Air Mata Untuk Gadis Penjual Gorengan Yang Dibunuh Tragis
By : Suhatman Pisang
Tetiba air mata ku mengalir jatuh tak terbendung, Ketika potongan potongan berita seorang gadis belia penjual gorengan  di temukan dalam gundukan tanah terkubur tragis di Kayutanam, Padang Pariaman Sumatera Barat. Alam Minangkabau kampung halaman ku.
Potongan lain bercerita ada tangkapan gambar ketika gadis itu berbaju kaos hitam itu sedang berjalan menjajakan gorengan ... " Goreng.... Goreng...goreng tahu... "
Persis seirama dengan suara lantang bocah lelaki hitam tengil yang berjalan kaki tanpa alas kaki mengitari kampung Pisang, di pinggir kota Padang empat puluh lima tahun lalu. Lelaki itu aku....
Dalam situasi dan keadaan berbeda, Nia sang korban melakukan hal yang dengan aku. Nia berjualan dengan tekad mengumpulkan uang untuk bisa menduduki bangku kuliah, cita cita nya sederhana mulya, menjadi guru sekolah dasar. Ia berjuang untuk bisa kuliah minimal pada Diploma Dua Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Beda zaman memang, tapi tekad kami sama... Ingin merubah hidup mengangkat harkat martabat diri dan keluarga.
Jika aku berjualan gorengan dengan tekad untuk bisa membeli mesin ketik bekas, Nia berkeinginan untuk membeli laptop bekas. Sebuah impian sederhana yang begitu sulit bagi kami orang tak punya.
Di sana mungkin bagi orang berada tak ada harga.
Menjajakan gorengan dengan keuntungan ratusan rupiah mungkin perlu waktu untuk hanya mendapatkan uang ratusan ribu atau sejuta. Tapi Nia melakoni nya dengan ikhlas sambil terus berdoa Allah membukakan jalan cita cita nya.
Bandingkan usaha kerasnya dengan anak anak anda zaman sekarang yang hanya bisa memaksa orang tua untuk memenuhi keinginan mereka, bahkan fasilitas lengkap di rumah mungkin tak disentuh.
Tragis.. tetiba impian Nia sirna seketika, ketika manusia biadab menerkam nya tak berprikemanusian, merudapaksa sampai menghilangkan nyawa nya. Menguburnya tanpa busana seperti bangkai tikus.
Ini benar benar gila, benar benar tak beradab.Entah setan apa yang merasuki pelaku tak berotak itu.
Berita menyebar seketika, aku benar benar emosi membaca nya.. naluri jahanam ku terpancing : aku marah. Ingin aku mengkisas pelaku dengan memotong kepala nya.