Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism | Content Writer | Secretary | Pekerja Sosial

Menulis seputar Refleksi | Opini | Puisi | Lifestyle | Filsafat dst...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyambut Pagi dengan Pemikiran Liar ala Friedrich Nietzsche

24 Agustus 2024   06:28 Diperbarui: 24 Agustus 2024   06:44 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nietzsche dan Pikiran Liarnya (Bing Image AI)

Menikmati pagi dengan segelas kopi di tangan, banyak dari kita mungkin membiarkan pikiran melayang ke tempat-tempat yang tenang. Namun, bagi mereka yang lebih berani, ada kenikmatan tersendiri dalam membiarkan pikiran melintasi jalur-jalur yang lebih liar-jalur yang digariskan oleh pemikiran filsuf Friedrich Nietzsche.

Nietzsche bukanlah filsuf yang biasa-biasa saja. Pemikirannya sering kali dianggap kontroversial, penuh dengan gagasan tentang kekuatan, kehendak, dan pengembangan diri yang radikal. Menikmati pagi dengan Nietzsche berarti menerima tantangan untuk melihat dunia tanpa ilusi, tanpa kenyamanan semu yang sering kita bangun untuk diri kita sendiri. Nietzsche menolak konsep moralitas konvensional dan mendorong kita untuk mencari kebenaran kita sendiri, meskipun itu berarti harus berjalan sendirian di jalan yang tidak biasa.

Saat matahari pagi mulai menerangi langit, Nietzsche mungkin akan mendorong kita untuk merenungkan konsep amor fati-cinta akan takdir. Bukan hanya menerima apa yang terjadi pada kita, tetapi mencintainya. Nietzsche percaya bahwa untuk benar-benar hidup, kita harus merangkul setiap aspek kehidupan kita, baik itu kesulitan atau kebahagiaan, dengan penuh semangat dan penerimaan total.

Bayangkan duduk di teras, menyesap kopi, dan berpikir: Bagaimana jika hari ini adalah hari yang sama seperti yang akan kita jalani selamanya? Inilah konsep eternal recurrence, atau pengulangan abadi, yang diusung oleh Nietzsche. Bagaimana jika kita harus hidup kembali setiap momen dalam hidup kita? Mungkin pagi ini kita bisa merenungkan, apakah kita akan siap mengulang kembali hidup kita dengan cara yang sama? Atau, apakah kita akan berani untuk mengubah sesuatu agar hidup lebih bermakna?

Pagi dengan Nietzsche juga bisa menjadi momen untuk merenungkan gagasan tentang ubermensch, manusia unggul yang melampaui keterbatasan dirinya. Nietzsche mengajak kita untuk tidak hanya menerima diri kita apa adanya, tetapi untuk terus-menerus mendorong batasan-batasan diri dan menciptakan versi diri yang lebih kuat, lebih bebas, dan lebih otentik.

Jadi, ketika menikmati pagi dengan pemikiran liar ala Nietzsche, kita diajak untuk merenung lebih dalam, melampaui sekadar kenyamanan rutinitas harian. Ini tentang membuka pikiran kita untuk kemungkinan yang lebih besar, merangkul takdir kita dengan penuh keberanian, dan menghadapi tantangan hidup dengan semangat seorang petualang. Pagi ini, jangan hanya menyesap kopi, tetapi juga menyesap kehidupan dengan keberanian ala Nietzsche.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun