bahwa kekuatan sejati ada dalam dirimu sendiri.

Ketika dunia seakan menjauh, dan orang-orang yang dulu kamu percayai justru mengecewakan, skripsi menjadi ruang untuk kembali pada diri sendiri. Momen ini mengajarkanmu bahwa cinta dan kepercayaan yang paling tulus adalah cinta pada dirimu sendiri.

Keindahan dalam Kesendirian

Di tengah perjuangan yang berat, ada momen-momen kecil yang diam-diam menjadi indah. Seperti ketika kamu duduk di balkon kamar kos, menikmati teh hangat sambil membaca jurnal. Udara malam yang sejuk menyapa wajahmu, memberikan rasa damai di tengah kekacauan pikiran.

Atau saat kamu menyelesaikan satu bab, rasa puas itu seakan memenuhi hatimu. Tidak perlu pujian dari siapa pun-kamu tahu bahwa perjuangan itu murni milikmu. Setiap langkah kecil yang berhasil kamu tempuh adalah kemenangan yang hanya kamu sendiri yang benar-benar memahaminya.

Menyalakan Kembali Semangat yang Redup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun