By : Suhatman PisangÂ
Cerita demi cerita yang Denai sampaikan pada Cucu bernama Cucuku Perdana,kiranya membekas padanya . Seperti ingat semua. Termasuk cerita Denai soal sarang burung Tempoa.Â
Cerita sarang burung Tempoa,Denai mulai dengan pepatah Minang " Kalau lah tidak palang kepalang tidaklah mungkin Tempoa bersarang rendah " kira kira terjemahannya : jika tidak ada sebab yang berat tak akan ada burung Tempoa membuat sarang di tempat yang rendah.
Artinya burung Tempoa itu selalu akan membuat sarang pada tempat yang tinggi.
Sarang burung Tempoa itu terbuat dari daun atau rerumput bisa juga daun padi yang sudah sangat kering . Tapi burung itu tahu mencari yang kuat yang akan di buat sarang.Â
Dari bahan itu, akan terbentuk rumah yang oval biasanya berukuran sekitar kepala orang dewasa ujungnya ada pengait seperti ekor yang akan menggantungkan ke dahan pohon.Â
Di kampung Denai, biasanya Tempoa akan menggantungkan sarangnya di pohon kelapa tertinggi, dan satu pohon kelapa biasanya akan banyak bergantung bisa mencapai tiga puluh buah sarang .Â
Saat Denai bercerita Cucuku Perdana sangat antusias.Â
Dalam satu kesempatan saat Denai ajak Cucu pulang kampuang . Dia penasaran , diajaknya Denai melihat sarang burung Tempoa . Denai mencari cari sampai ke kampung sebelah, bahkan ke nagari lain . Sarang itu tak terkilahat lagi.Â
Pohon tinggi sudah rubuh, berganti tiang beton bangunan.Â