Mohon tunggu...
Suhendra L. Hardi
Suhendra L. Hardi Mohon Tunggu... pendidik -

Bilai ketulusanmu tidak dihargai, balaslah ia dengan keikhlasan, lalu pergilah sejauh mungkin, tanpa pernah mengingat-ingat lagi |Menikmati Utopia Kehidupan|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Wisata Energi Hijau yang Pertama (PIRN XV 2016)

1 Agustus 2016   11:00 Diperbarui: 1 Agustus 2016   11:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bali telah dikenal Mendunia sebagai destinasi wisata budaya dan alam sekaligus, terancang apik dan bertahan sangat kuat. Bali mampu menjaga eksistensinya sebagai daerah wisata yang tetap teguh memegang tradisi, meski menjadi tempat bertemunya jutaan orang dari berbagai etnis dan negara di dunia.

Raja ampat juga termasuk destinasi wisata yang telah mendunia. Wisata alam dan lautnya memukau jutaan pengunjung dengan keasrian dan kekayaan alamnya. Gunung Bromo juga menyuguhkan wisata alam yang menakjubkan dan layak diperhitungkan sebagai destinasi wisata Indonesia berkelas dunia. Atau bila kita sempat ke Yogyakarta, selain sistem pemerintahannya yang menjadi daya tarik, keberadaan Candi Borobudur adalah suguhan dari jenis objek wisata budaya dan sejarah yang sakral dan indah di waktu bersamaan.

Baik Bali, Raja Ampat, Jawa Timur, dan Yogyakarta, masing-masing memiliki corak wisata mendunia dan sudah dikenal karena kekhasannya. Persoalannya adalah bagaimana sebuah daerah, seperti Bengkulu, pada akhirnya dapat menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung. Keberadaan wisata alam di Bengkulu seperti Kebun Teh Kabawetan, mungkin tidak akan berarti banyak karena orang telah lebih dahulu mengenal perkebunan teh di Bogor.

Keberadaan aset sejarah yaitu Benteng Malborough dan rumah Bung Karno, juga belum akan mampu menyaingi popularitas Borobudur. Putihnya Pantai Linau di Kabupaten Kaur, Bengkulu, juga masih lebih putih dan bersih pantai di Belitung atau Bali. Wisata snorkling Pulau Tikus dan Enggano, barangkali jauh jika dibandingkan dengan Raja Ampat. Dan masih banyak lagI contoh wisata lain yang akan tertutupi oleh objek wisata serupa di Provinsi lain, yang lebih dahulu telah terkenal, mudah diakses, dan tersedia dengan pengaturan yang lebih baik.

Meski demikian, bukan berarti Bengkulu akan terus tertutupi oleh objek wisata tersebut. Menemukan konsep wisata baru dan unggul, serta pelopor untuk bidang wisata itu, adalah alternatif paling mungkin agar Bengkulu dapat di kenal di Indonesia. Contoh wisata baru yang potensial dan baru itu adalah wisata energi hijau.

Kita ketahui bahwa secara geografis, Bengkulu memiliki berbagai potensi pengembangan sumber energi hijau yang prospek di kembangkan. Area Pantai Bengkulu dengan debit angin yang kencang karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, adalah prospek pengembangan energi hijau seperti kincir angin.

Pasang surut dan ombak Samudera Hindia di lautan Bengkulu juga prospek pengembangan energi listrik alternatif. Wilayah pegunungan yang subur adalah wilayah yang layak dan potensial untuk pengembangan tanaman penghasil bioetanol seperti umbi inferior uwi (Dioscorea alata) yang produktivitas per hektarnya bisa sampai 70 ton per hektar dan termasuk bahan pangan minoritas yang jarang dikonsumsi. 

Bahkan sumber energi dari panas bumi juga telah ditemukan di Hululais Kabupaten Lebong. PLTA Musi yang ada sat ini di Kepahiang juga adalah PLTA terbesar di sumatera. Serta banyak lagi potensi wisata energi hijau yang dapat ditelusuri dan dikembangkan di Bengkulu.

Keunggulan lain pengembangan energi hijau, selain menjadi Provinsi pertama yang memperkenalkan wisata ilmu berupa energi hijau, keberadaan wisata ini secara langsung juga akan memberikan masukan berupa energi listrik dan BBM yang akan menghemat anggaran daerah. Kita bayangkan, masyarakat pesisir tidak lagi bergantung dengan penyediaan listrik dari PLN karena telah memiliki sumber listrik dari angin laut. 

Masyarakat pegunungan tidak perlu bergantung dengan bahan bakar karena dari umbi yang di produksi akan menghasilkan biotenaol yang efisiensinya baik serta ramah lingkungan. Anggaran daerah yang harusnya digunakan untuk menyubsidi kebutuhan tersebut dapat dialihkan untuk kepentingan peningkatan kualitas pendidikan dan riset. Maka secara tidak langsung hal lain yang diperoleh adalah perbaikan sumber daya manusia menjadi manusia yang lebih berkualitas dan tanpa komando akan berkontribusi dalam menaikkan taraf kesejahteraan masyarakat.

Selama ini kita terus saja membicarakan potensi yang ada dan tampak, tetapi sering mengabaikan potensi lain yang barangkali apabila terealisasi akan memberi dampak yang lebih besar. Gagasan menjadikan Bengkulu sebagai wisata energi hijau adalah gagasan unggul dengan banyak kemanfaatan langsung dan tidak langsung. Artinya fungsi wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi penuh dengan nuansa kemanfaatan dan ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun