Mohon tunggu...
Suhendra L. Hardi
Suhendra L. Hardi Mohon Tunggu... pendidik -

Bilai ketulusanmu tidak dihargai, balaslah ia dengan keikhlasan, lalu pergilah sejauh mungkin, tanpa pernah mengingat-ingat lagi |Menikmati Utopia Kehidupan|

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sedikit Ruang untuk Paket Mudik yang Lain

29 Juni 2016   23:12 Diperbarui: 29 Juni 2016   23:23 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat dipastikan, jalur-jalur alternatif se antero Indonesia akan ramai oleh kendaraan. Baik yang rodanya lebih dari 2 atau yang tidak memiliki roda. Kejadian fenomenal tahunan ini adalah 1 dari 3 hal paling penting di 10 malam terakhir ramadan, yaitu malam lailatul qadar, THR, dan mudik atau pulang kampung. Ya, mudik lebaran selalu istimewa di Indonesia. Berkumpul dengan sanak saudara, membawa oleh-oleh dan baju baru untuk orang tua, bersilaturahmi bersama rekan lama.

Paket mudik juga salah satu hal penting yang wajib dibawa dari perantauan. Menjadi penggembira hati keluarga dan sanak keluarga. Tak heran pula bagasi pesawat dan kabin sering overweight bila tengah mudik lebaran. Kendaraan roda 2 pun menjadi gelantungan berbagai jenis bingkisan untuk dibagikan sebagai oleh-oleh. Rangkaian kegiatan mudik inilah yang menunjukkan bawa masyarakat kita memanglah masyarakat yang ramah dan suka memberi.

Hanya saja, perlu pula menjadi bahan pemikiran bahwa bekal mudik yang sering dibawa hanya mengarah pada satu kebutuhan saja. Yaitu kebutuhan di babwah leher, menyoal sandang atau pangan saja. Dengan rute yang sangat panjang, oleh-oleh hanya selalu berisi pakaian dan kelengkapannya, atau makanan khas daerah perantauan untuk bukti bahwa seseorang otu benar-benar merantau.

Betul sekali, apa salahnya bila kita mengisi perbekalan mudik kita dengan sandang dan pangan. Keduanya adalah kebutuhan primer, terlebih menjelang lebaran. Namun barangkali, alangkah lebih bijak bila salah satu bagian dari paket mudik untuk oleh-oleh tersebut juga diperuntukkan untuk kebutuhan di atas leher, yaitu kebutuhan akan pencerahan dan ilmu.

Saya punya kebiasaan, menjadikan buku sebagai salah satu paket penting ketika mudik. Selain memang saya membawa baju untuk keluarga, makanan dan jajanan ketika sanak famili bertandang, saya juga mengalokasikan sebagian besar ruang paket di sepeda motor saya untuk membawa sejumlah buku. Ada yang dibawa untuk tujuan diberikan kepada keluarga sebagai bahan bacaan. Ada yang memang dibawa untuk kepentingan baca pribadi.

Aktivitas perantau di kampung halaman umumnya hanya soal persiapan lebaran saja kan. Berberes rumah menyiapkan kue lebaran dan menu makan lebaran. Aktivitas tersebut penting, tetapi memanfaatkan ketenangan batin kala berkumpul dengan keluarga di kampung kelahiran, adalah momen terbaik untuk bermuhasabah dan memperkaya ilmu. Sedikit waktu dari kebersamaan itu diberikan untuk menuntaskan bahan bacaan secara bersama. Sepertinya akan menjadi alternatif menarik untuk libur lebaran. Semua di awali dengan memberikan sebagian ruang untuk membawakan bahan bacaan untuk keluarga, dan untuk kita sendiri. Berbagi kado dengan baju itu biasa, tetapi memberikan pula bahan bacaan untuk memperkaya ilmu adalah pembiasaan positif yang patut di coba.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun