Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Larut dalam Mihrab Cintanya Habiburrahman El Shirazy

12 September 2023   14:27 Diperbarui: 12 September 2023   14:35 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku Larut dalam Mihrab Cintanya Habiburrahman El Shirazy 

Cing Ato

#SarapanPagidenganMenulis

Selasa, 12 September 2023 sebagai mana biasa aku datang ke madrasah bersama pagi. Selesai absen Pusaka dan finger print aku langsung meluncur ke tempat spesial ruang UKS. Sejak habis masa cutiku aku masuk kembali ke madrasah untuk melaksanakan kewajibanku sebagai seorang pendidik. Oleh madrasah aku ditempatkan di ruang UKS agar jika aku lelah bisa istirahat rebahan. Maklum sejak subuh aku selalu bermesraan dengan kursi roda.

Hari ini aku masuk setelah istirahat pertama, waktu luang ini sering aku gunakan untuk membaca, menulis, dan membuat administrasi. Kali ini sebelum sarapan aku mencoba membaca bagian ke dua novel dari Habiburrahman El shirazy dengan judul Dalam Mihrab Cinta. Hari ini aku baca tuntas dalam satu waktu. Kebetulan hanya 39 halaman. Memang kalau membaca buku cerita paling asik sampai tuntas membaca dalam satu waktu.

Sepertinya kisah ini sudah di filmkan dan kebetulan aku pernah menontonnya di stasiun televisi swasta. Dalam novel ini mengisahkan tentang bagaimana dahsyatnya sebuah fitnah yang berujung sangat merugikan orang yang difitnah. Maka itu, Rasulullah bersabda tentang bagaimana dahsyatnya efek dari fitnah."Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan." Fitnah ada di mana -mana. Bahkan, di sebuah pesantren pun tak lepas dari fitnah. 

Habiburrahman menggambarkan sebuah pesantren yang di dalamnya ada fitnah. Sementara ia menggambarkan bagaimana orang di sekelilingnya tertipu oleh fitnah. Bukan saja di lingkungan pesantren bahkan keluarga orang yang difitnah pun termakan pula.

Terus bagaimana dengan kondisi psikis orang yang difitnah. Tentunya serba kemungkinan, mungkin tetap baik lagi tegar dan mungkin hancur. Itulah kehidupan penuh misteri dan lika-liku. Namun, jika kuat menghadapinya. Kebenaran lambat-laun akan terungkap sesuai dengan skenario Sang Maha kuasa.

Begitulah yang dialami Syamsul di pondok pesantren. Ia difitnah oleh Burhan teman santrinya. Burhan menjebak Syamsul untuk mengambilkan uang di lemarinya. Kebetulan sudah beberapa hari uang para santri banyak yang hilang dan malingnya belum bisa tertangkap. Sebenarnya semua itu ulah Burhan dalam rangka menghilangkan jejak perbuatannya.

Dibuatlah skanario yang membuat orang percaya akan skanario Burhan. Syamsul akhirnya dihukum dengan cara digunduli kepalanya dan diberhentikan dengan tidak hormat. Semua menyalahkan Syamsul termasuk keluarganya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun