Cin Ato
#SarapanPagidenganMenulis
Pernahkah kita membaca atau mendengar orang berkata "Hidup ini adalah misteri." Artinya tidak ada yang mengetahui tentang kehidupan ke depan. Â Mau seperti apa kita ke depan, hal itu masih misteri.
Termasuk masih misteri tentang kegagalan dalam menjalankan kehidupan ini. Kita ketahui hidup ini tidak lurus laksana mistar. Pasti kita akan berhadapan dengan kegagalan. Kalau kata orang pintar kegagalan itu sebenarnya tidak ada, yang ada hanya ketiadaan kesuksesan. Sama halnya orang berkata gelap itu sebenarnya tidak ada, yang ada hanya ketiadaan cahaya.
Kegagalan merupakan sesuatu yang indah, orang yang tidak pernah gagal mereka tidak akan merasakan nikmatnya kehidupan. Menurut hemat penulis kegagalan merupakan nikmat pemberian dari Tuhan.
Dari kegagalan kita diajarkan tentang kesemangatan, kebangkitan, kekuatan, dan lain-lainnya.
Mungkin di antara kita ada yang pernah gagal, entah gagal dalam pendidikan, bisnis, rumah tangga, dan atau kegagalan kita dalam ketaatan kepada Tuhan alam semesta.
Kegagalan itu koma bukan titik. Artinya masih ada kata atau kalimat sambungnya, yaitu bangkit semangat untuk berusaha mencoba lagi. Kesuksesan itu bukan diukur dari seberapa jumlah kegagalan. Tetapi seberapa besar nilai kebangkitannya itu.
Kegagalan bukan akhir segalanya, masih ada sesuatu hal, yaitu bangkit untuk memulai lagi dari nol atau memperbaiki dari kesalahan masa silam yang menyimpang. Maka, dalam bahasa agama adalah Taubat (Kembali kepada keinginan Tuhan). Â
Tuhan Maha Tahu tentang makhluknya, maka itu,Tuhan memberikan solusi dari kegagalan seorang hamba dalam taat kepada-Nya. Dengan cara bangkit memperbaiki diri menjadi seorang hamba yang taat kepada keinginan-Nya.
Kegagalan merupakan sebuah proses yang panjang. Mungkin kita bisa bercermin kepada Thomas Alva Edison penemu lampu pijar. Untuk sampai kepada lampu pijar itu menyala, beliau membutuhkan kegagalan yang berulang kali.