Mohon tunggu...
Suhendri Solin
Suhendri Solin Mohon Tunggu... Buruh - Berlarilah kencang hingga finis, sebuah harapan akan menghampiri mu

"Diperdaya dengan intrik bicara"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Napak Tilas Perjalanan Kabupaten Pakpak Bharat

18 Mei 2020   21:43 Diperbarui: 19 Mei 2020   06:15 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Master Parulian Tumanggor
PAKPAK BHARAT DALAM HISTORIS.

Kabupaten Pakpak Bharat menginjakkan usia yang ke tujuh belas tahun saat ini. Lahir atas pencetusan undang-undang nomor 9 tahun 2003, atas Pemekaran dari wilayah induk kabupaten Dairi. Cikal-bakal terbentuk Kabupaten Pakpak Bharat.


Otonomi daerah adalah sebuah langkah dalam pemerataan pembangunan di NKRI. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Pemangku kepentingan di NKRI, khusus di kabupaten Dairi dalam hal pemekaran wilayah daerahnya, cendikiawan dan pemangku kepentingan mengambil dengan cepat dan sigap peluang itu, sebuah investasi besar berharga. Investasi untuk ikut merasakan kenikmatan dana dan anggaran dari pemerintah pusat ke daerah.

Kabupaten Dairi penduduk asli suku Pakpak, cenderung agak, seperti terkucilkan pada masa itu. Atas dasar ketimpangan sosial, perlakuan terkucilnya suku Pakpak, maka pemikir dan cendikiawan mengambil peluang dan kesempatan emas, pada masa itu program pemerintah atas otonomi daerah sedang membuming. Otonomi adalah kunci utama.

Langkah praktis dan satu satunya jalan mengangkat harkat dan penghidupan rakyat suku Pakpak pada masa itu. Disamping misi pemerataan pembangunan juga disematkan mengangkat harkat dari keterpurukan suku Pakpak.

Kabupaten Pakpak Bharat dihuni oleh mayoritas Suku Pakpak. Dulu, ditahun 2002 kabupaten ini masih dalam bentuk kecamatan, Kecamatan Salak . Kecamatan lebih tua dari pada kecamatan yang ada di kabupaten Dairi, kecamatan terpinggirkan dan terkucilkan saat itu.

Kecamatan yang dihuni oleh asli suku Pakpak, dengan keterbatasan jauh dari ketercukupan rohani dan jasmani masyarakat.

Pada jaman sebelum Masehi daerah ini penghasil kapur Barus, konon Barus adalah barang komoditas dikonsumsi oleh raja Firaun, sebagai dupa dan wewangian, kecamatan yang nilai batin dan ketangkasan jiwa masih dominan pada saat itu. 

Sakit penyakit disembuhkan dengan kekuatan alam semesta yang mereka anut, mungkin masih dikatakan alami dan primitif.

Yang dulunya Kabupaten ini hanyalah sebuah desa kecil namun berkat otonomi daerah, daerah ini bisa merasakan kucuran dana dan anggaran seperti kabupaten lainnya. 

Merasakan pembangunan dimana-mana, menggerakkan dan mengangkat daya beli masyarakat. Mulusnya jalan dari desa ke desa. Bahkan semakin tinggi nilai daya beli masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun