Mohon tunggu...
suherman madani
suherman madani Mohon Tunggu... -

saya hanya orang biasa. Anak petani yang bermimpi jadi orang besar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dulu Jagokan Ahok Kini Nurdin Abdullah

16 Oktober 2017   11:06 Diperbarui: 16 Oktober 2017   11:33 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

HARI ini, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi menjabat setelah dilantik presiden. Di awal kemunculan mereka, tak sedikit lembaga yang meragukannya bisa menang melawan petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Apalagi, saat itu Ahok "disebut" ditopang kekuatan penguasa. Yah, bukan rahasia lagi, jika Presiden Joko Widodo memang begitu dekat dengan sosok Ahok. Maklum, Ahok adalah pasangannya waktu menjabat Gubernur DKI.

Selain ditopang kekuatan pro Jokowi, Ahok juga didukung oleh PDI-Perjuangan. Partai besutan Megawati Soekarno Putri. Beberapa lembaga survei kala itu juga begitu mengunggulkan Ahok. Tak terkecuali lembaga kampus macam Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (LPP UI).

Lembaga ini bahkan merilis, Ahok lah calon gubernur yang paling direkomendasikan pakar untuk menjabat Gubernur DKI. Tapi rakyat berkeinginan lain, Ahok ditakdirkan berbeda dari rekomendasi LPP UI, Tuhan tak melihat siapa dibelakang Ahok, Tuhan tetap dialur ceritanya.

http://m.liputan6.com/pilkada/read/2566479/survei-ui-ahok-paling-direkomendasikan-pakar-jadi-gubernur-dki

Kini bangsa ini akan kembali menghadapi Pilkada serentak 2018 mendatang. Sebanyak 171 daerah akan memilih kepala daerahnya, yang terdiri dari 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Lembaga-lembaga, partai politik bahkan tokoh yang menyokong Ahok kala Pilkada DKI kini sudah bermanuver di daerah-daerah tersebut, khususnya 17 provinsi yang akan menggelar pemilihan gubernur dan wakil gubernur.

Di Sulsel, Nurdin Abdullah (NA) kini menjadi tokoh yang sedikit banyak memiliki kemiripan dengan Ahok saat maju di Pilkada DKI. Nurdin Abdullah disebut sebagai calon yang didukung "Istana", Bupati Bantaeng ini juga menjadi figur yang disokong PDI Perjuangan. NA juga menjadi figur yang dirilis LPP UI sebagai calon yang direkomendasikan para pakar untuk menjadi Gubernur Sulsel.

http://harianamanah.com/m/berita-lpp-ui-nurdin-abdullah-jadi-kandidat-terbaik-gubernur-sulsel

Keduanya juga sama-sama media darling. Bagian yang paling disorot kini adalah, jika Ahok mencium tangan Megawati Soekarno Putri, Nurdin Abdullah juga mencium tangan pimpinan parpol itu saat diberikan rekomendasi dukungan oleh PDIP.

Bedanya, Ahok tidak pernah kepincut mengganti pasangan saat elektabilitasnya menurun. Sementara NA mengganti Tanribali Lamo (TBL), dengan alasan elektabilitas. Sayangnya, figur yang kemudian dijadikan pasangan pengganti TBL adalah figur yang sama sekali tidak terbaca survei selama ini.

Jangankan survei, diawal kemunculannya, Andi Sudirman Sulaiman (ASS) bahkan tak dikenali oleh google. Namanya sama sekali tak ditemukan dipencarian populer tersebut. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun