Menulis merupakan keterampilan yang membutuhkan energi tinggi. Tidak banyak orang yang memiliki selera ini. Hanya orang-orang yang tekun dan pekerja keras yang mau melakukan pekerjaan ini. Di sisi lain, menulis juga tidak membutuhkan gelar yang mentereng. Anda tidak mesti sekolah sampai S3 hanya untuk mendapatkan SK menulis.Â
Semua orang bebas mengekspresikan pikirannya lewat tulisan. Sudah banyak ilmuan yang tidak memiliki gelar tetapi karya-karyanya di baca sampai hari ini. Contoh yang sudah kita kenal Syeikh Nawawi al-Bantani, Buya Hamka dan lain-lain.
Seiring berjalannya waktu orang mulai menghargai tulisan dengan materi. Tidak ada salahnya. Bahkan mungkin sudah seharusnya orang memberikan apresiasi yang tinggi bagi para penulis. Mengingat betapa sulitnya menulis itu. Butuh tenaga, pikiran dan ilmu. Seseorang tidak mungkin menghasilkan tulisan yang berkualitas tanpa adanya ilmu dan pikiran yang matang. Di sisi lain, juga menjadi problema, ketika tulisan diiming-imingi dengan uang karena ini akan menghilangkan keikhlasan. Penulis akan terus tertuju pada materi padahal itu bukan tujuannya.
Bagi seorang pemula seharusnya menghindari hal yang semacam ini. Karena akan menimbulkan kekecewaan ketika sebuah tulisan tidak dihargai dengan materi. Terus saja menulis sampai tulisan itu diakui kejituannya. Dari situlah orang akan menghargai tulisan mu. Siapa bilang penulis tidak ada yang kaya raya. Saya pikir penulis hebat kaya-kaya semua. Kaya bukan dalam arti materi yang saya maksud. Tetapi kekayaan intelektual mereka luar biasa. Mereka terus mengasah otaknya dengan tulisan-tulisan. Sehingga melahirkan generasi-generasi yang handal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI